Kapan Gempa Megathrust Terjadi? Pakar Sebut Masyarakat Tidak Perlu Panik: Lempeng Terus Bergerak
Kapan gempa megathrust terjadi? Pertanyaan itu kini ramai dilontarkan publik. Pakar dan BMKG angkat bicara.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kapan gempa megathrust terjadi?
Pertanyaan itu kini ramai dilontarkan publik.
Semua bermula dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang menyampaikan kekhawatirannya terkait potensi gempa di dua zona megathrust yang dapat memicu tsunami.
Namun, BMKG menegaskan potensi gempa di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, tidak untuk menakut-nakut masyarakat dam wisatawan.
Tetapi, bertujuan untuk persiapan mitigasi bencana di daerah rawan gempa dari sisi pemerintah.
"Bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk kita siap, jadi pemerintah daerah di daerah yang rawan gempa tsunami agar lebih giat menyiapkan mitigasi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat ditemui di gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (19/8/2024), melansir dari Kompas.com.
Dwi melanjutkan, ada pun mitigasi yang dimaksud meliputi edukasi kepada publik mengenai apa yang harus disiapkan sebelum terjadi gempa bumi.
Serta, dapat memetakan zona-zona merah dan tata ruang bangunan.
Selain itu, tambanya, mitigasi bencana juga dapat dilakukan melalui edukasi kepada anak-anak hingga lansia.
"Apa yang harus dilakukan kalau terjadi gempa, apakah sudah reflek menunduk melindungi diri kalau terjadi gempa. Lalu kalau kita di dekat pintu (saat terjadi gempa) langsung keluar, kalau sedang di atas jangan turun tangga saat goyang-goyang," terangnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa peringatan soal potensi gempa di zona megathrust ini bukanlah peringatan dini.
Tidak merujuk kepada peringatan bahwa gempa akan terjadi dalam hitungan jam.
Baca juga: Daftar Wilayah yang Berpotensi Terdampak Gempa Megathrust, Kepala BMKG: ini Bukanlah Peringatan Dini
Lantas, kapan gempa megathruts bisa terjadi?
Menanggapi peringatan dari BMKG tersebut, pakar geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dr Ir Amien Widodo MSi menjelaskan, megathrust adalah gempa yang dipicu oleh tumbukan lempeng dengan kedalaman antara 0 hingga 70 kilometer.
"Terjadinya gempa megathrust karena adanya hambatan antar-bidang lempeng, sedangkan lempeng terus bergerak," ujar Amien dikutip dari laman ITS, Senin (19/8/2024) via Kompas.com.
Amien menjelaskan, letak Indonesia diapit oleh tiga lempeng yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Samudra Hindia.
Lempeng-lempeng itu akan terus bergerak dan menghunjam ke permukaan bumi sejak jutaan tahun lalu.
Pergerakan lempeng yang terus menerus akan mengakibatkan akumulasi energi yang dapat memicu terjadinya gempa.
Baca juga: Kata Pakar Geologi ITS Soal Ancaman Gempa Megathrust : Tak Bisa Diprediksi, Warga Tak Perlu Panik
Dosen Departemen Teknik Geofisika itu menambahkan, pergerakan lempeng tektonik akan terus berlangsung dengan kecepatan tertentu antara dua hingga sepuluh sentimeter per tahun.
Hal itu dapat mengakibatkan tumbukan Lempeng Samudera Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia.
"Tumbukan kedua lempeng itu berpotensi menghasilkan gempa megathrust," ungkapnya.
Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS ini mengungkapkan, terjadinya gempa megathrust dapat memengaruhi beberapa wilayah di Indonesia.
Diantaranya pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, pantai selatan Bali dan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, Maluku Utara, pantai utara dan timur Sulawesi dan pantai utara Papua.
"Lempeng tektonik terus bergerak sehingga gempa megathrust akan terus berulang di daerah tersebut," bebernya.
Amien menekankan bahwa aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust tidak selalu berkekuatan besar.
Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru gempa kecil lebih banyak terjadi di zona megathrust.
"Terjadinya gempa ini juga tidak dapat diprediksi kapan waktunya. Sehingga masyarakat tidak perlu panik," terangnya.
Ia turut menyampaikan upaya mitigasi gempa megathrust dengan mematuhi standar bangunan ketika mendirikan rumah.
Hal itu sebagai bentuk pencegahan dini terhadap gempa terutama bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai.
"Untuk mencegah potensi terjadinya megathrust besar yang memicu tsunami di pesisir pantai," tandasnya.
Wilayah yang Berpotensi Terdampak
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa Megathrust bisa terjadi setelah melihat seismic gap di zona Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Ia memperkirakan, Megathrust Selat Sunda dapat memicu gempa dengan kekuatan maksimal M 8,7 dan Megathrust Mentawai-Siberut M 8,9.
"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ungkap Daryono, dikutip dari Kompas.com, Senin (12/8/2024).
Daryono mengungkapkan, meski potensi megathrust sudah terlihat, tetapi hingga saat ini belum bisa diketahui mana saja wilayah yang akan terdampak gempa.
Sebab, belum ada teknologi yang secara akurat dan tepat mampu memprediksi terjadinya gempa, mulai dari di mana lokasinya, kapan, dan seberapa besar kekuatannya.
"Sehingga kita semua juga tidak tahu kapan gempa akan terjadi, sekalipun tahu potensinya," ujarnya, kepada Kompas.com, Kamis (15/8/2024).
Sementara, menurut informasi yang dihimpun dari Kompas.com, gempa bumi Megathrust Selat Sunda dapat dirasakan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, karena hanya berjarak sekitar 170 kilometer dari pusat megathrust.
Beberapa daerah, seperti Banten, Jawa Barat hingga Lampung juga berpotensi merasakan getaran gempa megathrust. Sedangkan, di Jawa bagian tengah dan timur, mungkin akan merasakan getaran gempa yang lebih kecil.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Eksklusif, Ultra Milk Luncurkan Rasa Baru Blueberry Blast di Kompetisi DBL |
![]() |
---|
Kantor Satlantas Polres Kediri Kota Jadi Sasaran Amuk Massa, Sejumlah Kendaraan Dibakar |
![]() |
---|
Cuaca Jatim Minggu 31 Agustus 2025 Ngawi Jombang Sidoarjo Kota Batu Surabaya Cerah Sepanjang Hari |
![]() |
---|
Rekayasa Lalu Lintas di Tuban Specta Night Carnival, Polisi Imbau Warga Waspada Saat Pulang Malam |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Surabaya Mencekam, Gedung Grahadi Dibakar Massa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.