Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Internasional

Pantas Tak ada Nama Palestina, Google Bela Diri Bantah Hapus dari Maps, Cuma Muncul Gaza dan Rafah

Berdasarkan penelusuran, jika dilihat dari Google Maps, tidak mencari negara Palestina, tidak akan ada nama Palestina yang merujuk pada sebuah negara

Editor: Torik Aqua
Google Maps
Google bela diri saat dituding hapus negara Palestina dari Maps, singgung soal sejarah 

Seorang juru bicara Google mengatakan kepada AFP melalui email pada 9 Juli 2024, pihaknya tidak mengubah cara 'Palestina' digambarkan di Google Maps.

Mereka mengatakan pencarian 'Palestina' di Google Maps akan menunjukkan peta wilayah tersebut dengan label untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, tetapi karena tidak ada konsensus yang jelas di antara badan-badan internasional tentang wilayahnya, mereka tidak dapat menunjukkan dan memberi label perbatasannya dengan akurat saat ini.

Mereka juga mengatakan bahwa Google berkomitmen untuk secara objektif menampilkan wilayah yang disengketakan pada petanya, yang dilakukannya dengan berkonsultasi pada data dari otoritas kartografi global dan menampilkan setiap perbatasan yang disengketakan sebagai garis abu-abu putus-putus.

Christine Leuenberger, dosen senior di Universitas Cornell yang mengkhususkan diri dalam sejarah dan sosiologi kartografi di Israel dan wilayah Palestina, mengatakan kepada AFP melalui email pada 21 Juli 2020.

"Kata Palestina tidak akan pernah ada di peta-peta ini -- paling-paling hanya istilah Tepi Barat dan Gaza," jelasnya dikutip dari AFP.

"Pada peta, nama 'Palestina' biasanya dikaitkan dengan Palestina historis sebelum berdirinya negara Israel dan tidak digunakan di media berita utama di Barat."

"Biasanya wilayah Palestina ditandai dengan garis demarkasi yang terputus-putus, yang menandakan wilayah yang disengketakan dan wilayah (Gaza dan Tepi Barat) tetap tidak disebutkan namanya. Sebaliknya, wilayah tersebut digambarkan dengan garis demarkasi yang terputus-putus dan juga diberi label 'Tepi Barat' dan 'Gaza'."

Adapun mayoritas negara anggota PBB mengakui negara Palestina, di antaranya mencakup sebagian besar negara Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Asia, tetapi tidak termasuk Amerika Serikat, Kanada, lalu sebagian besar Eropa Barat, Australia, Jepang, atau Korea Selatan.

Perang tersebut dipicu oleh serangan kelompok militan Palestina Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.

Serangan militer Israel melakukan balasan dengan menewaskan sedikitnya 38.200 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang diperintah Hamas tersebut.

Kecaman Indonesia

Indonesia menolak keras niatan Israel yang ingin menghapus Palestina dari peta dunia.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsudi saat menghadiri debat terbuka Dewan Keamanan (DK PBB) di New York, Selasa (23/01/2024).

Diketahui pada tanggal 18 Januari, Perdana Menteri Netanyahu secara terbuka menyatakan dia tidak akan mengizinkan Palestina ada. 

"Indonesia menolak keras pernyataan tersebut. Pernyataan ini tidak dapat diterima. Hal ini menegaskan tujuan akhir Israel untuk menghapus Palestina dari peta dunia," tutur Menlu Retno. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved