Viral Internasional
Anak Tewas dalam Perang, Orangtua Israel Ingin Ambil Sperma Sang Putra demi Punya Cucu, ‘Misi Hidup’
Orang tua di Israel ingin mengambil sperma putra mereka yang gugur di medan perang lantaran ingin punya cucu.
Menurut data Kementerian Kesehatan Israel, sejak 7 Oktober itu, hampir 170 pria muda – baik warga sipil maupun tentara telah diambil spermanya. Jumlah itu 15 kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Proses Pengambilan Sperma dan Pembuahan
Prosesnya melibatkan pembuatan sayatan di testis dan mengeluarkan sepotong kecil jaringan, dari jaringan itu kemudian sel sperma hidup dapat diisolasi di laboratorium dan dibekukan.
Tingkat keberhasilan pengambilan sel sangat tinggi jika dilakukan dalam waktu 24 jam setelah kematian, meskipun sel itu dapat hidup hingga 72 jam.
Pada Oktober tahun lalu, Kementerian Kesehatan Israel mengesampingkan persyaratan bagi orangtua untuk mendapatkan perintah pengadilan untuk meminta prosedur tersebut. Angkatan Bersenjata Israel (atau IDF) mengatakan, pihaknya menjadi lebih proaktif dalam menawarkan bantuan kepada orangtua yang berduka dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun kini lebih mudah untuk membekukan sperma, para janda atau orangtua yang ingin menggunakan sperma itu untuk pembuahan harus membuktikan di pengadilan bahwa pria yang telah meninggal itu memang ingin memiliki anak. Proses ini bisa memakan waktu bertahun-tahun, terutama bagi orangtua yang berduka.
Orangtua pertama di Israel yang mengawetkan dan menggunakan sperma putra mereka yang telah meninggal adalah Rachel dan Yaakov Cohen. Menurut IDF, putra mereka, Keivan, ditembak mati penembak jitu Palestina pada tahun 2002 di Jalur Gaza.
Cucu perempuan mereka, Osher (seorang anak perampuan) – yang lahir dari sperma Keivan – kini berusia 10 tahun.
Rachel menggambarkan momen setelah kematian Keivan saat dia merasakan kehadiran putranya itu. “Saya pergi ke lemarinya. Saya ingin merasakan bau tubuhnya. Saya bahkan mencium bau sepatunya,” katanya.
“Dia berbicara kepada saya melalui fotonya. Dia meminta saya untuk memastikan dia punya anak.”
Rachel mengatakan, mereka “menghadapi begitu banyak penentangan”, namun akhirnya mendapatkan keputusan hukum yang inovatif, setelah itu dia pasang iklan untuk mencari calon ibu untuk anak dari putranya itu.
Irit – yang tidak menyebutkan nama belakangnya demi melindungi privasi keluarga – termasuk di antara puluhan perempuan yang memberikan tanggapan atas iklan Rachel.
Irit masih lajang. Dia mengatakan dirinya diperiksa oleh psikolog dan pekerja sosial, dan kemudian, dengan persetujuan pengadilan, memulai proses terapi kesuburan.
“Ada yang bilang kami sedang mengambil peran Tuhan. Saya rasa bukan itu masalahnya,” katanya.
Baca juga: Struktur Terowongan Hamas Bikin Tentara Israel Kebingungan, Tiba-tiba Menghilang Lalu Menyerang
“Ada perbedaan antara seorang anak yang mengetahui ayahnya dan anak yang dikandung melalui donasi dari bank sperma,” tambahnya.
Jangan Ucapkan Hamburger, Karaoke dan Ice Cream di Korea Utara, sudah Dilarang Kim Jong Un |
![]() |
---|
Jarang Komentar Soal iPhone, Bos ChatGPT Kini Kepincut Gadget Apple Keluaran Terbaru: Saya Inginkan |
![]() |
---|
Kisah Guru SD Bantu Murid Seberangi Sungai ke Sekolah Setiap Hari selama 19 Tahun |
![]() |
---|
Alasan Kim Jong-un Ajak Anak Perempuannya saat Kunjungan Kenegaraan ke China Diungkap Intel Korsel |
![]() |
---|
Sosok Sushila Karki, Perdana Menteri Nepal yang Terpilih setelah Menang Lewat Pemilu Via Discord |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.