Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Alika Bocah SD Jualan Sayur sambil Rawat Ayah yang Sakit Kanker, Ibu Sudah Meninggal Dunia

Inilah kisah viral Alika, bocah SD yang jualan sayur sambil merawat ayah yang sakit kanker. Alika pun menangis saat menceritakan kondisinya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram @sayaphati
Tangis Alika Bocah SD Jualan Sayur sambil Rawat Ayah yang Sakit Kanker, Ibu Sudah Meninggal Dunia 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah viral Alika, bocah SD yang jualan sayur sambil merawat ayah yang sakit kanker.

Alika pun menangis saat menceritakan kondisinya.

Kisahnya viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @sayaphati, pada Senin (2/9/2024).

Alika pun kini banjir simpati warganet.

Dalam unggahan itu terlihat Alika yang tidak mampu menahan tangisnya. 

Diketahui, ibu Alika telah meninggal dunia dua tahun lalu. 

Demi merawat ayahnya yang sakit kanker getah bening, Alika terkadang tidak sekolah. 

"Ibunya meninggal dua tahun lalu, dia merawat ayahnya yang sedang sakit kanker. Kadang dia ngga sekolah demi untuk merawat ayahnya," tulis keterangan video tersebut, dikutip dari Tribunjabar.id.

Sejak kehilangan ibunya, kehidupan Alika berubah drastis.

Ia kehilangan sosok yang selalu mendampinginya, memberikan kasih sayang dan perlindungan.

Kini, ia hanya memiliki ayah yang menjadi tumpuan hidupnya.

"Kondisi ini membuat Alika harus mengambil alih tanggung jawab yang seharusnya belum menjadi bebannya di usia yang begitu muda," lanjut pengunggah.

Baca juga: Yitno Penjual Cilok Jadi Peneliti di Jerman usai Lulus ITB, Sejak Sekolah Bantu Ibu yang Jual Sayur

Alika pun lantas berjualan sayur di sekitar Dusun Kesuma, Tempos Desa Banyu Urip, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Hal itu dilakukan demi bisa menyambung hidupnya dan sang ayah.

Terlihat momen Alika yang masih mengenakan seragam merah putih itu tampak membawa barang dagangannya. 

Ia juga terlihat menemani ayahnya yang terkulai lemas di tempat tidurnya.

Kisah Alika pun mencuri perhatian publik, unggahan itu pun menuai beragam komentar warganet.

Tetangga bahkan orang-orang dari yayasan sosial banyak berdatangan menemui Alika dan ayahnya. 

Hanya sekadar memberi seadanya, atau sampai mencatat data Alika agar masuk sebagai penerima bantuan.

Tak sedikit yang ingin memberikan donasi kepada bocah malang tersebut.

Baca juga: Air Mata Haru 1 Aula Lihat Yeni Digendong Ayah Terima Ijazah dari Rektor, Sempat Terancam Tak Wisuda

Sebelumnya juga viral seorang bocah SD pakai sandal jepit saat sekolah.

Ia adalah Firdaus (7), murid SD Inpres Kuo Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Firdaus terpaksa memakai sandal jepit karena orangtuanya tak memiliki uang untuk membeli sepatu.

Orangtuanya tergolong kurang mampu, bahkan seragam bocah tersebut juga masih dicicil oleh orangtuanya.

Orangtua Firdaus diketahui bekerja sebagai buruh harian dan menjual sayur.

Rudi, kakak Firdaus mengatakan, sang ibu hanya berjualan sayur keliling menggunakan sepeda.

"Hari pertama masuk sekolah Firdaus tidak pakai sepatu karena belum ada uang untuk beli, itupun seragam sekolah dan pramuka masih dicicil," kata Rudi kakak dari Firdaus, kepada Tribun Sulbar, Senin (15/7/2024).

Rudi mengaku, ibunya hanya keliling jualan sayur setiap hari dengan menggunakan sepeda.


 
Sedangkan bapaknya hanya bekerja buruh harian dan juga garap sawah orang lain.

Selama ini, kata dia, keluarganya jarang sekali mendapat bantuan dari pemerintah kabupaten atau provinsi untuk membantu kebutuhan sekolah maupun bantuan sosial lainya.

"Itupun kalau ada ya ditunggu informasi dari desa biasa, tapi sudah lama sekali kami tidak dapat bantuan," ujarnya.

Lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari Rudi hanya menunggu panggilan dari orang lain agar dia bekerja seagai buruh harian bersama ayahnya.

Dia juga sedang berusaha agar adiknya Firdaus bisa membeli sepatu agar tetap semangat belajar.

"Semoga ada rejeki supaya bisa saya belikan sepatu untuk adik saya, agar dia semakin semangat belajarnya," bebernya.

Rudi menambahkan, dari empat bersaudara hanya Firdaus yang sekolah sementara saudara lainya sudah berhenti sekolah karena faktor ekonomi yang menghimpit mereka.

Firdaus satu-satunya harapan untuk merubah nasib keluarganya dikemudian hari lewat pendidikan.

"Saya berharap ada bantuan beasiswa untuk adik saya," pungkasnya.

Baca juga: Pakai Kursi Roda Rusak, Pak Eman Jualan Tisu Demi Menyambung Hidup, Badan Kurus Kena Penyakit Langka

Pemprov Sulbar, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar langsung merespons adanya anak siswa SD atas nama Firdaus tidak memiliki sepatu saat hari pertama sekolah di Mamuju Tengah.

"Pagi ini kami di SD Inpres Kuo Desa Kuo Kecamatan Pangale Kabupaten Mateng menyerahkan seragam dan perlengkapan sekolah pada anak yang kemarin masuk sekolah pakai sandal jepit," ujar Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar Mithar, Selasa (16/7/2024).

Adapun bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Mithar kepada Firdaus di halaman sekolah Inpres Kuo.

Pada kesempatan tersebut, Firdaus diantar oleh guru sekolah.

Kendati begitu, melalui arahan Pj Gubernur Bahtiar Diknas Sulbar langsung bergerak cepat membantu anak tersebut.

Sehingga, bisa menggunakan sepatu saat pergi ke sekolahnya.

Usai mendapatkan bantuan, Firdaus bisa tersenyum lebar karena pelengkapan sekolahnya sudah terpenuhi, mulai dari sepatu dan perlengkapan lainnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved