Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bangganya Intan Mahasiswi Lulus Kuliah Tanpa Skripsi Berkat Jasa Lamaran, Pelanggannya di 4 Kota

Kisah mahasiswi lulus kuliah tanpa skripsi viral di media sosial. Ia adalah Intan Amalia Hasana.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
Dok. Unsoed
Intan, mahasiswi lulus kuliah tanpa skripsi berkat usaha jasa lamaran. Pelanggannya sudah ada di 4 kota. 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah mahasiswi lulus kuliah tanpa skripsi viral di media sosial.

Ia adalah Intan Amalia Hasana.

Intan lulus tanpa skripsi berkat usaha yang digelutinya sejak 2021.

Intan berhasil lulus tanpa skripsi di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah.

Bisnis yang digeluti Intan adalah jasa lamaran dan pernikahan.

Kisah sukses Intan ini berawal dari program kewirausahaan mahasiswa.

Bahkan saat itu, Intan Amalia tercatat sebagai mahasiswa pertama Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed yang lulus melalui program tugas akhir non-skripsi.

Baca juga: Sosok Yuliana Mahasiswi Lulus Kuliah Jadi Tukang Rongsokan dan Ngojek, Tak Gengsi Demi Bantu Ortu

Program tersebut merupakan kebijakan FEB Unsoed yang mulai diterapkan sejak 2023 dalam rangka percepatan masa studi mahasiswa.

Intan memiliki usaha dari program ini bernama I.Project,.

Bisnis ini berawal dari keinginan Intan untuk mempunyai usaha, namun terhalang modal.

Intan pun akhirnya mengumpulkan modal dengan menjadi beauty influencer di brand Oriflame.

Setelah satu tahun, Intan membangun bisnis I. Project dengan modal pribadi.

“I. Project memiliki berbagai jenis usaha di antaranya usaha dekorasi yang merupakan awal mula I. Project dirintis, lalu berkembang menjadi usaha buket, seserahan, mahar dan aksesoris lainnya untuk pernikahan.

Intan, mahasiswi lulus kuliah tanpa skripsi.
Intan, mahasiswi lulus kuliah tanpa skripsi. (Dok. Unsoed)

Jangkauan pasar I. Project yaitu area Banyumas, Bumiayu, Purbalingga, dan Cilacap,” jelas Intan, dilansir dari laman Unsoed, dikutip dari Tribun Jateng.

Proses bisnis Intan bisa dijadikan skripsi, harus lolos kelayakan aturan kampus.

Di antaranya adanya laporan proyek kewirausahaan.

Dalam laporan ini, Intan harus menjelaskan apa saja bisnis yang dirintis, profit, dan hal lain yang terperinci.

Intan mengatakan ini merupakan suatu kebanggaan dan merasa sangat terbantu dengan adanya program tugas akhir non-skripsi.

“Saya benar-benar excited setiap mengikuti prosesnya. Saya dapat menyelesaikan laporan dengan cepat. Selain itu, saat seminar lebih percaya diri karena saya mempresentasikan usaha sendiri,” ujar Intan.

Baca juga: Sosok dan Sisi Gelap Prathita Amanda, Dokter yang Diduga Bully Mahasiswi PPDS, Isi Chat WA Terungkap

Sebelumnya, sosok mahasiswi Unnes bernama Dini Nur Kholisah menjadi viral karena pekerjaannya.

Selama ini ia membuka jasa antar jemput dan titip.

Dari pekerjaan itu, Dini bisa meraup omset puluhan juta rupiah.

Jasanya pun  memiliki sejumlah kelebihan dibanding layanan aplikasi online.

Selain harga yang lebih murah, jasa yang ditawarkan pun juga dinilai lebih lengkap dan beragam.

Sehingga, banyak pelanggan yang memanfaatkan jasa anjem dan jastip untuk kebutuhan sehari-hari.

Biasanya, jasa ini kerap ditemui di kampus-kampus Kota Semarang.

Salah satunya, kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Salah satu jasa anjem dan jastiper, Dini Nur Kholisah, memiliki banyak kejadian unik selama menyediakan jasa anjem dan jastip.

Mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Kedokteran (FK) Unnes itu mengaku, kerap kali mendapat pesanan untuk memintakan tanda tangan ke dosen.

Buka Jasa Jemput dan Titip, Dini Mahasiswi Unnes Dapat Rp 6 Juta Sebulan, Pernah Diminta Lihat Pacar
Buka Jasa Jemput dan Titip, Dini Mahasiswi Unnes Dapat Rp 6 Juta Sebulan, Pernah Diminta Lihat Pacar (KOMPAS.com/ Sabrina Mutiara)

Untuk tarifnya, Dini tidak mematok harga yang pasti. Melainkan berdasarkan dengan kesulitan maupun lama waktu saat menemui dosen.

"Sebenarnya tarifnya seikhlasnya, kadang ada yang nagasih Rp 45.000 sampai Rp 50.000," ucap Dini, Selasa (10/9/2024), melansir dari Kompas.com.

Dini mengatakan, berkas-berkas tanda tangan yang dibawanya itu bukanlah berkas yang amat penting.

Namun, berkas pendukung seperti berkas magang, beasiswa, hingga kartu studi.

Bahkan, Dini juga tidak menjamin bisa memintakan tanda tangan dosen di seluruh fakultas.

Biasanya, Dini hanya menerima pesanan tanda tangan di FK Unnes.

"Jadi orangnya sudah janjian dulu sama dosen. Lalu saya datang, pakai masker, dan minta tanda tangan langsung," tutur dia.

Dini mengaku, sudah memulai aktivitas anjem dan jastip sejak tahun 2022 lalu.

Salah satu pesanan unik lain yang berkesan baginya yaitu saat dimintai tolong untuk menjenguk pacar pelanggannya di kamar kos.

"Waktu itu ada yang minta anjem, tapi disuruh ke kos pacarnya. Disuruh lihatin pacarnya, karena yang ceweknya itu ngancem bunuh diri saat mereka berantem,” ucap Dini.

Baca juga: Mahasiswa Ditinju Paspampres usai Foto dengan Presiden Jokowi, Istana Membantah ada Pemukulan

Berbeda dengan layanan aplikasi online, Dini mematok harga jasa anjem bukan berdasarkan seberapa jauh jarak kilometernya.

Namun, tergantung sulit tidaknya medan yang akan dilewati.

"Kalau di sekitaran Unnes saja, cuma Rp 5.000, kalau ke Stasiun Tawang Rp 25.000, terus ke Simpang Lima Rp 21.000," ungkap Dini.

Mahasiswa semester akhir itu mengaku, paling ramai mendapat orderan ketika arus balik mahasiswa Unnes.

Dalam satu hari, Dini bisa bolak-balik dari Unnes ke Stasiun Poncol sebanyak 10 kali.

Menariknya, dari hasil anjem dan jastipnya itu Dini bisa meraup pendapatan sekitar Rp3 hingga 4 juta.

Bahkan, pernah sesekali dia mendapat Rp6 juta dalam satu bulan.

"Itu yang paling ramai, sehari aja bisa dapet Rp 400 ribu. Sebulan total Rp 6juta," ucap dia.

Bukan melalui aplikasi khusus, Dini memanfaatkan jejaring media sosial X untuk menyebarkan jasanya.

Uniknya, dia membuka jasa ajem dan jastip itu selama 24 jam penuh.

Sehingga, dirinya harus pandai membagi waktu untuk bekerja di sela menyelesaikan skripsinya.

“Selama ada yang booking, pokoknya ready 24 jam. Rasanya jelas capek, tapi senengnya itu ketika anjem bisa sharing sama pelanggan, dapet temen baru, sama ngebantu mereka juga tentunya," pungkas Dini.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved