Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Madura

Tradisi Toron Warga Madura Jelang Idul Adha, Gelombang Kendaraan Padati Jembatan Suramadu

H-2 Idul Adha, Kepadatan arus lalu lintas (lalin) di Jembatan Suramadu mulai ramai oleh warga Madura yang toron atau pulang kampung jelang Lebaran Kur

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/ahmad faisol
Tradisi Toron - Jembatan Suramadu dipadati kendaraan warga Madura yang pulang kampung pada H-2 Idul Adha, Sabtu (15/6/2024) malam. 

Sedangkan Pondok Gontor memutuskan perayaan Idul Adha pada Minggu, 16 Juni 2024. Juga tentu dibarengi sehari sebelumnya, puasa Araffah.

Salah satu sunnah yang berkaitan erat dengan ibadah haji dan Idul Adha adalah puasa Arafah. Puasa Arafah dilaksanakan sehari sebelum Idul Adha, yaitu pada 9 Dzulhijjah.

Puasa ini dinamakan dengan puasa Arafah karena dilaksanakan bersamaan dengan jamaah haji yang sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah. 

Suasana Santri Pondok Modern Darussalam Gontor saat mau ke masjid Gontor
Suasana Santri Pondok Modern Darussalam Gontor saat mau ke masjid Gontor (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

Menurut jumhur ulama, hukum melaksanakan puasa ini adalah sunnah bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan haji.

Di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), puasa Arafah akan dilaksanakan bertepatan dengan 15 Juni 2024 dan shalat Idul Adha akan dilaksanakan bertepatan dengan 16 Juni 2024. 

“Hal ini sebagaimana ijtihad dan keputusan Pimpinan PMDG (Pondok Modern Darussalam Gontor) dalam penetapan waktu puasa Arafah dan Hari Raya Idul Adha,” ungkap humas Pondok Modern Darussalam Gontor, Riza Ashari, Jumat (14/6/2024).

Riza menjelaskan bahwa ijtihad dan keputusan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor ini ijtihad dan keputusan Pimpinan mengikuti penetapan waktu pelaksanaan ibadah haji di Mekkah.

Riza mengaku Idul Adha merupakan hari raya yang jatuh pada 10 Dzulhijjah dan terkait erat dengan sirah Nabi Ibrahim yang mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya sendiri, Nabi Ismail. 

Sebagaimana Hari Raya Idul Fitri yang terikat erat dengan bulan Ramadhan, Hari Raya Kurban tak dapat terpisahkan dengan pelaksanaan ibadah haji di Makkah. 

Rentetan ibadah haji sendiri, seperti melempar jumrah, merupakan sebuah napak tilas dari perjalanan Nabi Ibrahim dalam membuktikan kepatuhannya pada Allah SWT.

Bagi Gontor, Hari Raya Kurban merupakan momentum untuk melatih berkurban, baik secara materi maupun sprituil. Karena sejatinya yang diuji oleh Allah dalam ibadah kurban adalah kebersihan hati, ketaqwaan dan kepatuhan seorang Muslim pada Allah. 

“Di Gontor, momen Hari Raya Kurban benar-benar kita manfaatkan untuk mendidik untuk siap berkorban di kalangan santri. Bukan hanya mengorbankan harta, namun juga mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan ajaran nilai Gontor, berkurban tapi jangan jadi korban; berjuanglah dengan bondo, bahu, dan pikir,” tegasnta.

Pun, Pondok Modern Darussalam Gontor melatih santri untuk mengorbankan ego, kepentingan, dan fanatisme kesukuan, golongan, atau apapun yang dapat memecah belah persatuan umat Islam dan bangsa Indonesia.

Dalam rentetan Idul Adha di Gontor, PMDG setiap tahunnya mengelola dan menyalurkan hingga ratusan hewan kurban. Dalam pelaksanaannya, panitia kurban di Gontor terdiri dari santri dan Guru Gontor yang telah dilatih untuk mengelola hewan dan daging kurban secara efektif dan efisien. 

Berikut Pengumuman Maklumat Gontor :

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved