Berita Tulungagung
Kembang Kempis Nafas Tempat Hiburan Malam di Tulungagung, Sepi Pengunjung Sejak Pandemi
Tempat hiburan malam sempat tumbuh subur di Kabupaten Tulungagung, sebelum Pandemi Covid-19 pada 2020
Penulis: David Yohanes | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Tempat hiburan malam sempat tumbuh subur di Kabupaten Tulungagung, sebelum Pandemi Covid-19 pada 2020.
Tempat hiburan ini berupa café karaoke, diskotik hingga warkop karaoke.
Khusus warkop karaoke, jumlahnya sulit dipetakan karena berkembang hingga ke desa-desa.
Sebagian dari mereka bergabung dalam wadah organisasi Paguyuban Warung dan Hiburan Tulungagung (Pawahita).
Ketua Pawahita, Suyono Pujianto, mengaku saat ini banyak usaha anggotanya dalam kondisi tertekan.
Baca juga: Petugas Gabungan di Tulungagung Sita Ratusan Miras di Cafe Karaoke Pinggiran, Tak Punya Izin Jual
“Kondisinya masih gelap sejak pandemi. Banyak yang gulung tikar,” ujar Yono saat dikonfirmasi.
Sebelumnya Pawahita mempunyai lebih dari 70 anggota aktif.
Saat ini masih eksis 50 anggota karena banyak yang kesulitan beroperasi.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Tulungagung, Mobil Elf Tabrak Warga lalu Kabur, Sopir Diburu Polisi
Di antaranya yang kesulitan itu, ada 6 tempat karaoke yang memilih tutup, sisanya mencoba bertahan sebisanya.
“Biaya operasionalnya tinggi, sementara penghasilannya tidak sepadan. Akhirnya pilih tutup, termasuk tempat saya,” sambung Yono.
Lanjutnya, sejak pandemi pengunjung café karaoke atau warkop karaoke menurun drastis.
Baca juga: Tampar Wanita di Tempat Karaoke, Kades di Jember Ini Terancam Penjara 2 Tahun
Yono menengarai kondisi ini karena ekonomi warga belum bangkit sepenuhnya.
Daya beli yang rendah memaksa warga untuk melakukan penghematan keuangan.
“Uangnya hanya dibelanjakan untuk keperluan yang penting. Tidak ada alokasi untuk ke tempat hiburan,” katanya.
Baca juga: Dulu Kerja Hiburan Malam, Liena Wanita Wonogiri Kini Jadi Sopir Bus Cantik, Nurut Pesan Terakhir Ibu
Café karaoke milik Yono berhenti beroperasi pada saat Bulan Ramadan lalu.
Saat itu ada 5 karyawan dan 6 pemandu lagu yang bekerja padanya, semua terpaksa dipulangkan.
Yono tidak tahu pasti jumlah warga yang kehilangan pekerjaan dari berhentinya tempat hiburan ini, namun menurutnya cukup banyak.
Baca juga: Lagi Asyik Karaoke, Pria Magetan Kaget saat Polisi Menciduknya, Sita Plastik Klip dalam Dompetnya
Di antara mereka ada yang membuka usaha berjualan makanan, dengan menjadi pedagang kaki lima.
Yono sendiri membuka usaha kuliner bersama istrinya, dan menawarkan secara online.
“Jadi kami buat produk makanan, melayani pesanan secara online,” katanya.
Saat ini setidaknya tersisa 4 tempat hiburan malam skala besar di Tulungagung, yaitu Maxy Gold (club and karaoke), Hexa Luxury Pool (lounge and karaoke), Raja Cafe and Karaoke, dan Cafe Star.
Menyusul Kades Suratman, Pemilik Apotek Jadi Tersangka Dugaan Korupsi di Desa Tambakrejo Tulungagung |
![]() |
---|
Gerakan Cabut Paku Warnai Peringatan HUT ke-57 SMA Katolik Tulungagung |
![]() |
---|
Damri Buka Suara Terkait Pengurangan Armada Trayek Tulungagung-Ponorogo dan Potensi Trayek Baru |
![]() |
---|
Pohon Kawasan Hutan di Selatan Tulungagung Sengaja Dimatikan untuk Pertanian, Lahan Diperjualbelikan |
![]() |
---|
Rencana Pembangunan TPST Tulungagung di Dekat Pasar Hewan Terkendala Anggaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.