Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jual Kue Cucur Rp5 Ribu, Mbah Asni Tulang Punggung 2 Cucu Meski Pincang, Seminggu Dapat Rp75 Ribu

Mbah Asni berusia 73 tahun ini berjualan kue cucur di pasar untuk menghidupi kedua cucunya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Gorontalo/Jefry Potabuga
Asni Noho, wanita berumur 73 tahun menjual kue cucur di Pasar Kamis, Provinsi Gorontalo. 

TRIBUNJATIM.COM - Meski kakinya pincang, hal itu tak menghalangi Mbah Asni untuk mencari nafkah untuk keluarganya.

Mbah Asni yang berusia 73 tahun ini berjualan kue cucur di pasar untuk menghidupi kedua cucunya.

Kue cucur dijualnya seharga Rp5 ribu per empat buah.

Nenek bernama Asni Noho ini merupakan tulang punggung keluarga.

Seminggu sekali ia menjual kue cucur di Pasar Kamis, Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Sementara Mbah Asni tinggal di Desa Kopi, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Ia menjual 60 kue cucur sekali jalan.

Hal itu dikarenakan minimnya dana.

Omzet yang didapatnya Rp75 ribu dalam seminggu. 

Selain jualan kue cucur, dirinya juga bekerja menjadi penjual pakaian kredit milik orang lain.

Dirinya biasa menjual pakaian tersebut ke warga di Bulango Ulu setiap hari Selasa.

Hasil dari jualannya, Mbah Asni pakai untuk membeli bahan kue dan kebutuhan sehari-hari.

Mbah Asni sendiri menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya sakit-sakitan dan matanya rabun.

"Ya mau bagaimana lagi, kalau tidak kerja siapa yang memberi makan," ujarnya kepada Tribun Gorontalo pada Rabu (7/8/2024).

Baca juga: Nasib Supeni Tinggal di Gang Sempit, WC Ditaruh Luar Rumah Meski Bau Kotoran: Enggak Mau Jorok

Selain bekerja menjual kue cucur, dan kredit pakaian, ia kerap mencari penghasilan tambahan seperti jasa panen kacang di kebun orang lain.

"Alhamdulillah, cukup untuk biaya hidup seminggu," ujarnya.

Sebelumnya, Mbah Asni bekerja serabutan.

Namun kakinya pincang akibat jatuh dari gunung sewaktu menanam jagung.

Tangan yang mulai keriput dan rambut yang penuh dengan uban tersebut punya semangat tinggi untuk keluarganya.

Kendati begitu, Mbah Asni mengaku, badannya keletihan karena beban kerja seharian.

Meski begitu, keesokan harinya ia tetap bekerja demi kebutuhan keluarga.

Asni Noho penjual kue cucur di Pasar Kamis, Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo
Asni Noho penjual kue cucur di Pasar Kamis, Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (TribunGorontalo.com/Jefry Potabuga)

Mbah Asni mempunyai dua orang cucu yang juga tinggal bersamanya sejak masih kecil. 

"Ibunya sudah meninggal, yang kakak saat umur tiga tahun."

"Sedangkan yang adik umur satu tahun, jadi dari kecil sudah bersama saya," ungkapnya.

Meskipun hidup serba terbatas, semua ia lakukan untuk keluarga kecilnya.

Cucu keduanya pernah menikah, tapi sudah cerai dan memiliki anak.

Mbah Asni mengaku, cucunya sering memberikan uang kepadanya, namun tidak cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.

Hal inilah yang membuat Mbah Asni mencari uang tambahan.

"Cucu saya yang pertama itu belum menikah. Yang keduanya sudah menikah, tapi sudah cerai dengan istrinya. Sekarang punya anak satu," terangnya.

Ia juga menjelaskan, cucu pertamanya adalah seorang sarjana. 

Cucu Mbah Asni mendapat beasiswa Bidik Misi dari kampus.

Ia bangga karena dalam keluarganya terdapat lulusan sarjana.

Baca juga: Mbah Sanuri Gowes 10 Hari Nganjuk ke Lampung Demi Bertemu Cucu, Minta Izin ke Ibu Sebelum Berangkat

Mbah Asni sendiri mempunyai lima orang anak, dua anaknya sudah meninggal dunia.

Yang tersisa tinggal anak pertama, ketiga, dan keempat.

Anak keempat kini tinggal di Bulango Ulu, sedangkan anak pertama dan ketiga berada di Desa Kopi.

Anak-anaknya juga sering memberikan uang dan makanan kepadanya.

Ia menyadari, anaknya juga memiliki keluarga yang mereka biayai.

"Kadang anak-anak saya sering memberikan uang dan beras," pungkasnya.

Kue Cucur Pandan.
Ilustrasi kue cucur pandan (Sajian Sedap)

Sementara itu, sosok Mbah Eroh penjual sapu lidi yang sempat viral kini akhirnya mendapat berkah.

Hal ini berkat hikmah kisah pilunya berjualan sapu lidi tak laku, Mbah Eroh kini dapat rezeki.

Kini nenek lansia penjual sapu lidi di Jawa Barat tersebut mendapat bantuan.

Lewat kepedulian sosial dan donasi yang dikumpulkan, Mbah Eroh mendapat bantuan tersebut.

Diketahui bantuan tersebut didapatkan dari donasi yang terkumpul dari netizen.

Dikutip dari Instagram @sayaphati, Mbah Eroh mendapat bantuan donasi senilai Rp42.913.000.

Donasi tersebut terkumpulkan dari berbagai komunitas sosial.

Di antaranya @realaction_rab Rp18.730.000, @sayaphati Rp21.500.000, dan @ceritatentang.meraka Rp2.683.000.

Baca juga: Nasib Supeni Tinggal di Gang Sempit, WC Ditaruh Luar Rumah Meski Bau Kotoran: Enggak Mau Jorok

Dari donasi tersebut, Mbah Eroh membeli tanah enam tumbak sebesar Rp7.500.000 untuk membangun rumahnya yang terlalu kecil.

Lalu Mbah Eroh juga menggunakan uangnya tersebut untuk membayar utang kepada saudaranya senilai Rp3 juta.

Sebagian uangnya untuk pegangan Mbah Eroh.

Adapun sisa Rp30.413.000 dibangunkan rumah untuk Mbah Eroh dengan ukuran 3x5 meter.

Pasalnya selama ini Mbah Eroh tinggal di gubuk yang tak memiliki MCK.

Kini rumah yang dibangun pun akan dipasang listrik, toren, dan lain sebagainya sehingga lebih layak.

Mendapatkan berkah tersebut, Mbah Eroh hanya bisa menangis dan berterima kasih.

Mbah Eroh pun mendoakan kepada para donatur agar dilimpahkan rezeki.

"Hatur nuhun, abdi dipasihan rezeki, mudah-mudahan dipasihan selamet.

Sing ageung barokah na, sing enggal kagentosan anu tos dipasihkeun ka abdi," tutur Mbah Eroh sembari menahan tangis harunya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved