Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata Tone Deaf, Bahasa Gaul Ditujukan ke Erina Gudono & Kaesang Pangarep, Disebut Hedon di AS

Erina Gudono dan Kaesang Pangarep disebut tone deaf usai hedon di Amerika Serikat. Apa itu tone deaf?

Editor: Olga Mardianita
Instagram.com
Anak dan menantu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, disebut tone deaf usai memakan roti seharga Rp400 ribu dan naik jet pribadi ke Amerika Serikat. 

TRIBUNJATIM.COM - Erina Gudono dan Kaesang Pangarep disebut tone deaf lantaran memamerkan sikap hedon di Amerika Serikat.

Selain membeli roti seharga Rp400 ribu, keduanya disebut-sebut menaiki jet pribadi menuju Negeri Paman Sam tersebut.

Alhasi, hujatan mengalir di akun media sosial keduanya.

Bukan tanpa alasan, kemarahan publik ini mengarah pada ketidakpedulian keduanya sebagai anak dan menantu presiden di tengah carut-marut politik dan sosial di Indonesia.

Lantas, apa arti tone deaf?

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Erina Gudono Bicara Keadilan Sosial di Tengah Sorotan soal Kaesang, Gaya Hedon di Amerika Disorot

Arti kata tone deaf

Merujuk pada Cambridge Dictionary, tone deaf memiliki dua arti dan makna yang berbeda dalam penggunaannya.

Pertama, tone deaf diartikan sebagai seseorang yang "tuli nada" atau tidak mampu mengenali nada yang berbeda sehingga tak bisa menyanyikan lagu dengan tepat.

Tapi secara metafora, tone deaf diartikan sebagai seseorang yang tidak dapat memahami perasaan orang lain terhadap sesuatu atau apa yang tidak dibutuhkan dalam situasi tertentu.

Dilansir dari Merriam-Webster, tone deaf juga dapat diartikan ketika seseorang menunjukkan ketidakpekaan atau acuh tak acuh dalam hal sentimen, opini, atau pendapat publik terhadap isu-isu sensitif.

Contoh penggunaan kalimat tone deaf dalam konteks sosial adalah “banyak politisi yang tone deaf terhadap penderitaan rakyat.”

Kalimat tersebut merujuk pada banyaknya politisi yang bersikap cuek atau tidak peka terhadap penderitaan rakyat.

Dikutip dari The Week (2017), konsep seseorang yang tone deaf sudah ada di Perancis sejak abad ke-18.

Baca juga: Ketum PSI Kaesang Tertawa Ditawari Ketum PAN Zulhas Jadi Cagub Jateng Ketimbang Cagub Jakarta

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved