Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Viral Lokal

Penuhi Nazar Jadi P3K, Bu Guru Sulasmiyati selama 4 Tahun Antar Jemput Siswa Naik Motor Dorkas

Penuhi nazar jadi P3K, Bu Guru Sulasmiyati selama empat tahun antar jemput siswanya naik motor dorkas.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
YouTube/TribunJatim Official
Bu Guru Sulasmiyati antar jemput muridnya naik motor dorkas 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah Sulasmiyati yang dikenal masyarakat sebagai guru yang memberikan layanan antar jemput siswa, beberapa tahun terakhir.

Ibu berusia 45 tahun ini menggunakan kendaraan dorkas bekas, berkeliling lintas kelurahan hanya untuk menjemput siswa-siswi kelas 1 SD.

Rutinitas antar jemput siswanya telah dilakukan Sulasmiyati sejak tahun empat tahun terakhir.

Saat itu dirinya mulai mengajar di SDN Pangeranan 1 Kota Bangkalan, Madura, di tahun 2019.

Namun kala itu, ia menggunakan sepeda motor untuk sarana antar jemput siswa. 

Di tengah perjalanan antar jemput, dalam benak Sulasmiyati terbesit untuk memiliki sebuah kendaraan dorkas.

Pasalnya dalam sekali jalan, ia hanya mampu menjemput maksimal lima orang siswa.

Pengaturannya, dua siswa di jok depan dan tiga siswa dibonceng di jok belakang sepeda motor.

Namun hal itu dirasakan sebatas angan belaka.

Mengingat besaran honor sebagai guru honorer tidak akan mampu membeli kendaraan dorkas.

Kondisi pas-pasan tidak kemudian membuat Sulasmiyati patah arang.  

"Dari situlah saya bertekad, sekaligus bernazar untuk membeli kendaraan odong-odong (dorkas) apabila saya diterima sebagai P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak).

Alhamdulillah Allah mencatat, saya diterima P3K di tahun 2023," tutur ibu dengan lima orang anak tersebut.

Meski kendaraan bekas, namun kala itu kondisi mesin dorkas milik Sulasmiyati masih layak berkeliling untuk antar jemput.

Baca juga: Guru Yustina Dapat Tunjangan setelah 17 Tahun Ngajar, Bingung Tak Bisa Daftar PPPK, Dianggap 1 Tahun

Titik penjemputan diawali dari belakang pos polisi, Kampung Junok, untuk menaikkan lima orang siswa.

Penjemputan berlanjut ke Gang VIII Kelurahan Bancaran untuk menjemput enam orang siswa.

Lalu bergeser menjemput dua siswa ke Kampung Penyageren, Kelurahan Bancaran.

Kemudian melewati kawasan Rutan Bangkalan untuk menjemput dua orang anak.

Sampailah di titik terakhir penjemputan berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto untuk mengangkut dua orang siswa.

Ia menjelaskan, biaya operasional kendaraan dorkas tersebut ditopang dari bantuan teman-teman guru SDN Pangeranan 1.

Sementara untuk biaya perawatan seperti ganti oli dan servis, dibantu kepala sekolah yang kebetulan mempunyai bengkel.

"Kebetulan di sini muridnya sedikit, ada beberapa anak yang putus sekolah, berhenti sekolah karena lokasi sekolah dan rumah terlalu jauh.

Dari situlah saya terus mencari murid, saya juga menerapkan les gratis dan antar jemput.

Jumlah murid sedikit karena kalah bersaing dengan SD-SD di pinggir jalan," jelas Sulasmiyati.

Momen Babinsa 0829/01 Sertu Sofyan Rikianto, Bhabinkamtibmas Aipda Sopan Sofyan, serta Lurah Pangeranan Agus Deny mendapati kendaraan dorkas mogok saat mengangkut siswa SDN Pangeranan 1, Kota Bangkalan, Senin (19/8/2024)
Kendaraan dorkas milik Sulasmiyati mogok saat mengangkut siswa SDN Pangeranan 1, Kota Bangkalan, Senin (19/8/2024) (TribunJatim.com/Ahmad Faisol)

Namun baru kali ini, dorkas miliknya bertuliskan 'Fasilitas Antar Jemput Siswa SDN Pangeran 1' tersebut mengalami masalah karena mesinnya ngadat.

Kendaraan dorkas bermuatan tujuh orang siswa mendadak mogok ketika mendekati SDN Kelurahan Pangeranan 1, Senin (19/8/2024).

Meski sudah sampai di depan gerbang sekolah, namun pengemudi dorkas, Sulasmiyati, tampak kebingungan.

Ia tidak mengerti apa yang harus dilakukan untuk menghidupkan mesin dorkas miliknya.

Beruntung di saat bersamaan, melintas Babinsa 0829/01 Sertu Sofyan Rikianto, Bhabinkamtibmas Aipda Sopan Sofyan, serta Lurah Pangeranan Agus Deny.

Tiga pilar Kelurahan Pangeranan ini menghentikan laju kendaraan.

Ketiganya kemudian memberikan bantuan dorong hingga dorkas bermuatan tujuh orang siswa itu masuk halaman sekolah.

"Tuas starternya dol, padahal saat karnaval kemarin baik-baik saja. Entah kenapa sekarang dol."

"Mungkin karena kalau diparkir di sekolah sering dibuat mainan anak-anak, jadinya rusak ini rusak itu, ada saja," ungkap Sulasmiyati.

Sementara Lurah Pangeranan, Agus Deny mengungkapkan, pertemuan Tiga Pilar Kelurahan Pangeranan dengan kendaraan dorkas mogok bermuatan tujuh orang siswa ini berawal saat kegiatan rutin berkeliling untuk pemantauan wilayah.

"Kok kebetulan bertemu ibu itu, saya tanyakan ternyata kendaraannya mogok. Akhirnya kami berinisiatif mencoba memberikan bantuan mendorong kendaraan itu."

"Beliau memang memiliki inisiatif untuk antar jemput siswa dari kelurahan lain," singkat Deny.

Guru Sulasmiyati Antar Jemput Siswa SD yang Rumahnya Jauh Naik Dorkas Bekas, Kepsek Bantu Perawatan
Guru Sulasmiyati antar jemput siswa SD yang rumahnya jauh naik dorkas bekas (TribunJatim.com/Ahmad Faisol)

Sebelumnya juga viral aksi kepsek antar jemput siswa.

Berada di tengah persawahan menjadikan SD Negeri Sugihan 3 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, terpencil dari permukiman warga.

Faktor ini menjadikan sekolah tersebut kekurangan murid setiap tahunnya karena orang tua memilih menyekolahkan anaknya di sekolah yang mudah aksesnya.

Berbagai upaya dilakukan pengelola sekolah untuk mendatangkan siswa.

Salah satunya dengan menyediakan mobil antar jemput yang digagas Kepala Sekolah SD Negeri Sugihan 3, Septina Ika Kadarsih.

Dia membeli mobil Suzuki Carry keluaran 1988 yang difungsikan sebagai mobil sekolah.

"Belinya sudah sekitar setahun lalu, Rp 15 juta, kemudian dimodifikasi sebagai mobil antar jemput siswa.

Tapi memang seringnya untuk mengantar siswa pulang, diantar sampai ke rumah masing-masing," kata Septina, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Nasib Siswa Tampang Tak Bisa Sekolah Imbas Tak Ada Guru Mengajar 3 Bulan, Terpaksa Melaut Bantu Ortu

Menurut Septina, semua siswa menggunakan jasa mobil tersebut setiap harinya.

Total 25 siswa diantar dalam dua rombongan.

"Diantar dari yang paling dekat, di sekitar sekolah sampi siswa yang rumahnya di wilayah Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.

Siswa di sini memang banyak juga yang dari Boyolali," paparnya.

Septina mengatakan, jika siswa berjalan kaki ada yang menempuh perjalanan sejauh tiga kilometer melalui perkebunan.

"Kasihan juga kalau terlalu jauh, selain capai saat berjalan juga bisa terlambat. Kalau dengan mobil ini mereka jadi lebih cepat," jelasnya.

Setiap hari, siswa yang menggunakan jasa mobil antar jemput harus membayar Rp2.000.

"Istilahnya hanya untuk ganti bensin. Alhamdulillah orang tua juga tidak keberatan, karena selain anak lebih cepat sampai rumah, mereka juga merasa aman dan nyaman karena didampingi guru," kata Septina.

Bu Kepsek Septina rela antar jemput muridnya karena lokasi sekolah terpencil
Bu Kepsek Septina rela antar jemput muridnya karena lokasi sekolah terpencil (KOMPAS.com/Dian Ade Permana - YouTube/KompasTV Pontianak)

Septina mengatakan, terkadang dirinya yang menyetir sendiri mobil tersebut saat mengantar siswa.

Hal ini karena keterbatasan tenaga khusus untuk menyetir mobil tersebut.

"Jadi di sekolah ini ada 10 tenaga pendidik, terdiri dari 9 perempuan dan satu laki-laki. Kalau yang laki-laki pas ada halangan, ya saya sopir sendiri ke rumah siswa, bagi-bagi tugas," paparnya.

Seorang siswa kelas IV, Yusuf Eka Saputra mengatakan, senang dengan adanya mobil antat jemput tersebut.

"Jadi tidak terlambat, kalau dulu berangkat sekolah pukul 06.00 WIB jalan kaki dari rumah di Candi," jelasnya.

"Senang juga di mobil bersama teman-teman, bisa barengan tidak sendiri-sendiri," kata Putra, panggilannya.

Kepala Korwilcambiddik Kecamatan Tengaran Eko Lesmono mengatakan, dari 33 SD di wilayahnya, 12 sekolah di antaranya menerapkan pola antar jemput siswa.

"Ada yang kerja sama dengan pihak ketiga dan juga beli mobil sendiri," paparnya.

"Selain faktor wilayah dan geografis, dengan adanya mobil ini bisa memberikan kenyamanan dan keamanan untuk siswa.

Apalagi saat ini banyak orang tua yang karena kesibukannya, tidak bisa antar jemput anak," jelas Eko.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved