Berita Viral
Pengakuan Kepsek usai Viral Gaji Guru SMK Rp250 Ribu Sebulan, Akui Sudah Fair: Realita Memang Segitu
Viral di media sosial cerita para guru di sebuah sekolah di Ende yang hanya digaji Rp 250 ribu perbulan, Kepsek akui sudah fair.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Belakangan viral video curhatan guru yang digaji hanya Rp 250 ribu setiap bulan.
Setelah video tersebut viral, kepala sekolah akhirnya buka suara.
Berawal dari tersebarnya, sebuah video yang menggambarkan sejumlah guru dari SMK Negeri 6 Ende, Nusa Tenggara Timur, yang mengaku mendapat gaji Rp 250.000 per bulan menyebar di jejaring media sosial.
Dalam video terlihat seorang guru mengenakan seragam putih biru menanyakan kepada rekannya soal upah yang mereka terima setiap bulan.
Salah seorang guru bernama Yani mengaku mendapat gaji Rp 250.000 per bulan.
Rekannya yang lain pun mengungkapkan hal serupa.
Menanggapi hal itu, Kepala SMK Negeri 6 Ende, Arsyad, membenarkan bahwa guru-guru tersebut merupakan para pengajar di sekolahnya.
"Benar bahwa video viral itu dari guru SMK Negeri 6 Ende," ujar Arsyad saat dihubungi, Selasa (6/8/2024), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Arsyad berujar mereka menyampaikan hal tersebut secara spontan dan tidak menyangka bakal viral di media sosial.
Meski begitu, kata Arsyad, apa yang disampaikan guru-guru honorer itu benar adanya.
Baca juga: Tak Hanya Aniaya Balita, Meita Irianty Perlakukan Guru Daycarenya Bak Pembantu, Beri Gaji Rp250 Ribu
"Realitasnya (gaji mereka) memang seperti itu," kata dia.
Arsyad menerangkan, besaran gaji guru honorer di sekolahnya bervariasi karena dihitung dari jumlah jam mata pelajaran yang mereka jalani.
Misalnya, kata Arsyad, seorang guru mengajar 20 jam sebulan, maka upah yang ia dapat Rp 400.000.
"Kalau dia hanya mengajar 10 jam otomatis dia hanya dapat Rp 200.000. Karena satu jam pelajaran itu dihargai Rp 20.000," sebut dia.

Arsyad menambahkan, SMK Negeri 6 Ende masih sangat terbatas dalam banyak hal.
Ditambah lagi, jumlah siswanya pun tidak banyak sehingga semuanya harus disesuaikan, termasuk dalam hal pemberian upah guru.
"Dan, besaran penghasilan itu merupakan kesepakatan bersama tidak ada ketetapan dari satu pihak. Dari awal kami sudah sampaikan," tegas dia.
Sementara itu, kisah seorang guru honorer lainnya bernama Pak Apip belakangan jadi sorotan setelah menceritakan nasibnya.
Apip guru honorer itu ternyata selama ini hanya dibayar Rp 300 ribu.
Bekerja sebagai tenaga pendidik honorer, Pak Apip enggan mendaftarkan diri sebagai pegawai negeri.
Hal tersebut lantaran dirinya merasa malu terhadap para saingannya yang punya status sekolah lebih tinggi.
Beberapa dari mereka bahkan berhasil mendapatkan gelar sarjana.
Akhirnya Apipudin, seorang guru honorer, kini telah memutuskan untuk pensiun dari pengabdiannya sebagai pendidik di sekolah dasar.
Dikenal akrab dengan sapaan Pak Apip, ia tinggal di Kampung Nyenang RT 4 RW 1, Desa Kalaparea, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Pria berusia 67 tahun ini memulai kariernya di SDN Anggarudin pada 2005 dan memutuskan pensiun pada pertengahan 2024 karena alasan kesehatan.
“Saya pensiun karena keinginan saya sendiri. Sekarang di rumah saja karena tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Kaki sudah lemas,” kata Apip saat ditemui awak media di rumahnya pada Selasa (16/7/2024) sore, seperti dikutip TribunJatim.com via Kompas.com, Kamis (18/7/2024).
Baca juga: Rela Keliling Jualan Kerupuk sebelum Ngajar, Guru Honorer Pilu Gajinya Tak Mampu Sekolahkan Anak
Bapak dari lima anak ini awalnya menerima gaji hanya Rp 300.000 per bulan.
Namun, seiring berjalannya waktu, penghasilannya meningkat meskipun tetap relatif kecil. Beberapa bulan sebelum pensiun, gajinya mencapai Rp 1,2 juta per bulan.
Meskipun penghasilan tidak besar, Apip tetap menyisihkan uangnya untuk merenovasi rumah.
“Dari uang hasil mengajar dikumpulkan untuk membangun rumah. Ada juga tambahan dari pinjaman,” ujar Pak Apip.
Selama 19 tahun menjadi guru, Apip tidak pernah mendaftar atau mengikuti tes seleksi CPNS dan PPPK.

Bukan tanpa alasan, Apip merasa minder karena hanya lulusan SMA sederajat, sementara banyak orang lain yang memiliki gelar sarjana.
“Belum pernah ikut seleksi CPNS dan PPPK karena minder dengan lulusan yang cuma SMA, sedangkan orang lain sarjana. Kalau keinginan mah ada, ingin jadi pegawai negeri,” ungkap Apip.
Kini, Pak Apip menghabiskan masa tuanya bersama sang istri di rumahnya.
Empat dari lima anaknya sudah berkeluarga, sementara putra bungsunya belum menikah.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Pengakuan Kepsek
gaji guru honorer
SMK Negeri 6 Ende
Kepala SMK Negeri 6 Ende
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Nyanyian Zafika Bocah SD yang Simpan Kegetiran Hidupnya, Keinginan Belajarnya Luar Biasa |
![]() |
---|
Tangis Pendeta Gereja Punya Utang Rp6 M Akan Disita Bank, Dibantu Gubernur |
![]() |
---|
Harga Tiket Film Merah Putih One For All Rp 17 Ribu, Tayang Duluan dari 200 Film yang Antre |
![]() |
---|
Alasan Suami di Berau Bunuh Istri Sedang Hamil dan Dua Anaknya, Firasat Jelek Kakek Benar |
![]() |
---|
Alasan Kopda Bazarsah Divonis Mati usai Tembak 3 Polisi Hingga Tewas saat Gerebek Sabung Ayam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.