2 Tahun Dede Cari Anaknya yang Tidak Ketemu Sejak Nikah, Istri Sakit Kepikiran, Kini Ditolong Polisi

TRIBUNJATIM.COM - Seorang ayah bernama Pak Dede 2 tahun mencari anaknya yang sudah menikah.

Anaknya itu tak pernah berkabar sejak berkeluarga.

Dan kini sang ibu sakit memikirkannya.

Kisah Pak Dede diviralkan anggota Polres Cimahi, Bripka Rizky Hikmat Setiawan, melalui akun Instagram miliknya, @bangrizky_goww.

Dalam video yang dibagikan, Bripka Rizky bertemu dengan Dede yang sedang duduk di bawah tenda di pinggir jalan.

Pria paruh baya itu membawa sebuah ransel di pangkuannya.

"Mau ke mana, Pak?" ucap Bripka Rizky.

"Mau ke Pasar Antri (Cimahi)," jawab Dede.

Dede pun menjelaskan dirinya duduk di tenda tersebut karena menunggu anaknya yang akan menjemput dari Kecamatan Cisarua, Cimahi.

"Bapak dari mana?" tanya Bripka Rizky lagi.

"Dari Cianjur," jawab Dede, melansir dari TribunJabar.

Baca juga: Sosok Pak Supri Pemungut Paku Tiap Hari Jalan Kaki 5 Km Demi Cari Nafkah, 3 Anak Jadi Tanggungannya

Saat ditanya mengenai alasannya pergi ke Cianjur, Dede ternyata mencari anaknya.

"Mencari anak saya," kata Dede.

Dede menuturkan, dirinya mencari putrinya yang diduga berada di Cidaun, Cianjur.

Namun, ketika pergi ke wilayah tersebut, Dede tidak berhasil menemukannya.

"Jadi, dia (anaknya) punya suami asal Cidaun," terang Dede,

Dede mengatakan, selama ini dirinya tidak memiliki kontak dari sang putri dan tidak pernah berkabar.

Tapi, Dede mengaku dirinya dulu memang menikahkan anaknya.

Baca juga: Murka Keluarga Gadis Penjual Gorengan, Belum Ikhlas Kehilangan Anak, Minta Pelaku Dihukum Mati

Kemudian, sejak rumah putrinya yang di Cidaun dijual, ia pun tidak pernah bertemu lagi dengannya.

Adapun, nama putri Dede adalah Desi yang berusia sekitar 36 tahun.

Menurut Dede, ia sudah tidak bertemu Desi selama kurang lebih dua tahun.

Lalu, Dede bercerita bahwa istrinya di rumah sedang sakit.

Hal itu lah yang membuat Dede mencari anaknya, karena sang istri ingin bertemu.

"Ada di rumah, sedang sakit," ucap Dede.

Informasi terakhir yang didapat Dede, putrinya itu kini tinggal di wilayah Naringgul, Cianjur.

"Persis di pinggir jalan, Pak,"

Sementara, Dede sendiri tinggal di Jalan Warung Contong, Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Bripka Rizky pun berharap Dede akan segera bertemu dengan putrinya.

"Pa Dede yang mencari putrinya, karena setelah putrinya menikah beliau dan istri tidak mendapatkan kabar lagi darinya, sampai sang istri sakit karena memikirkan putrinya," tulis Bripka Rizky dalam keterangan unggahannya.

"Semoga takdir dapat mempertemukan mereka kembali," tambahnya.

Sementara itu, sebelumnya juga viral curhat pilu seorang ibu mencari keberadaan anak perempuannya yang pamit kerja di Malaysia. 

Ibu berinisial KY itu berasal dari Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Ia mencari anak perempuannya yang masih berusia 18 tahun, inisialnya DN. 

Baca juga: Selama ini Jadi Gelandangan, Marni Ternyata Hilang 4 Tahun hingga Ibunya Sakit dan Tak Bisa Jalan

KY mengatakan, selama dua tahun, ia dan keluarganya berusaha mencari DN agar bisa dipulangkan ke Indonesia.

Ketika dihubungi via telepon, KY bercerita semuanya berawal saat DN dan saudara kembarnya lulus SMP. 

Diketahui, DN tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA, ia justru mengatakan kepada ibu dan ayahnya ingin bekerja agar menghasilkan uang.

"Saya sempat melarang, tapi maunya anak ya sudah diikuti. Terus dia ke Bali selama dua minggu dan pulang ke rumah nenek." 

"Setelah itu dua hari di rumah, dia ngomong mau berangkat ke Taiwan," kata KY, Selasa (10/9/2024), dikutip dari Kompas.com.

Sebagai seorang ibu, KY mengaku sempat khawatir dan melarang anak perempuannya itu untuk berangkat kerja ke luar negeri.

"Saya bilang kok ke luar negeri, kerja di sini saja belum pernah. Tapi cuma dua hari di rumah terus dijemput sama sponsornya dibawa pergi." 

"Saya enggak bisa melarang, apalagi anak saya dalam tekanan," kata KY.

Baca juga: 9 Tahun Cari Anaknya yang Hilang, Ibu Kini Meninggal karena Kanker: Maaf Tidak akan Menemuimu Lagi

Ia makin terkejut ketika sponsor mengatakan anaknya akan bekerja di Malaysia, bukan di Taiwan seperti rencana awal.

"Tapi saya tak punya kuasa untuk melarang. Saya enggak tahu apa-apa, tiba-tiba DN dibawa pergi," kata dia. 

Ia mengatakan saat meninggalkan rumah pada tahun 2022, DN masih berusia 16 tahun. 

Dibantu sponsor keberangkatan anaknya yang berasal dari Jember, DN diketahui bekerja sebagai asisten rumah tangga di Serawak, Malaysia.

"Kontak yang diberikan ke saya kontak majikannya dan selama dua tahun terakhir ini, hanya tiga kali kontak DN," ungkap dia.

Setiap menghubungi anaknya, KY mengaku tidak lebih dari lima menit, dan anaknya selalu didampingi majikannya serta dilarang menggunakan bahasa daerah.

"Saya hanya mau anak perempuan saya pulang ke rumah, SaYa minta bantuan ke Pemerintah, anak saya dieksploitasi di sana.

"Saat video call kondisinya memprihatinkan dan rambutnya juga dipotong sama majikannya," kata KY dengan suara bergetar.

Keluarga pun langsung mengadukan kasus DN ke Dewan Pimpinan Wilayah Serikat Buruh Migran Indonesia (DPW SBMI) Jawa Timur. 

Agung Subastian dari Tim Advokasi Jawa Timur mengatakan, pihaknya akan melakukan investigasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memulangkan DN.

"Kami sempat mengecek lewat imigrasi, nama DN tidak ada. Termasuk di dinas tenaga kerja. Jadi DN bisa dipastikan berangkat ke Malaysia secara ilegal," kata Agung. 

Ia menjelaskan, Serikat Buruh Migran Indonesia berkoordinasi dengan BP2MI, Disnaker, dan kepolisian untuk mendalami, dan menangkap terduga sponsor pelaku. 

Menurut dia, modus terduga sponsor ini adalah melakukan perekrutan, membawa dan memfasilitasi anak di bawah umur untuk bekerja di luar negeri. 

"Semua elemen masyarakat harus lebih peduli dan laporkan jika ada yang mencurigakan terkait perdagangan orang agar terhindari dari tipu daya calo khususunya di wilayah Banyuwangi," kata dia

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com