Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bule ini Ungkap Kelakuan Pengemudi Fortuner di Thailand dan Indonesia, Ternyata Sama Saja: Ngeselin

Seorang bule Australia membandingkan kelakuan pengemudi Toyota Fortuner di Indonesia dan di Thailand. Curhatan itu dikuak melalui akun Instagram

Editor: Torik Aqua
Instagram
Bule Australia, Damian Hoo menyebut jika pengemudi Fortuner di Thailand ternyata sama saja dengan Indonesia 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang bule Australia membandingkan kelakuan pengemudi Toyota Fortuner di Indonesia dan di Thailand.

Curhatan itu dikuak melalui akun Instagram pribadinya @hoointheworld.

Menurutnya, pengemudi Sport Utility Vehicle (SUV) ladder frame itu melihat kebiasaan mereka hampir sama.

Bukan hanya di Indonesia, bule bernama Damian Hoo itu menyebut sikap arogan yang dilakukan pengemudi Fortuner di Thailand juga serupa.

Baca juga: Arti Kata Kocong, Viral Gegara Anak Bule Ukraina Berkeliaran di Bali dan Akhirnya Dideportasi

Sebelumnya Damian menetap di Indonesia sejak Januari 2021 hingga Agustus 2024.

Dalam rentang waktu tersebut, Damian turut memperhatikan kebiasaan berkendara orang Indonesia, tak terkecuali stereotip yang melekat pengendara Fortuner.

Kini Damian menetap di Thailand, dan ia merasakan pengalaman yang menyebalkan ketika bertemu pengendara Toyota Fortuner, sama seperti yang ia rasakan di Indonesia.

“Guys aku kira ini cuma masalah di Indonesia, tapi ternyata juga ada di Thailand. Aku sudah tinggal di Thailand selama tiga minggu ini. Iya, kami sudah pindah ke sini ‘sawasdee khap’. Pengemudi Fortuner di Thailand sama ngeselinnya seperti di Indonesia.

Setiap kali ada orang yang ngebut dan nyelonong, rasanya kayak mereka tuh hama umum. Dan pasti pengemudi Toyota Fortuner, menurutku Toyota harus lebih teliti tentang siapa yang mereka jualin mobil ini.

Kasih video ini ke pengemudi Fortuner, biar mereka lebih waspada,” ucap pria dalam video tersebut,” ucap Damian melalui akun Instagram pribadinya.

Bicara soal pengendara SUV ladder frame yang kerap bertindak arogan, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, ada empat faktor yang mempengaruhi pengemudi bersikap arogan, mulai dari dimensi, power, warna dan jenis modifikasi.

“Sebetulnya tidak semua pengendara Fortuner, ada beberapa yang sopan juga. Memang kendaraan jenis big SUV salah satunya lebih menyalurkan hasrat sebagian pengemudi dengan karakter yang agresif,” kata Sony, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/8/2024).

Menurut Sony, jika bertemu dengan pengemudi Fortuner yang arogan hal tersebut, hal itu disebabkan karena karakter pengemudi.

“Pengemudi seperti itu dikasih kendaraan apapun pasti karakternya tidak akan berubah. Pengemudi ini kan bermacam-macam tipenya, mereka bisa berubah-berubah sesuai kondisi, jika macet, terdistraksi, atau punya masalah bawaan dan lain-lain, aslinya akan keluar,” ucap Sony.

“Jadi tidak cuma di Asia saja, di negara-negara yang sudah maju pun juga sama, hanya bedanya di soal aturan atau hukum yang sudah lebih tegas,” lanjutnya.

Sementara itu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, tak hanya jenis mobil, tetapi atribut yang melekat pada pengemudi akan berpengaruh terhadap karakter seseorang saat berkendara.

“Dalam kasus ini, pengemudi itu terpengaruh oleh dimensi mobilnya. Di alam bawah sadarnya, dia (pengemudi) merasa besar, minta pengecualian, merasa mobil paling mahal, mungkin juga oknum dari satu institusi, yang terjadi sedemikian rupa,” kata Jusri.

“Perilaku semacam ini tidak hanya terjadi di negara berkembang, tetapi juga terjadi di negara modern dan maju. Di mana faktor harga mobil, dimensi mobil, anggota dari satu organisasi masyarakat yang besar di kenal, partai, institusi, orang-orang yang melekat dengan kondisi tersebut tidak menyadari bahwasanya jalan raya adalah ruang publik yang memerlukan sharing, harus berbagi,” lanjutnya.

Jusri menyarankan, jika bertemu dengan pengemudi arogan, hal yang sebaiknya dilakukan oleh pengguna jalan lainnya adalah mengalah.

“Yang perlu kita lakukan adalah mengalah. Mengalah jangan sampai menimbulkan pikiran kecemasan, ketika kecemasan terlalu dalam maka kita akan frustasi, maka seorang bisa melakukan tindakan impulsif,” ucap Jusri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved