Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mulyono Meninggal usai Tertimpa Rekannya saat Panjat Pinang, Sempat Menopang Lima Orang di Atasnya

Perlombaan itu digelar di Dukuh Cikuning, Desa Terlaya, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, Jawa Tengah, pada Jumat (16/7/2024).

Editor: Torik Aqua
Istimewa
Lomba panjat pinang berujung maut, Mulyono meninggal setelah tertimpa rekannya akibat panjat pinang 

TRIBUNJATIM.COM - Warga meninggal setelah melakoni lomba panjat pinang dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-79 RI.

Perlombaan itu digelar di Dukuh Cikuning, Desa Terlaya, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, Jawa Tengah, pada Jumat (16/7/2024).

Warga tersebut sempat dirawat semalaman di rumah sakit akibat tak sadarkan diri.

Korban diketahui bernama Mulyono (43).

Mulyono kemudian dinyatakan meninggal pada pukul 13.00 WIB.

Baca juga: Sosok Janda Muda Cantik Viral Jadi Hadiah Lomba Panjat Pinang di Cianjur, Direbutkan Para Peserta

"Korban masuk rumah sakit sekira pukul 19.00 WIB kemudian sempat dirawat semalam. Esok paginya, Sabtu sekira pukul 13.00 WIB korban dinyatakan meninggal dunia," kata Kapolsek Bantar Kawung Brebes Lukas Subekti, kepada wartawan, Senin (19/8/2024).

Lukas menuturkan, awalnya, korban bersama enam warga lainnya dalam satu tim mengikuti lomba panjat pinang yang digelar sehari sebelum Hari Kemerdekaan, atau Jumat (16/8/2024) pukul 16.30 WIB.

Saat itu, korban berada di posisi kedua paling bawah dan harus menyangga lima orang lain di atasnya.

Dalam posisi jongkok naik nomor tiga dan seterusnya.

"Pada saat berdiri ternyata nomor satu di bawah tidak mampu akhirnya terjatuh atau merosot sehingga korban jatuh dari ketinggian sekitar 1,5 meter dan tertimpa rekan di atasnya. Korban akhirnya tidak sadar atau pingsan kemudian dibawa ke rumah sakit," kata Lukas.

Pihak kepolisian yang mendapat laporan kemudian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Polisi berkoordinasi dengan pihak keluarga dan aparat desa.

"Jadi berdasarkan laporan kepala desa, selanjutnya kami bersama Satreskrim mendatangi TKP, rumah korban dan berkoodinasi dengan keluarga dan perangkat desa," kata Lukas.

Pihak keluarga menerima kejadian itu sebagai musibah atau murni kecelakaan.

"Kemudian dibuatkan surat pernyataan dari pihak keluarga korban menyatakan itu murni musibah dan keluarga ikhlas menerima itu sebagai musibah," kata Lukas.

Atas peristiwa itu, pihaknya mengimbau kepada jajaran pemerintah kecamatan maupun desa agar tidak perlu menyelenggarakan perlombaan yang sampai membahayakan nyawa orang lain.

"Kami bersama instansi samping dari pemerintahan kecamatan maupun desa sudah berikan imbauan melalui forum paguyuban kepala desa untuk tidak menggelar lomba yang undang risiko baik cidera maupun menghilangkan nyawa," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di kompas.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved