Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Viral Perundungan di Kalangan Pelajar, Bagaimana Cara Mendidik Anak Agar Kelak Tak Bully Teman?

Belakangan ini perundungan di kalangan pelajar marak terjadi. Lantas, bagaimana cara mendidik anak agar tak membully temannya?

Editor: Olga Mardianita
Pexels
Ilustrasi perundungan atau bullying. Bagaimana cara mendidik anak agar tak mem-bully teman atau orang lain? 

“Tanyakan, ’Kamu terus memukuli adikmu. Ada apa?’ Dengan melakukan ini, kita mengajari anak untuk menyebutkan masalahnya, dan kita mendapatkan sudut pandang mereka,” jelas Dr. Lee. “Kemudian, dengan berbekal gambaran lengkap – mungkin sang adik merusak mainan saudaranya – kita dapat menemukan solusi bersama-sama.”

6. Kenali teman-teman mereka

Perhatikan lingkaran pertemanan anak. Ini bukan berarti menguping percakapan mereka, namun amati bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain. Hal tersebut dapat membantu orangtua mempelajari banyak hal tentang dinamika dalam grup.

“Orangtua adalah guru pertama bagi anak-anak,” kata Dr. Lee. “Orangtua juga dapat terus mengajarkan tentang kepedulian satu sama lain dengan menjadi teladan positif bagi teman-teman anak mereka.”

Baca juga: Kasus Perundungan Siswa SMP di Banyuwangi, Unggahan Korban Berisi Tantangan Berkelahi Jadi Pemicu

7. Bagaimana jika anak kita yang jadi korban?

Bolehkah kita mengajarkan anak untuk membalas? Jawaban singkatnya adalah tidak.

“Perilaku agresif tetap tidak bisa diterima bahkan jika seseorang menyakiti kita terlebih dahulu,” kata Dr. Lee. “Agresi mungkin tampak seperti solusi jangka pendek, namun pada akhirnya dapat menimbulkan masalah yang jauh lebih besar dalam kehidupan. Masyarakat menghargai pengendalian diri dan ketegasan.”

Jadi, meskipun mungkin ada percikan kemarahan spontan, penting bagi mereka untuk belajar bagaimana mengendalikan diri mereka sendiri dengan cara yang tidak melanggengkan pola perilaku negatif tersebut. Dr. Lee memberikan beberapa contoh:

Bersama teman-temannya, mereka bisa belajar menolak perilaku bully dan berkata, “Hentikan!” atau “Kita tidak boleh melakukan itu” jika sesuatu sudah keterlaluan.

Jika mereka ditindas, “Jangan berikan perhatian kepada si penindas, jangan beri mereka apa pun,” saran Dr. Lee. Anak-anak dapat memperoleh kembali kekuatannya dengan tidak bereaksi.

Namun bagaimana jika anak sudah remaja dan kita merasa mereka mungkin menindas orang lain? Tidak ada kata terlambat untuk mulai menerapkan strategi ini. Dan ada banyak sumber daya untuk membantu kita mengajarkannya.

“Guru pembimbing di sekolah, penegak hukum, profesional kesehatan mental, dan dokter anak semuanya mempunyai strategi yang baik untuk membantu orangtua dan anak-anak – apa pun situasinya,” ujar Dr. Lee.

----

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved