Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kondisi Pria Jadi Korban Salah Tembak, Padahal Akhir Pekan akan Menikah, Pengakuan Pelaku Dikuak

Tragis nasib MAF (22) tinggal hitungan hari akan menikah malah jadi korban salah tembak di kepalanya, Minggu (4/8/2024).

Editor: Torik Aqua
Shutterstock via Sripoku KOMPAS.com
Ilustrasi pasien - Seorang pria menjadi korban peluru nyasar, padahal akhir pekan hendak menikah, pengakuan pelaku dikuak 

TRIBUNJATIM.COM - Tragis nasib MAF (22) tinggal hitungan hari akan menikah malah jadi korban salah tembak di kepalanya, Minggu (4/8/2024).

MAF merupakan warga asal Bogor, Jawa Barat.

Di hari nahasnya, MAF sedang mengendarai motor.

Namun kepalanya tiba-tiba tertembak hingga akhirnya menjalani perawatan intensif di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Baca juga: Ngobrol dan Santai di depan Rumah, Lansia ini Malah Kena Peluru Nyasar, Langsung Pegangi Pundak

Setelah 5 hari dirawat, MAF dinyatakan meninggal pada Jumat (9/8/2024) sekitar pukul 15.23 WIB.

Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara, membenarkan MAF meninggal dan akan dimakamkan di Cibubur, Jakarta.

Kakak korban, Akbar, menjelaskan korban tertembak setelah mengantarkan calon istrinya pulang.

Rencananya, korban akan melangsungkan pernikahan akhir pekan ini, tetapi pernikahan gagal lantaran korban tewas terkena tembakan.

Ia menambahkan korban sempat sadar dari koma dan mengembuskan napas terakhirnya.

"Iya sempat koma, dari mulai awal masuk kan operasi, sehabis operasi kritis. Sempet sadar gerak-gerakin tangan tapi habis itu sampai detik ini sudah meninggal, jam setengah 4 tadi," ucapnya, Jumat, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Berdasarkan keterangan dokter, peluru menembus sampai ke otak korban.

Tiga Orang Ditangkap

Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro menjelaskan, pihaknya telah mengamankan tiga orang.

Tiga orang tersebut adalah AR (17), SI (19), dan AZ (30).

Ketiganya mempunyai peran berbeda, AR sendiri bertugas sebagai joki kendaraan.

Sementara SI merupakan eksekutor yang menembakkan senpi jenis revolver ke arah korban.

Sementara AZ sendiri adalah pria penyedia senjata api rakitan yang digunakan oleh SI.

Mengutip TribunnewsBogor.com, Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro menuturkan, motif dari penembakan ini adalah tawuran.

Diketahui, kedua pelaku sudah merencanakan untuk tawuran melawan tujuh orang dari kelompok yang berbeda.

Sementara korbannya, MAF, adalah pengendara yang sedang melintas dan tak tahu apa-apa terkait tawuran tersebut.

Saat dihadirkan konferensi pers, keterangan dari SI sempat membuat AKBP Rio geram.

Pasalnya, SI selaku eksekutor mengaku tak sengaja menembak korbannya.

"Saya engga ada niatan nembak pak, tadinya saya ingin cuma membubarkan yang tawuran aja," kata SI.

Geram, Rio pun mempertanyakan kapasitas SI dalam membubaskan aksi tawuran menggunakan senpi rakitan.

"Kamu sebagai apa membubarkan tawuran pakai senjata api?," tanya Rio.

SI juga mengaku mendapatkan ancaman terlebih dahulu dari kelompok lain.

"Sebenernya saya diancem di jembatan itu sama yang tujuh orang itu," kata remaja berusia 19 tahun tersebut.

Ditanya soal kenapa punya senjata api, SI menyebut untuk menjaga diri.

"Ya kan kita kerja di Bekasi, pulang ke Nambo ke Citeureup itu di sana jalurnya lumayan ekstrem," kata SI.

AKBP Rio pun masih geram lantaran SI tak mengakui perbuatannya.

Ia juga menegaskan akan membuktikan aksi kriminal lain yang telah dilakukan oleh SI di pengadilan.

"Dia tidak mengakui apa yang dilakukan oleh dia, ini adalah salah satu yang ikut terlibat dalam kejadian tawuran di Kandang Roda, nanti akan kita buktikan di pengadilan," tegasnya.

Kini, para pelaku terancam penjara paling lama 12 tahun.

"Kami kenai para tersangka ini dengan Pasal 351 Ayat 2 KUHP dan atau Pasal 1 Ayat 1 UU Darurat No 12 Tahun 1951 Jo Pasal 55, 56 KUHP ancaman kurungan penjara paling lama 12 tahun," ujar AKBP Rio.

Diwartakan sebelumnya, MAF menjadi korban pembakan yang salah sasaran dari pelaku tawuran.

AKBP Rio menuturkan, saat kejadian, sedang terjadi tawuran antara dua orang melawan tujuh orang.

"Yang dua ini yang melakukan penembakan, namun ada satu orang yang naik motor ada di sekitar kejadian dikira itu adalah musuh dari yang dua orang itu," ujarnya kepada wartawan, Senin (5/8/2024).

Pengakuan Pelaku Penembakan

Pelaku penembakan berinisial SI (19) ditangkap beserta barang bukti senjata api rakitan jenis revolver.

SI juga memiliki KTA Polisi palsu yang digunakan untuk kepentingan pribadi.

Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, mengaku masih mendalami penyalahgunaan KTA Polri yang dilakukan SI.

"Ini barang bukti ID card yang sengaja dipalsukan oleh orang tersebut, sehingga untuk mengelabui razia atau apapun ketika bertemu dengan aparat penegak hukum. Jadi dia mengaku sebagai anggota Polri," ungkapnya, Selasa (6/8/2024).

Selain SI, dua pelaku lain juga ditangkap adalah AR (17) dan AZ (30).

AR adalah orang yang mengendarai motor saat SI melakukan penembakan, sedangkan AZ adalah orang yang menyuplai senjata api.

Dari rumah AZ, penyidik menemukan sejumlah senjata api beserta peluru.

"Saudara SI kami amankan di kediaman AZ. Kami lakukan penggeledahan, karena kami mendapat informasi bahwa penyedia senjata adalah AZ," tuturnya.

Motif SI melakukan tembakan adalah untuk membubarkan tawuran yang terjadi di Jalan Raya Narogong, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

"Antara AR dan SI janjian untuk melawan 7 orang yang kami amankan, 7 orang yang diamankan menyampaikan bahwa saudara SI melakukan tembakan langsung kepada saudara MAF yang sekarang lagi dirawat," sambungnya.

Akibat perbuatannya, SI dapat dijerat Pasal 351 Ayat 2 KUHP dan atau Pasal 1 Ayat 1 UU Darurat No 12 Tahun 1951 Jo Pasal 55, 56 KUHP dengan ancaman kurungan penjara paling lama 12 tahun.

Saat dihadirkan dalam konferensi pers, SI mengaku tak sengaja menembakkan senjata api hingga mengenai korban yang tak terlibat tawuran.

"Saya engga ada niatan nembak pak, tadinya saya ingin cuma membubarkan yang tawuran aja," ucap SI.

Alasan SI ingin membubarkan tawuran karena dirinya merasa diancam.

SI sering membawa senjata api rakitan untuk menjaga diri.

"Ya kan kita kerja di Bekasi, pulang ke Nambo ke Citeureup itu di sana jalurnya lumayan ekstrem," bebernya.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved