Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bantahan RS Soal Dokter Prathita Amanda Disebut Bekerja di RSUD Cibinong Bogor: Tidak Berpraktek

Pihak RS bantah soal kabar dokter Prathita Amanda disebut bekerja di RSUD Cibinong Bogor.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/rsudcibinong_bogor
Pihak RS bantah dokter Prathita Amanda disebut bekerja di RSUD Cibinong 

TRIBUNJATIM.COM - Nama dokter Prathita Amanda viral setelah beredar chat sang dokter menyuruh juniornya makan nasi Padang lima bungkus sebagai bentuk hukuman.

Sontak saja netizen pun ramai-ramai mencari akun media sosial dokter Prathita Amanda, termasuk akun LinkedIn.

Dalam akun LinkedIn miliknya, dokter Prathita Amanda menulis sebagai dokter di RSUD Cibinong Bogor.

Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Bogor, pun buka suara perihal info yang beredar tentang Dokter Prathita Amanda yang bekerja di RS tersebut.

Secara cepat, pihak RSUD Cibinong membantah pernyataan tersebut.

RSUD Cibinong langsung membuat klarifikasi di akun Instagramnya, @rsudcibinong_bogor, pada Jumat (16/8/2024).

"Dengan ini kami informasikan bahwa atas nama 

dr. Prathita Amanda Aryani, tidak berpraktek di RSUD Cibinong.

Adapun segala bentuk tindakan serta pemberitaan yang saat ini viral di media sosial tentang Dokter yang bersangkutan, adalah diluar tanggung jawab kami," tulis akun IG @rsudcibinong_bogor disertai foto LinkedIn dokter Prathita Amanda.

Sebelumnya, dokter Prathita Amanda sempat ikut mengomentari kematian dokter Aulia Risma Lestari (30).

Dokter Aulia adalah mahasiswi PPDS Anestasi Undip yang diduga bunuh diri dan diduga menjadi korban perundungan.

Namun kini akun media sosial dokter Prathita Amanda sudah hilang setelah dirujak netizen.

Prathita Amanda Aryani merupakan salah satu dokter senior di RSUP Dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.

Dirinya diduga ikut terlibat melakukan tindakan bullying atau perundungan pada mahasiswi PPDS.

Baca juga: Sosok dan Sisi Gelap Prathita Amanda, Dokter yang Diduga Bully Mahasiswi PPDS, Isi Chat WA Terungkap

Fakta ini terungkap ketika potongan chat WhatsApp Prathita Amanda diunggah oleh akun X Leo. 

Dalam chat tersebut, Prathita Amanda meminta juniornya makan nasi Padang lima bungkus setiap orang dan direkam.

"Nasi Padang 1 utuh, lauk: sayur nangka, telur bulat, ayam pop," 

Jumlah 5 bungkus per orang," 

"Share video kalian lagi makan itu 5 bungkus per orang disini jam 14.00," 

"Mengerti," tulis Prathita Amanda Aryani melalui chat WhatsApp, dikutip dari Tribun Jateng.

Tak hanya sampai disitu ia lagi-lagi melakukan tindakan pembullyan pada juniornya. 

"Sampah kalian kerja ga becus," 

"Awas kamu typo sekali lagi," 

"Awasi push up kalo mereka gabisa kerja cepat," tulisnya lagi.

Sosok dokter Prathita Amanda (LinkedIn via Tribun Bengkulu)
Sosok dokter Prathita Amanda (LinkedIn via Tribun Bengkulu)

Mencuat informasi adanya dugaan perundungan yang menjadi penyebab dokter Aulia Risma Lestari nekat mengakhiri hidup.

Sejak itu, kini isi buku harian Aulia Risma turut mengungkap keluhannya selama mengikuti PPDS di Undip. 

Berikut isi lengkap buku diary Aulia Risma yang tertulis di buku hariannya, tertanggal  5 Juli 2024, melansir Tribun Jateng: 

"1 semester aku berjuang di sini

Terlalu berat untukku

Sakit sekali

Beban fsiknya begitu besar

Aku ingin berhenti

Sakit sekali, sungguh sakit

Rasanya masih sama

Aku ingin berhenti

Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini

Ada yang bisa menolong saya

Apa Tuhan tau saya tersiksa

 Apa Tuhan tau aku kesakitan

Kenapa di setiap aku berharap

Aku ingin berhenti

Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini

Ada yang bisa menolong saya

Apa Tuhan tau saya tersiksa

Apa Tuhan tau aku kesakitan

Kenapa di setiap aku berharap

Tapi kenapa aku dibiarkan

Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri

Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan

Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha

Tapi kenapa aku dibiarkan

Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri

Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan

Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha

Tapi kenapa aku dibiarkan

Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri

Aku mohon

Aku tidak sanggup lagi

Bila harus menanggung lebih lama lagi

Aku sendirian, aku berjuang sendiri

Tidak ada yang menolongku

Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi

Semoga Tuhan mengampuniku

Tuhan, aku sakit

Aku mohon tempat aku pulang"

Isi curhatan tersebut menggambarkan kondisi mental Aulia Risma yang mengalami tekanan berat.

Sosok Aulia Risma dokter PPDS Anestesi Undip yang ditemukan meninggal dunia di kosnya.
Sosok Aulia Risma dokter PPDS Anestesi Undip yang ditemukan meninggal dunia di kosnya (Istimewa via Tribun Jateng)

Terbaru, keluarga memberikan keterangan bantahan terkait kondisi sang anak yang disebutkan meninggal dunia karena bunuh diri.

Keluarga dokter Aulia Risma akhirnya menyampaikan keterangan mereka.

Melalui kuasa hukumnya, Susyanto, keluarga korban membantah jika ARL bunuh diri.

Keluarga memberikan keterangan resminya di rumahnya di Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jumat (16/8/2024).

Susyanto mengatakan, terkait ramainya pemberitaan ada perundungan atau tidak, pihaknya tidak bisa memberikan keterangan secara vulgar karena dikhawatirkan akan terjadi blunder.

Keterangan tersebut akan disampaikannya secara terang benderang kepada kepolisian.

"Terkait yang viral katanya, nuwun sewu, korban meninggal karena bunuh diri itu kami sangkal. Itu tidak benar."

"Bahwa almarhumah meninggal dunia karena sakit," katanya.

Baca juga: Buku Pedoman Dokter Residen Viral usai Kasus dr Aulia, Ada Tugas Junior ke Senior: Harus Manut

Susyanto menjelaskan, almarhumah memiliki riwayat penyakit saraf kejepit yang jika kelelahan terasa sakit.

Mungkin saat almarhumah merasa sakit dan kelelahan, dalam keadaan darurat dia lalu menyuntikkan obat anestesi dan kelebihan dosis.

"Intinya, pihak keluarga menampik terkait bahwa korban almarhumah itu meninggal dunia karena bunuh diri.

Kami sebagai kuasa hukum dari keluarga itu menolak berita tersebut," tegasnya.

Saat ditanya apakah almarhumah pernah bercerita ke orangtuanya saat menjalani PPDS, menurut Susyanto, hal itu akan dibuka terang benderang apabila penegak hukum meminta keterangan resmi keluarga.

Ia khawatir jika disampaikan kepada media justru akan menjadi fitnah.

Kemudian menanggapi jika hasil investigasi Kemenkes ditemukan perundungan, pihak keluarga menyerahkan kepada Kemenkes RI.

"Itu kewenangan dari pihak Kementerian Kesehatan untuk menata dapur rumah tangganya. Kami hanya sebatas memberikan keterangan apa yang dibutuhkan oleh Kemenkes RI," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved