Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Gresik

Menilik Tradisi Grebeg Suro Kawruh Sedulur Sejati di Gresik, Nasi Kebuli Jadi Kekhasan Acara

Menilik Tradisi Grebeg Suro Kawruh Sedulur Sejati di Gresik, nasi kebuli jadi kekhasan acara. Terdapat pula gunungan hasil bumi.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Grebeg Suro Kawruh Sedulur Sejati di Wonokerto Dukun Gresik, Selasa (9/7/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur, menggelar tradisi Grebeg Suro Kawruh Sedulur Sejati, di selasar Langgar Kahuripan, Desa Wonokerto, Kecamatan Dukun, Gresik, Selasa (9/7/2024).

Tradisi ini adalah sebuah perkumpulan yang mewadahi dan melestarikan keluhuran tradisi Jawa, memperingati tanggal 1 Suro 1958 Tahun Jawa berdasarkan kalender Sultan Agung, yang bertepatan dengan 2 Muharram 1446 Hijirah dengan menggelar Grebeg Suro.

Grebeg Suro di Desa Wonokerto, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, diikuti oleh ratusan warga desa setempat hingga dihadiri oleh warga dari luar desa.

"Grebeg Suro yang kami selenggarakan ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2002, namun masih kecil-kecilan. Mulai dari hanya mengundang teman dekat, lalu tempatnyapun berpindah-pindah, kemudian tahun berikutnya ngundang tetangga," terang Ki Imron, pemangku Kawruh Sedulur Sejati

Dikatakan Ki Imron, sejak tahun 2021, seorang teman mengusulkan agar penyelenggaraan Grebeg Suro dilaksanakan di halaman luar rumah, serta mengundang lebih banyak warga.

"Dari usul seorang teman ini, kemudian muncul ide mengundang warga agak banyak, sebab dirinya siap menyumbang kambing untuk acara. Nah, janji teman ini alhamdulillah istiqomah hingga tahun ke-4 acara Grebeg Suro," sambungnya.

Walau hanya dengan getok tular, ngajak dari mulut ke mulut, menyebarkan poster digital melalui grup WhatsApp (WA) ke sesama pelestari budaya di Gresik dan Lamongan, acara Grebeg Suro 2024 berlangsung sangat meriah.

Tak hanya itu, Kawruh Sedulur Sejati juga menyediakan nasi kebuli sebagai kekhasan acara Grebeg Suro.

Selain itu, terdapat pula gunungan hasil bumi warga Desa Wonokerto.

Baca juga: Meriahnya Larung Sesaji 1 Suro di Pantai Serang Blitar, Bupati Mak Rini Ikut Berebut Gunungan

"Alhamdulillah warga sudah terbiasa tanpa undangan jika mendengar kabar Grebeg Suro pasti ingat nasi kebulinya dan juga sudi hadir. Acara kami dan teman-teman yang tergabung dalam Kawruh Sedulur Sejati ini untuk merawat budaya," katanya lagi.

Di samping merawat budaya, Ki Imron menjelaskan, Grebeg Suro juga mengingatkan peristiwa penting tentang pengislaman di tanah Jawa oleh Kanjeng Sunan Bonang di Alun-alun Masjid Agung Demak pada sekitar abad 15.

"Sejak beliau (Sunan Bonang) diangkat menjadi imam besar di masjid tersebut menggantikan mertuanya yaitu Ki Gede Karang Kemuning, saat itu beliau membuat tumpeng raksasa yang diletakkan di halaman masjid sebelum tumpeng tersebut dibagikan," ungkapnya.

Kemudian, sambung Ki Imron, saat itu warga yang berharap berkahnya terlebih dulu warga mengucapkan dua kalimat syahadat atau syahadatain yang kemudian berubah menjadi sekaten.

"Namun istilah sekaten saat ini mungkin tidak relevan lagi , karena warga di Desa Wonokerto ini sudah Islam semua, jadi yang kami ambil dari peristiwa tersebut tinggal Grebeg Suro saja yang masih relevan. Karena rutin kami adakan tiap tahun," jelasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved