Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Lurah Ditegur Wali Kota karena Tak Bisa Larang Warga Tutup Jalan Pakai Tembok: Saya Kurang Apa

Kasus penutupan jalan pakai tembok di rumah warga bernama Puji (49) di RW 09, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur kini menjadi sorotan Wali Kota.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI
Nasib Lurah Ditegur Wali Kota karena Tak Bisa Larang Warga Tutup Jalan Pakai Tembok: Saya Kurang Apa 

Bahkan, dalam mediasi keempat, Sukarya menegaskan bahwa pihaknya menghadirkan Kasatpel Citata Kramatjati dan Kasetpel Bina Marga Kramatjati.

“Saya susah empat kali gelar mediasi. Ya saya sih berdoa saja sama Allah SWT, kalau saya sudah menjalankan tugas. Apa ya, saya merasa, tugas saya sudah selesai,” tutur Sukarya.

“Saya itu sudah kurang apa? Empat kali rapat kan banyak. Kalau sekali saya cuekin, ya bolehlah saya dianggap lurah yang arogan. Sampai Ibu Puji menitipkan motor di kelurahan,” kata Sukarya.

Hanya saja, Sukarya mengakui, empat mediasi yang telah terselenggara juga tidak membuahkan hasil.

Sukarya menekankan, Kelurahan Cililitan tidak bisa melarang Sidik untuk menutup akses jalan.

Sebab, itu merupakan tanah pribadi keluarga MS yang telah diwariskan oleh ayahnya, mendiang MA alias Engkong A.

“Sebenarnya gini, jalan yang ditutup itu, ranah privatnya Pak MS. Ya walaupun memang ada unsur kemanusiaan di situ. Tapi kan, kalau dilihat dari cerita awalnya, itu kan ada jalan sebelumnya sebenarnya. Ya itu bisa difungsikan,” pungkas Sukarya.

Alasan Sidik Tutup Akses Jalan

Sukarya mengungkapkan, alasan Sidik menutup akses jalan di depan rumah Puji karena merasa bising.

Pasalnya, rumah Puji kerap dijadikan sebagai tempat rapat salah satu partai politik (parpol) menjelang pemilihan umum (pemilu) serentak.

Oleh karena itu, pada Februari 2024, Sidik sempat hanya menutup setengah dengan harapan motor tidak bisa masuk ke rumah Puji.

“Saya tanya, 'Kenapa ditutup setengah, Pak?'. Alasannya, 'Saya merasa kebisingan. Karena Ibu Puji sering mendatangkan tamu-tamu, karena Ibu Puji itu tim sukses salah satu partai. Jadi, sering kumpul. Saya merasa terganggu Pak Lurah, karena saya punya anak kecil’,” ungkap Sukarya.

“Ya akhirnya timbul permasalahan, akhirnya ditutup (setengah) sama Pak Sidik. 'Saya enggak tutup penuh lho, Pak. Cuma, saya berharap, motor enggak lewat situ. Itu saya masih bermurah hati',” tutur Sukarya.

Sementara itu, Sidik merasa penutupan setengah jalan di depan rumah Puji adalah haknya.

Sebab, dia merupakan salah satu ahli waris dari tanah milik Engkong Ali.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved