Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

TMMD 121 Wujudkan Mimpi Warga Desa Selur Ponorogo Dapat Jalan Mulus yang Tertunda Covid-19

Bak mendapatkan angin segar, ketika program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke 121 menyasar Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.

|
TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum
Warga Desa Selur bersama TNI Gotong Royong Membangun Jalan Melalui TMMD ke 121 

Mimpinya pembangunan jalan berjenjang. Suprapto tak menampik, jalan Desa jauh dari kata katak. Pemdes Selur telah melakukan perencanaan berjenjang. 

Terlebih jalan di Desa Selur juga menghubungkan ke desa lain dan jalur alternatif ke Kabupaten Trenggalek.

“Jalan yang dibangun melalui TMMD semua adalah skala prioritas. Jalan yang kita bangun menjadi titik utama. Karena memang jalan mengangkut hasil panen juga ke sekolah,” tegasnya.

Secara tidak langsung, anggota TNI yang turut dalam TMMD 121 mewujudkan mimpi warga Desa Selur. Walaupun tidak langsung terwujud mulus secara keseluruhan.

“Angkut hasil pertanian, jalan mulus kan harga juga lebih mahal dibeli. Karena waktunya lebih cepat. Petani untung. Anak ke sekolah sekarang juga tidak was-was karena jalannya sudah mulai diperbaiki,” tambahnya.

Menurutnya, warga Desa Selur ada 7166 orang 1500 diantaranya adalah siswa SD sampai SMA. Ada 5 Sekolah Dasar (SD), 1 SMP Swasta, 1 MTs Swasta dan 1 SMA Negeri.

“Jadi selain bisa mengangkut hasil pertanian menjadi nyaman. Juga memberi keamanan dan kenyamanan para siswa,” tambahnya.

Suprapto mengaku seperti menerima durian runtuh. Bahwa ketika TMMD 121 menyasar Desa Selur, dia menjadi plong. 

Lantaran pembangunan ditanggung bersama. 
Sumber dana pun tidak sepenuhnya ditanggung oleh TNI. Namun juga oleh Pemkab Ponorogo juga Pemdes Selur. Lantaran sejatinya dengan gotong royong semua lebih mudah.

“Total dana ada Rp 1 Miliar lebih. Dari Mabes TNI sekitar Rp 300 juta lebih, APBD Kabupaten Ponorogo Rp 750 juta dan APBDES Selur Rp 300 juta,” tambahnya.

Menurutnya, TMMD tidak bisa menyelesikan semua problematika yang ada. Namun, dia mengaku TMMD sudah mengurai permasalahan. Setidaknya juga mengurangi permasalahan jalan di titik-titik utama.

“Sehingga wilayah yang terisolir sekarang selesai dengan adanya 50 persen. Yang terisolir itu misal jalur ke Dukuh Ngandel Desa Cepoko,” tambahnya.

Desa Cepoko pernah tersentuh TMMD 113 pada 2020 lalu. Kemudian juga di daerah perbatasan dengan Trenggalek tersentuh TMMD Kodim Trenggalek.

“Akhirnya semua bersatu dengan TMMD. Memang berjenjang dan kami sangat bersyukur sekali,” paparnya.

RTLH TMMD 121, Buat Pujiono Dapat Hunian Layak

Tidak hanya jalan yang dibuat menjadi lebih baik. Rumah salah satu warga Desa Selur dibuat lebih nyaman melalui program TMMD ke 121.

Pujiono tak menyangka bahwa akan mendapatkan bantuan bedah rumah dari TNI melalui TMMD

Bagaimana tidak, semenjak pulang merantau dari Sumatera bukan kesuksesan yang didapat. 

Hingga akhirnya memilih untuk pulang kampung ke Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Pekerjaannya hanya buruh tani.

Dengan pekerjaan buruh tani, membangun rumah layak huni seakan hanya mimpi. Bahkan karena tidak mendapatkan kehidupan yang layak, dia ditinggal oleh istrinya.

Selama lima tahun dia bersama tiga anaknya yang masih kecil tinggal dibawah kekhawatiran. Dimana rumahnya hanya berdinding kalsiboard. Selain atapnya hanya asbes. 

Jika panas menerjang tentu rasa pengap menyerang. Jika musim hujan, suara hujan pasti terasa, belum lagi atap bocor. Juga kondisi rumah aslinya sangat kecil hanya sebesar 3 meter kali 2 meter

Hingga, rumah milik Pujiono ini dibangun secara gotong royong melalui TMMD ke 121. Sepeser rupiah pun tidak keluar dari dompet Pujiono.

“Dibangun pak tentara. Pembangunan selama 1 bulan, 3 kamar. Bisa lihat rumah asli saya ya kayak di belakang. Sempit dan hidup disana sudah 5 tahun,” tegasnya

Dia mengaku setiap hari hanya berdoa, bahwa rumahnya lebih layak huni. Hingga beberapa waktu lalu ada yang mendatangi rumahnya. Dimana pemberitahuan bakal dibangun.

Saat ini, kondisinya berbeda. Lantainya tidak tanah lagi, sudah dipasangi keramik. Kemudian dindingnya juga sudah bata ringan. Pun atapnya juga sudah genteng.

“Mbah Bulug (Kepala Desa Selur, Suprpato) datang ngasih tahu mau dibangun. Saya langsung sujud syukur. Kami sekeluarga bisa tidur nyenyak,” imbuh Pujiono.

Sasaran Non Fisik TMMD ke 121 di Selur Ponorogo

Tak hanya membangun fisik, TMMD ke 121 ini juga menyasar non fisik. Jika sasaran fisik ada 21 titik. Sedangkan non fisik ada 12 poin yang diberikan ke masyarakat Desa Selur.

Dimana ada pelayanan publik dan kependudukan kerjasama dengan Dinas Sosial. Lalu sosialisasi terhadap stunting yang diberikan oleh Dinas Kesehatan.

Selain stunting, wawasan kebangsaan juga diberikan oleh Danki Stagas TMMD. Wawasan kebangsaan ini menyasar siswa di Desa Selur Kecamatan Ngrayun

Lalu sosialisasi keagamaan, penyuluhan pertanian. Juga sosialisasi lingkungan hidup, dan kehutanan. Juga sosialisasi bahaya teroris dan paham radikalisme. 

Selanjutnya penyuluhan hukum, bahaya narkoba, keagamaan dan kegiataan pkk.Ada penyuluhan KB untuk pasangan suami istri.

“Kami berikan secara bergantian. Terutama bagi masalah kesehatan pencegahan pernikahan dini. Dikehahui angka pernikahan dini masih ada,” terang Kades Selur, Suprapto.

Gotong Royong Pemkab, Pemdes dan TNI Wujudkan TMMD di Ponorogo

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menjelaskan TMMD 121 di Desa Selur Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo tidak mungkin terwujud jika hanya dilakukan beberapa orang saja.

Sasaran demi sasaran terwujud karena adanya gotong royong. Dia kemudian mengutip tentang kata-kata yang sempat dilontarkan oleh Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno.

“Bung Karno pernah bilang Jika Pancasila diperas pada satu pasa. Pasa yang mampu mewakili pribadi, 5 pasa adalah gotong royong” kata Kang Giri—sapaan akrab—Sugiri Sancoko mengutip apa yang dikatakan Bung Karno.

Jabarannya adalah tidak akan terwujud goyong royong manakala tidak ada rasa Ketuhanan. Tidak akan terwujud goyong royong manakala tidak ada rasa kemanusiaan

Tidak akan terwujud goyong royong manakala tidak ada rasa persatuan. Tidak akan terwujud goyong royong manakala tidak ada rasa keadilan. Tidak akan terwujud goyong royong manakala tidak ada rasa kerakyatan.

“Oleh karena itu TMMD adalah bentuk komitmen gotong royong implementasikan yang ada adalah gotong royong. Ini cara TNI mempercepat pembangunan,” tambahnya.

Dari data yang ada bahwa luasan Kecamatan Ngrayun 1/5 dari luas total bumi reog. Ruas jalan pun sangat panjang. 

“Dari panjang yang ada bahwa banyak yang jelek. Tetapi yang baik juga ada. Saya mimpi besar suatu saat dengan cara ini (TMMD) menjadi desa yang joss,” tambahnya.

Dandim 0802 Ponorogo, Letkol Inf Dwi Soerjono mengaku memilih Desa Selur sesuai dengan syarat diikutkan TMMD adalah terpencil, tertinggal dan terisolasi.

Letkol Inf Dwi menyebutkan bahwa pembangunan di Desa Selur masih jauh dari kata layak. Terutama akses jalan utama bagi warga Desa Selur.

“Tujuan kami memudahkan mobilisasi masyarakat dalam hal mengangkut hasil pertanian. Juga tentang anak-anak siswa ke sekolah mendapatkan jalan yang lebih layak,” bebernya

Sehingga, TMMD ke 121 hadir. Dimana ada 21 titik sasaran. Dengan 8 titik dibangun dengan APBD dan 13 titik dengan APBDes. Sementara TNI membantu operasionalnya.

Total ada 150 prajurit diterjunkan. Terdiri dari anggota Kodim 0802 Ponorogo, Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yodha, Batalyon Kavaleri 3/Andhaka Cakti atau Yon Kav 3/Tank Malang.

Batalyon Zeni Tempur 5/Arati Bhaya Wighina disingkat Yon Zipur 5/ABW dan Pasmar Parangpilang. “Semua bergotong royong,” tambah Letkol Inf Dwi 

Sasaran Tambahan (Program Unggulan KASAD) TMMD 121 di Ponorogo

Rupanya, TMMD 121 tidak hanya menyasar Desa Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo saja. Namun juga menyasar daerah lain.

Bantuan Sumur dalam diberikan di tiga titik. Adalah Desa Duri Kecamatan Slahung. Lalu Desa Krebet Kecamatan Jambon. Dan Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon.

Tiga desa yang dibangun sumur dalam tersebut merupakan desa langganan krisis air bersih. Setiap tahun hanya mengandalkan bantuan air bersih dari badan penanggulangan bencana daerah (BPBD)

“Kami masukkan sumur dalam pada program TMMD ini. Bukan tanpa sebab, ya karena memang menjadi momok sendiri ketika kemarau,” tegas Dandim 0802 Ponorogo, Letkol Inf Dwi Soerjono.

Penutupan TMMD 121 di Ponorogo, Komitmen TNI dan Pemkab, Ada Pembangunan Berkelanjutan

TMMD 121 di Ponorogo telah resmi ditutup 22 Agustus lalu. Penutupan juga disambut suka cita dan tangis haru warga. Mereka berbahagia, keinginannya mendapatkan jalan yang memadai sudah mulai terwujud walaupun tidak sepenuhnya.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mengucapkan terimakasih karena telah dibantu untuk memperbaiki infrakstruktur di Desa Selur, Kecamatan Ngrayun.

Kedepan, dia ingin TMMD tetap ada. Dia ingin kerjasama dalam ketahanan pangan. Dimana pembuat embung di daerah yang khusus.

“Daerah yang jika kemarau menjadi kering dan jika hujan menjadi banjir. Kami butuh keseimbangan embung. Misal di Wates Slahung atau di Pulung. Tahun depan lah,” terangnya.

Sementara Kepala Staf Kodam (Kasdam) V/Brawijaya, Brigjen TNI Endro Satoto menjelaskan bahwa TMMD adalah kegiatan rutin. Dalam satu tahun anggatan bisa 4 kali.

“Permintaan bupati nanti buat pipanisasi dialirkan ke sawah masyarakat. Ketahanan pangan terjaga. Dan kami bersama Pemkab Ponorogo telah berkomitmen,” bebernya.

“Apa yang telah dibangun bersama tolong dijaga bersama,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved