Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ngawi

Kunjungan di Museum Trinil Ngawi Lesu, Belum Sesuai Harapan, Andalkan Pengunjung Study Tour Siswa

Jumlah kunjungan Museum Trinil menjelang pergantian tahun, dinilai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Ngawi masih jauh dari harapan

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Febrianto Ramadani
Sekelompok peneliti tengah melihat koleksi fosil dari pra sejarah, yang dimiliki oleh Museum Trinil, di Dusun Pilang, Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, NGAWI - Jumlah kunjungan Museum Trinil menjelang pergantian tahun, dinilai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Ngawi masih jauh dari harapan.

Tercatat, tingkat kunjungan museum yang berada di Dusun Pilang, Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar tersebut, baru sekitar 13.000 pengunjung pada akhir bulan Juli lalu.

Koordinator Museum dan Budaya Dikbud Kabupaten Ngawi Daud Salempang, menuturkan, jumlah tersebut masih jauh jika dibandingkan pada tahun 2023, mencapai 29 ribu pengunjung.

“Sejauh ini, kami memang meminta SD dan SMP yang berada dinaungan Dikbud Ngawi, untuk menjadikan Museum Trinil sebagai salah satu destinasi wisata,” ujar Daud, Kamis (2/9/2024).

Ia menambahkan, sebagian besar pengunjung Museum Trinil adalah pelajar yang sedang melakukan study tour.

Baca juga: Museum PETA Blitar Dapat Sentuhan Baru, Taman Plaza Senilai Rp760 Juta Siap Memukau Pengunjung

Baik dari wilayah Kabupaten Ngawi, maupun kabupaten tetangga.

“Upaya kami bekerja sama dengan sekolah dibawah naungan dikbud untuk Museum Trinil menjadi tempat wisata edukasi," imbuhnya.

Disatu sisi, lebih dari 2 ribu koleksi fosil dari pra sejarah dimiliki oleh Museum Trinil.

Baca juga: Ada Kurikulum Baru untuk SD-SMP di Surabaya, Pelajar Diajak Kunjungi Museum dan Tempat Bersejarah

Mulai dari fosil tumbuhan, hewan hingga peralatan berburu manusia zaman purba. 

Kemudian fosil manusia yakni Pithecanthropus Erectus atau Java Man, yang ditemukan oleh Eugène Dubois pada tahun 1891-1893 disimpan di Belanda. 

Sedangkan tengkorak atap yang ditemukan pada bulan Agustus tahun 1987 cukup istimewa oleh remaja kelas dua STM PGRI Ngawi, disimpan di Museum Mpu Tantular di Surabaya. 

Baca juga: Orang Tua di Ngawi Bongkar Makam Putrinya, Diduga Meninggal Tak Wajar, Isi Chat di Ponsel Jadi Bukti

"Setiap tahun proses penggalian masih terus dilakukan di sepanjang sungai Bengawan Solo, untuk mencari penemuan zaman pra sejarah," tuturnya.

Disamping itu, setiap tahun Museum Trinil diberi bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) museum dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi.

Baca juga: JATIM TERPOPULER Anggota Bawaslu Ponorogo Kemalingan hingga Orangtua di Ngawi Bongkar Makam Putrinya

“Bantuan Rp 700 juta untuk tiga kegiatan. Mulai pengelolaan ruang koleksi, program publik dan pemeliharaan sarana dan prasarana," pungkas Daud.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved