Usai Didemo Ratusan Siswa SD, Tugas Kepala Sekolah SDN Taddan 2 Sampang Diganti Pelaksana Harian

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hanggara Pratama 

TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Buntut dari seluruh siswa SDN Taddan 2 Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura mogok sekolah, kini kepala sekolah di lembaga sekolah setempat diganti Pelaksana Harian (Plh) Selasa (16/7/2024).

Aksi mogok sekolah yang dilakukan sekitar 273 siswa, mulai dari kelas I - VI pada awal masuk pelajaran baru itu sebagai bentuk protes wali murid terhadap Kepsek sebelumnya inisial S sebab, tak kunjung mencairkan uang tabungan sampai waktu yang telah ditentukan.

Pergantian Kepsek dilakukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) setempat dan masa kerja Plh Kepsek yakni, Jumilah Arif mulai berlaku hari ini, Selasa (16/7/2024). Sedangkan S mantan Kepsek Taddan 2 tengah dievaluasi.

Plh Kepsek Taddan 2, Jumilah Arif mengatakan bahwa, di hari kedua hari aktif pasca liburan kenaikan kelas, seluruh siswa telah masuk sekolah kembali, alias tidak melakukan mogok sekolah.

Sebab, pergantian Kepsek memang sebelumnya diinginkan para wali murid sekaligus warga mengingat terjadinya polemik uang tabungan yang tak kunjung cair.

Baca juga: Tabungan Siswa SDN di Sumenep Diduga Digelapkan, Wali Murid Laporkan Sekolah ke Polisi

"Tadi pagi warga telah menunggu kedatangan Plh (menyambut), mereka antusias menyekolahkan anaknya," ujarnya, Selasa (16/7/2024).

Perempuan yang juga sebagai Kepsek UPTD SDN Taddan 1 tersebut juga berjanji akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap SDN Taddan 2 demi kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

"Untuk uang tabungan siswa telah dikembalikan senin kemarin. Mudah-mudahan SDN Taddan 2 terus kondusif," pungkasnya. 

Untuk diketahui, uang tabungan milik siswa sebelumnya dikabarkan dititipkan ke salah satu perusahaan travel haji di Pamekasan, Madura oleh mantan Kepsek Taddan 2 inisial S. Sehingga membuat pencairan kepada siswa tidak pada waktu yang semestinya

Baca juga: Pilu SDN 1 Bajang Ponorogo Dikepung Sekolah Swasta, Dulu Muridnya Ratusan, Kini Tak Dapat Siswa Baru