Sosok Nayaka Budhidharma Master Catur dari Malang, Doa Ortu Jadi Motivasi Bawa Emas dari PON 2024

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Rifky Edgar

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kota Malang turut menyumbangkan atlet catur andalan mereka Nayaka Budhidharma untuk tim PON Jatim di ajang PON XXI Aceh Sumut 2024.

Pemuda berusia 18 tahun itu merupakan juara Asian Youth Chess 2022 di Bali dan Asian X Chess 2023 di Bangkok Thailand.

Ini merupakan pengalaman perdana bagi arek Bumiayu, Kota Malang itu untuk berlaga di even olahraga bergengsi nasional PON.

Sejauh ini, Nayaka telah melakukan persiapan selama setahun, ketika menjalani Pelatnas.

Lalu juga melakukan persiapan dengan mengikuti pemusatan latihan selama sebulan di Batu.

Baca juga: Dishub Kota Malang Mulai Uji Coba Rekayasa 2 Arah Jalan Buring, Kurangi Kepadatan di Kayutangan

"Rasanya senang sekali dapat andil menjadi bagian dari PON Jatim," ungkap Nayaka saat ditemui Tribun Jatim Network dalam kegiatan atlet Kota Malang untuk PON Aceh Sumut di Balaikota Malang pada Senin (2/9/2024).

Menyandang gelar sebagai Master, Nayaka berambisi untuk mendapatkan emas dari tiga kategori yang dia ikuti dalam PON Aceh Sumut 2024.

Ketiganya ialah catur kilat, catur cepat dan catur klasik.

Raihan emas di PON XXI Aceh Sumut 2024 nanti akan semakin menambah poin dirinya untuk menyandang status sebagai Grand Master Catur.

"Saya ingin menjadi Grand Master,"

"Kurang satu tingkat lagi agar bisa mencapai 2.500 ELO,"

"Kuncinya ya setiap menang itu nambah,"

"Jadi semakin banyak turnamen yang diikuti bisa meningkat sampai Grand Master," katanya.

Sejak usia 5 tahun, Nayaka kecil sudah diajari bermain catur oleh ayahnya.

Ayahnya merupakan guru catur, yang telah mendidik Nayaka Budhidharma hingga meraih gelar master.

Meski emas merupakan target utamanya dapat PON Aceh Sumut ini, namun Nayaka memahami akan kekuatan lawan yang akan dihadapi.

Baca juga: Tim Basket Putri Jatim Tekuk DKI Jakarta di PON XXI Aceh-Sumut 2024, Pelatih: Tak Menyangka

Musuh terberatnya dalam cabang olahraga catur ialah kontingen dari Jawa Barat.

Menurutnya, kontingen dari Jawa Barat telah memiliki atlet yang sudah meraih gelar Grand Master.

"Bagi saya lawan terberat nanti dari Jawa Barat," 

"Karena atlet nomor satu dan menjadi Grand Master ada di sana,"

"Kuncinya ya saya harus lebih banyak berlatih dan dapat memahami strategi lawan," ucapnya.

Doa dan harapan orang tua juga menjadi motivasi dari pemuda yang baru saja masuk kuliah jurusan Manajemen Universitas Brawijaya Malang itu.

Hal itu yang tertanam dari benak Nayaka, ketika mengikuti setiap turnamen di tingkat nasional dan internasional.

Sejauh ini peran orang tua dalam mendukung kiprahnya sebagai atlet catur telah membuahkan hasil ini.

Ibu Nayaka, Lilis Ertiyanti selama ini juga memantau perkembangan anaknya.

Baik itu sebagai atlet catur, maupun di bidang pendidikan, tempat Nayaka Budhidharma menimba ilmu.

"Selama ini saya mendidiknya karena dia atlet ya harus pintar-pintar dalam membagi waktu ketika dia sekolah maupun kegiatan yang digemarinya,"

"Intinya harus jaga kesehatan, karena itu penting bagi atlet ketika bermain di kejuaraan nasional maupun luar negeri,"

"Kami harus adaptasi makanan hingga cuaca," kata Ibu Nayaka.

Ibu Nayaka hanya bisa berharap anaknya dapat meraih emas dalam kejuaraan PON Aceh Sumut nanti.

Sebab, ini merupakan event PON pertama yang diikuti oleh Nayaka selama menjadi atlet catur.

"Menjadi atlet PON Jatim memang cita-citanya,"

"Nayaka sudah mengikuti seleksi selama setahun ini dan akhirnya masuk,"

"Semoga nanti anak saya diberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran ketika nanti bertanding," tandasnya.