Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Viral Nasional

Dulu Ikut Operasi Trikora, Sarno Nangis Tiap Hari karena Tinggali Bekas Kandang Ayam, Makan Dibantu

Inilah kisah Sarno (84), pria yang dulu pernah jadi anggota militer sukarela di era Presiden Soekarno. Sarno rupanya juga pernah ikut Operasi Trikora

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO
Dulu Ikut Operasi Trikora, Sarno Nangis Tiap Hari karena Tinggali Bekas Kandang Ayam, Makan Dibantu 

Melansir dari Intisari, Operasi Trikora dimulai pada bulan Desember 1961 dan berakhir pada bulan Agustus 1962.

Operasi ini berakhir dengan kekalahan militer Indonesia di beberapa daerah, tetapi berhasil memperoleh keuntungan politik bagi Indonesia.

Belanda akhirnya menyerahkan Irian Barat kepada UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) yang kemudian menyerahkannya kepada Indonesia.

Operasi Trikora terjadi karena konflik antara Indonesia dengan Belanda terkait perebutan Irian Barat.

Masalah ini bermula dari Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, pada 2 November 1949 terkait rencana pengakuan kedaulatan terhadap Indonesia oleh Kerajaan Belanda.

Masih terdapat satu persoalan penting yang belum disepakati, yakni mengenai status Irian Barat.

Baik Indonesia maupun Belanda merasa berhak atas wilayah di bagian timur Kepulauan Nusantara itu.

Baca juga: Salat Idul Adha Mencekam Kala Presiden Soekarno Jadi Target Pembunuhan, Sujud Jadi Penyelamat

Lantaran tidak dicapai titik temu, KMB memutuskan bahwa masalah Irian Barat akan diselesaikan dalam waktu setahun ke depan.

Namun, hingga 12 tahun berselang, persoalan itu belum juga dibahas lagi.

Belanda ternyata ingin menjadikan Irian Barat sebagai negara boneka.

Pada Februari 1961, Belanda mulai membentuk parlemen. Lalu, pada 19 Oktober 1961, dibentuk Komite Nasional Papua. Kekuatan militer Papua juga turut dibangun.

Departemen Penerangan RI merilis buku Irian Barat Daerah Kita (1962) yang di dalamnya terdapat bukti bahwa Belanda pernah melakukan “Pameran Bendera” (Vlagertoon) yang ternyata disertai kapal-kapal perang pada 4 April 1960.

Melihat hal ini, Presiden Sukarno dan para pejabat tinggi Indonesia tidak tinggal diam. Pada 6 Maret 1961, dibentuk Korps Tentara Kora-1.

Sebagai panglima komandonya adalah Mayor Jenderal Soeharto. Nama kesatuan ini beberapa kali mengalami perubahan, dari Tjadangan Umum Angkatan Darat (Tjaduad) hingga menjadi Komando Tjadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Baca juga: Sosok Pahlawan Trikora, Nasib Berubah Tragis seusai Peritiwa G30S, Dijatuhi Hukuman Mati

Tanggal 11 Desember 1961, pemerintah Indonesia juga membentuk Dewan Pertahanan Nasional (Depertan).

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved