Berita Viral
Nasib Lurah Ditegur Wali Kota karena Tak Bisa Larang Warga Tutup Jalan Pakai Tembok: Saya Kurang Apa
Kasus penutupan jalan pakai tembok di rumah warga bernama Puji (49) di RW 09, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur kini menjadi sorotan Wali Kota.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kasus penutupan akses jalan pakai tembok di rumah warga bernama Puji (49) di RW 09, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur kini menjadi sorotan Wali Kota Jakarta Timur Anwar.
Diketahui, penutupan akses jalan itu dilakukan oleh keluarga Mohamad Sidik (42)pada Minggu (5/8/2024).
Penutupan akses ini mengakibatkan Puji dan keluarganya terdampak.
Setidaknya, ada dua rumah yang berisi delapan kepala keluarga (KK) dengan jumlah keseluruhan 21 orang.
Setelah penutupan, salah satu lansia yang bermukim di rumah Puji kini tidak bisa lagi berolahraga atau sekadar berjemur di ujung gang.
Sementara, sebanyak tiga anak tidak bisa berangkat sekolah karena mereka tidak ingin melewati akses alternatif, yakni masuk ke dalam ruang tengah tetangga yang masih satu saudara dengan Puji.
Lurah Cililitan Sukarya sendiri mengaku tak bisa melarang ahli waris, Mohamad Sidik, untuk menutup akses jalan di depan rumah Puji Rahayu.
Pasalnya, penembokan jalan itu berlangsung di atas tanah milik ayah Sidik, Muhammad Ali alias Engkong Ali, yang kini telah meninggal dunia.
“Hari Minggu kemarin itu, saya enggak menyangka, ditutup semuanya. Tapi, saya enggak bisa melarang,” kata Sukarya saat ditemui di Kelurahan Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (5/8/2024).
Baca juga: Sidik Bangun Tembok Tutup Jalan karena Tetangga Suka Terima Tamu dari Parpol, Lurah Tak Bisa Larang
Sukarya tidak bisa melarang penutupan akses jalan di depan rumah Puji karena itu merupakan tanah pribadi.
“Kalau menutup itu, saya enggak akan bisa menghalangi. Karena tanah privat ya, tanahnya dia sendiri. Walaupun ceritanya panjang. Saya enggak akan bisa masuk ke ranah itu,” ujar Sukarya.
Karena masalah ini, Sukarya mengaku ditegur oleh Wali Kota Jakarta Timur Anwar.
“Saya juga dikirim (berita viral) sama Pak Wali. 'Kalau sudah viral saja pura-pura sibuk kalian',” kata Sukarya, Selasa (6/8/2024), melansir dari Kompas.com.
Kendati demikian, Sukarya menjelaskan bahwa sebenarnya pihak kelurahan telah menggelar mediasi sebanyak empat kali.
Mediasi ini digelar karena penyelesaian masalah antara Puji dan MS pada tingkat RT/RW tidak membuahkan hasil.
Baca juga: Nasib Puji, Akses Jalan Rumahnya Ditembok Ahli Waris Tetangga, Jalan Umum Cuma Lewat RPH Anjing
Bahkan, dalam mediasi keempat, Sukarya menegaskan bahwa pihaknya menghadirkan Kasatpel Citata Kramatjati dan Kasetpel Bina Marga Kramatjati.
“Saya susah empat kali gelar mediasi. Ya saya sih berdoa saja sama Allah SWT, kalau saya sudah menjalankan tugas. Apa ya, saya merasa, tugas saya sudah selesai,” tutur Sukarya.
“Saya itu sudah kurang apa? Empat kali rapat kan banyak. Kalau sekali saya cuekin, ya bolehlah saya dianggap lurah yang arogan. Sampai Ibu Puji menitipkan motor di kelurahan,” kata Sukarya.
Hanya saja, Sukarya mengakui, empat mediasi yang telah terselenggara juga tidak membuahkan hasil.
Sukarya menekankan, Kelurahan Cililitan tidak bisa melarang Sidik untuk menutup akses jalan.
Sebab, itu merupakan tanah pribadi keluarga MS yang telah diwariskan oleh ayahnya, mendiang MA alias Engkong A.
“Sebenarnya gini, jalan yang ditutup itu, ranah privatnya Pak MS. Ya walaupun memang ada unsur kemanusiaan di situ. Tapi kan, kalau dilihat dari cerita awalnya, itu kan ada jalan sebelumnya sebenarnya. Ya itu bisa difungsikan,” pungkas Sukarya.
Alasan Sidik Tutup Akses Jalan
Sukarya mengungkapkan, alasan Sidik menutup akses jalan di depan rumah Puji karena merasa bising.
Pasalnya, rumah Puji kerap dijadikan sebagai tempat rapat salah satu partai politik (parpol) menjelang pemilihan umum (pemilu) serentak.
Oleh karena itu, pada Februari 2024, Sidik sempat hanya menutup setengah dengan harapan motor tidak bisa masuk ke rumah Puji.
“Saya tanya, 'Kenapa ditutup setengah, Pak?'. Alasannya, 'Saya merasa kebisingan. Karena Ibu Puji sering mendatangkan tamu-tamu, karena Ibu Puji itu tim sukses salah satu partai. Jadi, sering kumpul. Saya merasa terganggu Pak Lurah, karena saya punya anak kecil’,” ungkap Sukarya.
“Ya akhirnya timbul permasalahan, akhirnya ditutup (setengah) sama Pak Sidik. 'Saya enggak tutup penuh lho, Pak. Cuma, saya berharap, motor enggak lewat situ. Itu saya masih bermurah hati',” tutur Sukarya.
Sementara itu, Sidik merasa penutupan setengah jalan di depan rumah Puji adalah haknya.
Sebab, dia merupakan salah satu ahli waris dari tanah milik Engkong Ali.
Puji tetap tidak terima dengan penutupan setengah akses jalan tersebut.
Kala itu, dia tetap meminta pemangku wilayah mencarikan solusi agar keluarganya bisa kembali mendapatkan akses jalan untuk dilalui sepeda motor.
Pada mediasi ketiga, Sukarya sempat bertanya ke Sidik apakah lahan di depan rumahnya ini akan dijual.
Harapannya, dapat dibeli oleh keluarga Puji dan permasalahan ini selesai secara kekeluargaan.
Namun, Sidik menegaskan tidak akan menjual lahan tersebut karena mengeklaim bahwa para ahli waris akan melebarkan kontrakan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
penutupan akses jalan pakai tembok
Cililitan
Wali Kota Jakarta Timur Anwar
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Alasan Artis Malas Ngantor dan Didemo Mundur dari Kursi Anggota Dewan, Suami Terancam Bui |
![]() |
---|
Ulin Istri Polisi 3 Tahun Tak Dinafkahi Malah Diancam Bakal Ditembak, Minta Kapolda Lindungi |
![]() |
---|
Alasan Ahad Penghulu Nekat Sebrangi Sungai untuk Nikahkan Warga, Kemenag: Panggilan Jiwa |
![]() |
---|
Alasan Atalia Praratya Tak Menemani Ridwan Kamil Tes DNA Kasus Anak Lisa Mariana |
![]() |
---|
Niat Kades Berubah usai Sadar Hanya Berdua dengan Warga di Kantor, Korban Lari usai Dipaksa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.