Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Nekat Merantau Tempuh 52 Jam Demi Jualan Bendera Agustusan, Iwan Berhasil Raup Rp12 Juta Sebulan

Iwan jauh-jauh merantau dari Kota Bandung, untuk menjajakan dagangannya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun-Timur.com
Iwan rela merantau demi jualan bendera, bisa dapat Rp12 juta sebulan 

TRIBUNJATIM.COM - Masyarakat sebentar lagi akan merayakan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Momen ini dimanfaatkan banyak orang untuk menjual bendera merah putih dan umbul-umbul khas perayaan 17 Agustus.

Seperti Iwan (49) yang jauh-jauh merantau dari Kota Bandung, untuk menjajakan dagangannya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Iwan mengakui, ia sudah hampir delapan tahun datang ke Bone khusus untuk jualan bendera merah putih dan umbul-umbul.

"Setiap jelang 17 Agustus datang ke sini. Sudah hampir delapan tahun kayaknya karena dari tahun 2016," tuturnya.

"Di Bone saya ngontrak rumah," akunya saat ditemui Tribun Timur, Minggu (28/7/2024).

"Kalau pendapatan itu kadang dalam sehari Rp100 ribu kadang juga Rp200 ribu, tidak menentu," sambungnya. 

Ia mengungkapkan, pembeli biasanya akan membludak pada H-7 perayaan HUT 17 Agustus. 

"Tujuh hari sebelum pengibaran bendera banyak mi yang datang membeli, biasa dapat untung itu Rp1 juta dalam sehari," beber Iwan.

Dikatakan, ia sudah berada di Bone selama seminggu.

Selama satu minggu ini, ia mengaku sudah berhasil menjual bendera lima kodi atau 100 lembar. 

"Harganya itu ada yang Rp60 ribu satu pasang, Rp80 ribu untuk ukuran tiga meter."

"Ada juga aksesoris 17 Agustus harganya Rp10 ribu satu," jelasnya.

Ia mengaku tidak menetap di Bone.

Baca juga: Suami Kena Stroke, Mbah Kasih Keliling Cari Nafkah Jualan Kerupuk Cuma Ambil Untung Rp1000

Dirinya menempuh perjalanan laut dari Bandung ke Bone sejauh 1.637,8 kilometer atau sekitar 52 jam. 

"Yang ikut ke sini tidak ada, anak dan istri ada di Bandung. Nanti saya pulang kalau lepas 17 Agustus," ucap iwan.

Di Kota Bone, Iwan menjajakan dagangannya di pinggir Jalan Jendral Sudirman (Dekat Toko Oriental), Kecamatan Tanete Riattang.

Bendera dan umbul-umbul ia ikat di antara dua pohon.

"Mulai berjualan biasa jam pagi, sekitar jam 09 00 WITA. Baru pulang biasa sekitar jam 19.00 WITA malam, menggunakan motor untuk membawa barangnya." ujarnya.

"Kalau untuk motor saya pinjam sesama orang Bandung yang tinggal di sini."

"Karena kan memang setiap tahun berjualan. Jadi sudah saling kenal," jelas Iwan.

Potret Iwan dan jualan benderanya di Jalan Jendral Sudirman
Potret Iwan dan jualan benderanya di Jalan Jendral Sudirman (via Tribun-Timur.com)

Dari pantauan Tribun Timur, aneka jenis ornamen khas 17 Agustus dijajakan Iwan kepada pembeli.

Mulai dari bendera merah putih, umbul-umbul, sampai ucapan selamat Dirgahayu RI yang biasa dipasang di depan pintu masuk gerbang.

Pendapatan dari penjualan bendera merah putih dan umbul-umbul yang didapatkan Iwan juga tak main-main.

Dalam sebulan, omset bersih yang ia dapat bisa mencapai Rp12 juta.

"Satu bulan biasa Rp12 juta. Kadang ada dari instansi seperti kelurahan langsung beli banyak. Nanti dikasih ke warganya," bebernya.

Namun penghasilan ini menurut Iwan belum cukup bagi kebutuhannya.

"Kalau di bilang cukup, tidak, tapi dicukupkan saja. Karena kan banyak tanggungan," tandas Iwan.

Baca juga: Senyum Penjual Ikat Pinggang Diberi Driver Ojol Rp 50 Ribu, Sempat Nangis Kelaparan usai Uang Dicuri

Hal serupa juga dilakukan oleh Sholihin (46).

Pria asal Kabupaten Garut, Jawa Barat, ini rela merantau jauh ke Topoyo Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, demi sesuap nasi.

Sholihin berada di Bumi Lallatassira untuk jualan bendera merah putih dan pernah-pernik kemerdekaan.

"Modal pesawat aja mas," bebernya kepada Tribun-Sulbar.com, Senin (29/7/2024).

Di Mamuju Tengah, ia numpang di kos keluarganya untuk sekedar tidur.

Selama di rantau, dirinya menghemat pengeluaran.

"Makan seadanya Mas, untuk hemat biaya," ujarnya.

Sholihin (46), pedagang bendera musiman asal Garut, Jawa Barat, saat mengemasi bendera dagangannya
Sholihin (46), pedagang bendera musiman asal Garut, Jawa Barat, saat mengemasi bendera dagangannya (Tribun Sulbar/Sandi Anugrah)

Ayah dari emapt anak ini mengaku, setiap tahun keluar daerah merantau.

Hal itu dilakukan lantaran hasil penjualan di rantau lebih menjanjikan ketimbang di daerahnya sendiri.

Ia menyebut, banyak pengrajin bendera di Garut, sehingga harganya murah.

Oleh karena itu, meski penghasilan tak menentu, dirinya lebih memilih merantau berjualan bendera.

Di Mamuju Tengah, ia melapak dagangannya di samping Tugu Benteng Kayu Mangiwang, Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Sejak seminggu kedatangannya di Mamuju Tengah, ia mengaku pembeli masih sepi.

"Hanya satu dua orang yang datang, paling tidak saat ini bisa menutupi uang makan," akunya.

Baca juga: Tak Ada Uang untuk Beli Gerobak, Bubun Semangat Jualan Es Cendol Dawet Rp2500 Pakai Ember Bekas.

Menurutnya, pembeli ramai menjelang dua minggu hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Ia berharap, dagangannya laris sehingga dapat membawa pulang uang untuk keperluan anak istrinya. 

Terlihat, Sholihin menjual berbagai macam jenis bendera.

Mulai dari bendera merah putih, umbul-umbul hingga aksesoris bendera dan background merah putih untuk keperluan kantor.

Harganya juga bervariasi, dijual mulai harga Rp10 ribu hingga Rp500 ribu

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved