Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilkada Malang 2024

Muncul Wacana Duet Sanusi-Gunawan di Pilkada Malang 2024, Abdul Qodir: Sudah Terbangun Chemistry

Muncul wacana duet Sanusi-Gunawan di Pilkada Malang 2024, Abdul Qodir: Sudah terbangun chemistry, tak perlu PDKT lagi.

Penulis: Purwanto | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Purwanto
Kolase Sanusi (kiri) dan Gunawan Wibisono (kanan) saat mendaftar sebagai Bakal Calon Bupati Malang di DPC PDI Perjuangan Malang untuk Pilkada Malang 2024. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Purwanto

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kontestasi Pilkada Malang 2024 semakin dekat. 

Hingga saat ini, masih belum ada rekomendasi dari sejumlah partai untuk mengusung Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Malang. 

Hal tersebut terjadi juga di PDI Perjuangan (PDIP) Kabupaten Malang. 

Hanya dua sosok nama, yakni Bupati Malang, Sanusi, dan Anggota DPRD Provinsi Jatim, Gunawan Wibisono, yang mendaftar dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang. 

Seperti tahun 2020 ketika PDI Perjuangan memunculkan pasangan yang notabene sesama kader yaitu Sanusi dan Didik Gatot Subroto, pada Pilkada 2024 kali ini, berpotensi dejavu bagi PDI Perjuangan dalam mengusung Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang.

Tersiar kabar bahwa PDI Perjuangan akan mengusung Sanusi pada posisi N1, kemudian Gunawan pada posisi N2. 

Hal ini sangat memungkinkan bagi PDI Perjuangan untuk mengusung pasangan calon sendiri, mengingat perolehan 13 kursi di parlemen. 

Dengan perolehan kursi itu, sudah lebih dari cukup memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon sendiri dalam Pilkada Malang 2024.

Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Abdul Qodir menyampaikan, sah-sah saja bila publik memunculkan wacana yang menginginkan pasangan Sanusi dan Gunawan di Pilkada Malang 2024. 

Baca juga: Alasan Abah Gun Bulatkan Tekad Maju di Pilkada Malang 2024, Ungkap Hubungan dengan Sanusi

Menurutnya, di era demokrasi terbuka ini, segala hal bisa terjadi, tidak dalam hitungan hari, tapi detik.

"Kalau dari sudut pandang saya, apabila pasangan ini terwujud, bakal banyak keunggulan, mengingat secara emosional kedua tokoh ini sudah terbentuk jauh sebelum keduanya terjun ke dunia politik praktis," terang Abdul Qodir, Kamis (20/6/2024). 

"Hubungan emosional ini penting, karena tak sedikit dari pasangan kepala daerah dan wakilnya hanya harmonis di awal pemilihan saja, lalu retak dalam perjalanannya disebabkan karena dominasi egosentris yang dimiliki satu sama lain," kata Abdul Qodir

Abdul Qodir mengungkapkan, jika hubungan kepala daerah dan wakilnya tidak harmonis, maka stabilitas politik juga akan terganggu. 

Kemudian, ketika stabilitas politik terganggu, maka secara otomatis lingkungan kerja juga terganggu, serba tidak nyaman.

Termasuk koordinasi pejabat bawahan juga akan berdampak oleh kondisi tersebut. 

Hal itupun pada akhirnya berdampak kepada pelayanan publik, sehingga hak-hak masyarakat tidak didapat secara maksimal.

"Beda kemudian apabila kepala daerah dan wakilnya secara emosional sudah terbangun chemistry seperti hubungan persahabatan Abah Sanusi dan Abah Gun (Gunawan Wibisono), gak perlu PDKT (pendekatan), langsung gas dan saya jamin keduanya tidak akan saling sikut kepentingan pragmatis," tegasnya Adeng, sapaan akrab Abdul Qodir

Bahkan Abdul Qodir cukup santai menanggapi ketika ditanya apakah PDI Perjuangan tidak khawatir jika benar-benar terwujud duet pasangan Sanusi-Gunawan dan mendapat stigma publik dengan persepsi Gondanglegisentris, maka bisa jadi ancaman serius, siapapun lawannya di pilkada nanti.

"Kalau soal itu dianggap ancaman oke, tapi jangan lupa kita ini hidup di dunia bukan di surga bos. Artinya apa? Di dunia ini jangan mimpi kita mendapat hal apapun yang sempurna, gak ada kesempurnaan itu kecuali judul lagunya Andra and The Backbone, termasuk pasangan Abah Sanusi dengan Abah Gunawan, saya tidak mengatakan sempurna, tapi pasangan ideal, yang belum ada ditemukan di pasangan manapun termasuk di daerah lain," ungkapnya.

Adeng mengatakan, meskipun muncul wacana menduetkan Sanusi dan Gunawan yang merupakan kader PDI Perjuangan, pihaknya tidak akan menutup pintu bagi partai lain yang ingin bergabung. 

"Pasangan ini kekuatannya pada hubungan persahabatan keduanya. Jadi tinggal membangun komunikasinya saja dengan teman-teman partai politik di luar PDI Perjuangan. Power sharing seperti apa dalam mengelola pemerintahan ke depannya," tutur Abdul Qodir

"Siapa bertanggung jawab soal apa dan siapa berbuat apa, tetap berlaku, sebab kalau pemerintahan mau sukses, kata kuncinya hanya satu, berbagi, ya berbagi peran juga berbagi kekuasaan, karena politik tidak bisa dilaksanakan orang per orang, namun tetap dalam koridor aturan hukum yang berlaku," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved