Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

64 Siswa SD Keracunan usai Makan Siang di Sekolah, Mengeluh Sakit Perut hingga Muntah saat Mengaji

64 siswa sekolah dasar (SD) mengalami keracunan makanan saat makan siang. Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Editor: Torik Aqua
Pexels/Ivan Samkov
Ilustrasi - 64 siswa SD mengalami keracunan masal setelah menyantap makan siang dari sekolah 

TRIBUNJATIM.COM - 64 siswa sekolah dasar (SD) mengalami keracunan makanan saat makan siang.

Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Mereka keracunan makan siang pemberian sekolah.

Ada dugaan salah satu dari makanan tersebut yang membuat mereka keracunan.

Baca juga: Pengakuan Korban Keracunan Makanan saat Hajatan Pernikahan di Ponorogo, Belasan Kali ke Toilet

 Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan, awalnya pada Selasa (10/9/2024) sekira pukul 11.30-12.00 WIB, sejumlah siswa sedang melaksanakan makan siang bersama yang telah disediakan oleh pihak sekolah.

"Makan siang itu berupa nasi, sayur lodeh, dan nugget ayam," ucap Nengah kepada awak media, Rabu (11/9/2024).

Kemudian sekira pukul 13.00-14.00 WIB ketika siswa dari berbagai kelas dari kelas 1-6 SD melaksanakan proses pembelajaran mengaji, tiba-tiba satu persatu sampai sekitar 10 anak mengeluh sakit perut disertai dengan mual, pusing dan muntah.

Guru yang mengajar pada saat itu membawa siswa  tersebut ke ruang UKS.

Mereka juga melaporkan kepada kepala sekolah setempat.

"Atas kejadian tersebut pihak Sekolah menghubungi Puskesmas Bantul 2 serta Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul pada Rabu (11/9/2024) pukul 12.30 WIB," terangnya.

Lalu, ⁠Puskesmas Bantul 2 dan Dinas Kesehatan Bantul, serta Polsek Bantul bersama-sama melaksanakan analisa dan penanganan kejadian tersebut dengan mengambil sampel makanan yang telah di konsumsi oleh anak-anak tersebut.

Sampai dengan saat ini siswa-siswi SD yang mengalami dampak dari keracunan makanan tersebut mencapai 64 anak.

 Lalu, dari keseluruhan anak yang mendapat perawatan di rumah sakit sejumlah lima anak.

Namun, hingga saat ini, beberapa anak kondisinya sudah semakin membaik.

 "Dugaan sementara awal mula keracunan makanan tersebut berasal dari nugget ayam yang telah berubah rasa," bebernya. 

Dugaan itu berasal dari hasil keterngan salah satu guru SD yang bersangkutan yang mendengar cerita dari siswanya bahwa nugget ayam tersebut rasanya sudah tidak seperti biasanya.

"Namun demikian, itu adalah dugaan sementara.

Saat ini, kami masih menunggu hasil uji sampel makanan di laboraturium BLKK Kota Yogyakarta dan hasil pemeriksaan diketahui sekitar dua minggu kemudian," tandas Jeffry.

Sementara itu, kasus keracunan serupa juga pernah terjadi di Ponorogo, Jawa Timur.

Sejumlah warga Pengkol, Kecamatan Kauman, dan Desa Pulosari, Kecamatan Jambon, Ponorogo, diduga mengalami keracunan makanan hajatan pengantin di Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo.

Puluhan warga mengalami pusing berkepanjangan. Juga mengalami diare hingga lemas.

Karena itu, sejumlah warga masih menjalani rawat inap di sejumlah rumah sakit di Bumi Reog, sebutan Ponorogo.

Untuk menyelidiki hal itu, SPKT Polres Ponorogo dan Penyidik Polsek Sumoroto mendatangi Puskesmas Ngrandu, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jumat (23/8/2024).

Mereka ingin melihat langsung kondisi sejumlah warga yang diduga mengalami keracunan massal.

Warga diduga keracunan setelah menyantap hidangan dalam hajatan pernikahan di rumah milik warga Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, Senin (19/8/2024) lalu.

“Hingga Jumat, ada 8 yang menjalani rawat inap. Dirawat di Puskesmas Ngrandu dan berbagai rumah sakit Ponorogo,” ungkap Kapolsek Sumoroto, Kompol Haryo Kusbiantoro, Jumat (23/8/2024).

Kompol Bibin, sapaan akrab Kompol Haryo Kusbiantoro mengatakan, 13 pasien lainnya sudah dipulangkan atau menjalani rawat jalan.

Baca juga: Kondisi Terkini Puluhan Warga di Lumajang Keracunan Ketan Koro usai Pengajian, Diselidiki Polisi

Pihaknya mengaku baru mengetahui kejadian dugaan keracunan massal pada Kamis (22/8/2024) malam.

“Kami tahunya setelah adanya laporan dari petugas puskesmas yang curiga karena kedatangan banyak pasien dengan keluhan yang sama,” tegasnya.

Menurutnya, pasien yang masih menjalani rawat inap mengeluh pusing, mual dan diare, sejak Senin (19/8/2024) malam.

Namun mereka akhirnya menjalani rawat inap karena kondisi yang semakin lemas.

“Jadi kemarin hari Senin itu ada pesta hajatan, di situ warga makan, namanya pesta, makan di situ, setelah itu, ada yang langsung habis itu sakit mual, diare, termasuk pusing,” ujarnya.

Mereka, kata dia, yang diduga keracunan ada yang langsung mengalami gejala keracunan.

Namun ada juga yang selang dua hari atau tiga hari baru berobat ke puskesmas atau rumah sakit.

“Untuk total korban ini masih kita jumlah, karena wilayahnya jika terpecah ada yang di Jambon, ada yang di Sumoroto, ataupun Kauman, ada yang masuk rumah sakit ada yang masuk rumah sakit Muslimat,” pungkasnya.


Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved