Berita Viral
Hasanudin Bangun Tembok di Akses Jalan karena Takut Tanah Diklaim, Pemdes Tak Mampu Sewa Rp 15 Juta
Kasus warga bangun tembok di akses jalan kembali terjadi. Kali ini hal tersebut terjadi di Desa Mandalasari, Kecamatan Puspahiang, Tasikmalaya
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kasus warga bangun tembok di akses jalan kembali terjadi.
Kali ini hal tersebut terjadi di Desa Mandalasari, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Penampakan jalan ditembok dan dipasangi pagar besi viral di media sosial.
Disebutkan jalan itu selama ini menjadi akses bagi warga desa di tiga dusun yakni Cikurantung, Mekarjaya, dan Sagulung.
Melansir dari Kompas.com, penembokan jalan dilakukan oleh salah seorang warga di depan rumahnya, karena ternyata jalan itu berstatus milik pribadi yang selama ini disewa pihak desa setempat.
Kepala Desa Mandalasari, Nurkomara Mahmud membenarkan adanya penembokan jalan tersebut, sehingga pejalan kaki pun tak bisa lewat.
"Betul, itu jalan yang ditembok milik pribadi warga bernama Hasanudin. Dulu, di lokasi itu ada longsor tebing dan menutup jalan milik desa."
"Karena tidak ada perbaikan, jalan saat itu dialihkan ke tanah milik warga itu," kata Nurkomara kepada wartawan di lokasi, Selasa (2/7/2024).
Baca juga: Mbah Suparman Bangun Tembok Tengah Jalan hingga Warga Ngamuk, Emosi Fisik Dihina, Tetangga: Ngotot
Nurkomara menambahkan, pengalihan jalan itu disepakati dengan perjanjian sewa kepada pemilik lahan seharga Rp 15 juta per tahun, dari dana desa.
Namun, pihak desa saat ini hanya mampu membayar Rp 5 juta per tahun, dan tak disepakati oleh pemilik lahan.
"Karena belum ada kata sepakat antara desa dan pemilik lahan sekarang, jadinya pemilik lahan menutup akses jalan itu," ujar Nurkomara.
Sementara itu, pihak pemilik tanah Cuncun Haerudin, mengaku sengaja memasang tembok di lahan miliknya tersebut.
Alasannya, jika dibiarkan terus dipakai jalan, keluarga khawatir nantinya akan diklaim bahwa tanah yang dipakai jalan itu adalah milik desa.
Padahal, selama ini tanah itu sudah tersertifikasi resmi, dan dulunya dipakai usaha keluarga menjual bensin eceran.
Baca juga: Akhir Masalah Pria Ponorogo Bangun Tembok di Akses Jalan Saudara, Kades Bahas Cekcok: Awalnya Sepele
"Awalnya, tanah milik kakak saya ini dipakai sebagai jalan karena jalan desa longsor."
"Saya sebagai kepala desa waktu itu melobi kakak saya sampai empat hari tidur di rumahnya, agar tanahnya mau dijadikan jalan dengan sewa Rp 30 juta."
"Sebenarnya Rp 15 juta dari BPBD dan Rp 15 juta dari desa. Namun, yang dibayar hanya dari desa saja," kata dia.
Cuncun menambahkan, tanah tersebut sepakat disewa saat itu, karena terdapat usaha pom bensin mini milik pemilik tanah.
"Jadi, saya juga membantu masyarakat melobi ke kakak saya agar lahan dipakai sebagai jalan, padahal waktu itu ada usaha pom mini milik kakak saya."
"Akhirnya diberikan dan dibongkar usahanya, namun setelah kepala desa baru hanya memberikan sewa Rp 5 juta enam bulan lalu."
"Karena Pemdes tak kunjung membayar sisanya, akhirnya kakak saya memutuskan untuk membangun tembok," kata dia.
Sementara itu, Kepala Polsek Puspahiang, Iptu Dedi Haryana, membenarkan kronologi penembokan jalan oleh pemilik lahan tersebut.
Penembokan mulai dilakukan pemilik lahan pada 30 Juni 2024 lalu. Kepolisian pun telah berkomunikasi dengan Pemerintah desa untuk segera bermusyawarah dengan pemilik tanah.
"Kami bersama Forum Pimpinan Kecamatan berusaha membangun komunikasi agar ada solusi terkait penutupan jalan ini. Karena yang harus dipikirkan adalah masyarakat banyak," kata Dedi.
Kasus Lain
Dalam kasus lainnya, warga Tanjungsari RW 02 layangkan aksi protes karena akses jalan yang memudahkan aktivitas mereka ditutup tembok oleh penghuni Perumahan Srondol Bumi Indah (SBI) Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik Semarang, Senin (20/11/2023).
Karena akses jalan itu ditutup, warga harus memutar dengan rute yang lebih jauh dan waktu tempuh lebih lama.
Pada tembok itu terdapat spanduk bertuliskan "akses jalan ini ditutup berdasarkan kesepakatan antara RW II dengan RW V yang dimediasikan Polrestabes Semarang pada 31 oktober 2023".
Pada permukiman itu terdapat sejumlah kos-kosan dan SD Bina Insani. Warga merasa dirugikan karena harus memutar melewati jalan lain jika akan beraktivitas. Tidak hanya itu banyak pengendara yang memutar arah lantaran akses jalan ditutup tembok.
Warga Tanjungsari Dwi Lestari mengaku akses jalan itu sudah ada sejak lama. Warga dimudahkan beraktivitas jika melewati jalan tersebut.
"Sekarang kalau mau ke puskesmas harus memutar terlebih dahulu," ujarnya.
Dia tidak tahu kenapa akses jalan itu ditutup oleh warga perumahan Srondol Bumi Indah.
Baca juga: Pria Ponorogo yang Bangun Tembok di Jalan Minta Maaf, Tegas Meski Dihubungi Jokowi, Tidak Berdamai
Dirinya mengaku terkejut ketika akses jalan itu sudah tertutup tembok.
"Saya tidak tahu tiba-tiba jalan sudah ditutup tembok aja," tuturnya.
Dikatakannya, pemukiman di tempatnya sudah ada sebelum didirikan perumahan Srondol Bumi Indah. Bahkan dirinya sudah menjadi warga di kampungnya sebelum ada SBI.
Terkait spanduk tertempel di tembok adanya mediasi warga tidak tahu menahu. Warga baru tahu setelah jalan itu ditutup tembok.
"Kami tidak tahu adanya mediasi. Tahu-tahu warga mau lewat sudah tertutup tembok," kata dia.
Dwi menerangkan jalan tersebut juga merupakan akses siswa berangkat sekolah Bina Insani. Masyarakat juga memanfaatkan jalan itu untuk beraktivitas.
"Bahkan Gojek lewatnya jalan sini. Kami berharap jalan itu dibuka kembali," tuturnya.
Baca juga: Nasib Warga Patungan Rp 166 Juta untuk Cor Jalan Rusak, Tolak Talangan Kades, Pemdes: Milik Pribadi
Sementara itu, perwakilan SD Bina Insani, Didas Turijanarko mengaku selama ini siswa melawati jalan tersebut untuk menuju akses ke sekolah.
Akses jalan itupun sangat bermanfaat bagi siswanya.
"Kalau akses jalan ini dibuka orang tua yang akan menjemput sekolah agak longgar. Kalau akses ini ditutup kami kesulitan baik mau masuk atau keluar sekolahan," imbuhnya.
Didas mengaku selama ini telah izin pihak perumahan SBI untuk dijadikan akses sekolah Bina Insani. Pihaknya telah diizinkan sejak tahun 2005.
"Bahkan kami sudah pasang papan arah. Kami juga sudah izin pasang papan arah baik melalui pintu ini dan yang satunya," ujarnya.
Menurutnya, selama ini sekolahnya sangat mudah dijangkau oleh masyarakat. Namun semenjak akses dari perumahan SBI ditutup arus lalu lintas menuju sekolah tersendat.
"Mau menuju ke sini (sekolah) kesulitan. Orang tua sempat kecilik saat akan ke sekolah. Tidak hanya itu warga juga kesulitan sejak jalan ini ditembok pada Senin (13/11/2023) lalu," tandasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
warga bangun tembok di akses jalan
Kabupaten Tasikmalaya
Desa Mandalasari
berita viral
viral di media sosial
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Kekayaan Menpar Widiyanti yang Viral Minta Air Galon untuk Mandi saat Dinas, Dikenal Menteri Tajir |
![]() |
---|
Imbas Pengguna Parkir Mobil Kena Tarif Rp 1,2 Juta, Bandara Klarifikasi, Ingatkan Fasilitas Inap |
![]() |
---|
Muncul Isu BSU Rp600.000 Bakal Dicairkan Kembali di Bulan September 2025, ini Info Resminya |
![]() |
---|
Dijanjikan Dapat Bantuan, Mbah Welas Nangis Merana usai Foto Diminta Berpose Lusuh dan Miskin |
![]() |
---|
Karyawan Zaskia Adya Mecca Diinjak Pengendara saat Antar Kala Sekolah, Pelaku Ngaku 'Anggota 30' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.