Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Perancang Istana Garuda IKN yang Disebut Mirip Kelelawar, Tak Masalah Dikritik: Udah Biasa

Istana Garuda di Ibu Kota Negara (IKN) menjadi sorotan lantaran dikritik warganet mirip kelelawar. Sosok perancang Istana Garuda itupun ikut tersorot

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
I Nyoman Nuarta memperlihatkan miniatur Istana Garuda yang merupakan satu dari bagian istana kepresidenan di Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur yang diproduksi di workshop NuArt, Setra Duta Raya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (19/5/2023). 

TRIBUNJATIM.COM - Istana Garuda di Ibu Kota Negara (IKN) menjadi sorotan lantaran dikritik warganet mirip kelelawar.

Sosok perancang Istana Garuda itupun ikut tersorot.

I Nyoman Nuarta, sosok di balik yang merancang Istana Garuda IKN.

I Nyoman Nuarta merupakan seniman patung lulusan ITB asal Tabanan Bali yang satu di antara karyanya, Istana Garuda IKN, dikritik mirip kelelawar.

Kritik seperti ini bukan pertama kali dihadapi I Nyoman Nuarta.

Ia pernah dikritik habis-habisan saat membangun patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.

Baca juga: Istana Garuda di IKN Disebut Mistis, Nyoman Nuarta Sang Pendesain: Kita Membuat Agar Berwibawa

I Nyoman Nuarta merupakan pria kelahiran Tabanan, Bali pada 14 November 1951.

Ia merupakan anak ke-6 dari sembilan bersaudara pasangan Wirjamidjana dan Samudra.

Pria berusia 72 tahun tersebut pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1973 hingga 1979 dan mengambil jurusan Seni Lukis.

Setelah satu tahun, Nyoman memilih untuk pindah jurusan ke Seni Patung karena dianggap unik dan pengerjaannya menarik.

Dikutip dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nyoman sering bekerja di kampus meskipun pada waktu itu sedang libur semester atau libur panjang.

Arsitek sekaligus pematung tersebut merupakan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru pada 1976.

Selama di ITB, Nyoman menghasilkan lebih dari seratus karya seni patung selama masa kuliahnya. 

Ia kemudian bergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia pada 1977 bersama beberapa kawannya, yaitu pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan Jim Supangkat.

Kelompok seni ini tidak hanya menampilkan karyanya di Indonesia, tetapi hingga ke luar negeri seperti Australia.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved