Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Perancang Istana Garuda IKN yang Disebut Mirip Kelelawar, Tak Masalah Dikritik: Udah Biasa

Istana Garuda di Ibu Kota Negara (IKN) menjadi sorotan lantaran dikritik warganet mirip kelelawar. Sosok perancang Istana Garuda itupun ikut tersorot

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
I Nyoman Nuarta memperlihatkan miniatur Istana Garuda yang merupakan satu dari bagian istana kepresidenan di Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur yang diproduksi di workshop NuArt, Setra Duta Raya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (19/5/2023). 

Menurutnya, Istana Negara tidak boleh sama seperti bangunan lain dan harus menggambarkan ciri bangsa. 

"Saya bilang sama Pak Jokowi (Presiden RI), kalau model kayak gitu (sama dengan desain yang lain), saya nggak mau, deh. Istana kita harus beda dengan yang lainnya, tanpa mengabaikan fungsinya," ungkapnya. 

Nyoman yang juga merancang payung Jalasveva Jayamahe di Surabaya ini menjelaskan, warna Istana Garuda nantinya akan berubah menjadi biru toska lewat proses oksidasi.

Seperti halnya patung GWK. 

Kemudian rangka di bagian belakang Istana Garuda terbuat dari perforated.

Perforated merupakan plat dari bahan baja tahan cuaca.

Ia menegaskan, warna itu mampu tahan hingga ratusan tahun lamanya.

Dia mencontohkan jembatan-jembatan di Amerika, terutama New York, yang mengalami perubahan warna setelah bertahun-tahun. 

"Kalau orang lihat gelap segala macam, kan sudah yang biasa lihat menyala-menyala warna emas itu, kan. Saya enggak mau seperti itu," sebutnya.

Ia menegaskan, Garuda dipilih sebagai bentuk bangunan agar tidak ada kecemburuan dari berbagai daerah di Indonesia.

Pasalnya, Indonesia memiliki beragam suku.

Nyoman menyebut Indonesia punya 1.300 suku dengan budaya khasnya masing-masing. 

Ia menuturkan, Garuda sudah sangat familiar atau dikenal oleh semua suku yang ada di Indonesia sebagai lambang negara. 

Apalagi, lanjut Nyoman, lambang Garuda Pancasila juga diciptakan oleh Sultan Hamid II yang berasal dari Kalimantan, bukan seperti yang dituduhkan bahwa Garuda dari budaya Hindu.

"(Indonesia) ada rumah adatnya, ada kerajinannya. Ada tekstilnya. Supaya tidak terjadi kecemburuan, saya menghindari identitas salah satu suku (untuk) saya gunakan dalam membangun Istana. Rasanya tidak adil. Dengan demikian saya pilih Garuda sebagai ide dasar," paparnya. 

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved