Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lifestyle

Batik Tulis Okra Karya Warga Kranggan Surabaya Dilirik Wisatawan Mancanegara, Motif Buah dari Afrika

Kehadiran Batik Okra menjadi sumber ekonomi baru bagi warga Kranggan Surabaya, batik ini mulai dilirik wisatawan nusantara hingga mancanegara

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Nur Ika Annisa
Para pembatik di Hotel Sheraton Surabaya menunjukan produk hasil karya batik Orang Kranggan (Okra), Jumat (27/9/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nur Ika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kehadiran Batik Okra menjadi sumber ekonomi baru bagi warga Kranggan Surabaya. Meski usianya belum dua tahun, batik Orang Kranggan ini dilirik wisatawan nusantara hingga mancanegara.

Tak hanya menunjukan hasil karya batik oleh warga, kampung wisata ini juga memberikan aktivitas pengalaman membatik. Selain bisa membantu perekonomian warga, juga menjadi destinasi wisata sekitar Kecamatan Bubutan Surabaya.

“Pertama dibuat tahun 2022, lahirnya waktu Covid. Perekonomian warga dari atas ke bawah, anjlok nah gimana caranya mengangkat ekonomi warga. Saya ajukan ke dana kelurahan dan ada respon, sampailah ke pelatihan membatik. 28 Desember 2022 batik okra diresmikan,” ucap Ketua RW 01 Pancasila Kranggan, Ridi Sulaksono, Senin (30/9/2024).

Keramahan dan ketelatenan para pembatik menyambut hangat siapa saja yang ingin mengenal batik tulis.

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri branding batik Okra, disamping kualitas produk dari warga pembatik.

Baca juga: Momen Ratusan Pelajar Bondowoso Mencolet Batik di Kain Raksasa, Sambut Hari Batik Nasional

Tamu-tamu luar negeri seperti dari Filipina, Vietnam, Malaysia, Pakistan, Kamboja, Brunei Darussalam, serta diplomat Perancis, Inggris dan Korea Selatan disebut ingin mencoba hal baru.

Salah satunya membuat batik tulis melalui edukasi atau workshop ‘Wisata Tiru Batik’ yang juga dapat diikuti anak-anak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dari Surabaya hingga berbagai kota di Indonesia.

Mulai dari tahapan mencanting, sampai pencelupan yang dapat memberikan pengalaman baru dan menjadi inspirasi untuk melestarikan batik.

“Kita belum dua tahun, tapi sampai sekarang sudah tahap internasional. Untuk tamu kebanyakan luar negeri dan dalam negeri,” sebutnya.

Baca juga: Kunjungi Kampung Batik di Madura, Cagub Jatim Luluk Dorong Perekonomian Lokal Melalui Warisan Budaya

Selain pengalaman yang ditawarkan, branding Batik Okra juga menampilkan motif utama yang khas. Motif tanaman okra hanya dimiliki oleh kampung tersebut.

Kampung ini membudidayakan tanaman okra. Pun dengan motif batik yang tak lepas dari buah, bunga atau daun dari tanaman tersebut.

Ada motif batik okra, motif batik sulur, okra gerbang, dan Suro dan Boyo ciri khas Kota Pahlawan. Harganya pun beragam, mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Untuk diketahui, tanaman okra atau dikenal dengan lady finger ini dapat dikonsumsi hingga bagian bijinya. Tanaman sejenis sayuran (Abelmoschus Esculentus) yang berasal dari Afrika.

Baca juga: Pemkab Tulungagung Kenalkan Batik Lurik Bhumi Ngrowo, Akan Jadi Salah Satu Seragam ASN

Selain keunikannya, banyak manfaat dari buah okra yang menjadi alasan warga Kranggan memilih untuk membudidayakannya.

Ridi menilai, manfaat dari buah ini di antaranya baik dikonsumsi untuk penderita diabetes, asam urat dan sebagainya.

Tanaman ini direncanakan akan diolah lebih inovatif menjadi tepung hingga biji kopi.

Hal ini menjadi cara Ridi dalam mengenalkan tanaman okra dan membagikan manfaatnya kepada masyarakat.

Baca juga: Siapa Bos Batik Pekalongan Sebar Rp35 Juta dari Atap Rumah? Disorot Gegara Ricuh - Warga Pingsan

“Yang berjalan batiknya, tapi inovasi lain sedang disiapkan dari olahan buah okra. Tepung, pie, kopi yang murni dari buah okra,” sebutnya.

‘Dari warga untuk warga’ adalah tujuan utama Ridi bersama warga dalam mengembangkan batik maupun tanaman okra. Sebab, selama adanya batik ini membantu perekonomian warga sekitar.

Para pengrajin batik di kampung ini merupakan puluhan ibu rumah tangga yang memiliki inisiatif untuk pelatihan membatik. Dengan ini, mereka aktif berkegiatan dan mewujudkan roda perekonomian baru.

“Ini sangat membantu sekali (ekonomi warga). Awalnya dua kali ikut pelatihan, dimentorin juga dari Pemerintah Kota, setelah itu dilepas. Kita awalnya bikin selendang, syal, udeng. Kita juga mengenalkan batik ke rombongan wisatawan,” ungkap pembatik Yesy Widowati.

Baca juga: Terinspirasi Seni Mozaik, Desainer Ulfa Mumtaza Bikin Busana dari Potongan Batik Klasik & Swarovski

Yesy menyebut, Kampung Wisata Batik Okra Kranggan tak hanya menggerakan ekonomi melalui batik. Tetapi, melibatkan banyak UMKM kuliner terutama saat menerima kunjungan rombongan pelajar maupun wisatawan.

Dengan begitu pertumbuhan ekonomi berjalan seiring. Mengenalkan batik, menghadirkan kuliner tradisional seperti olahan semanggi dan minuman jamu ke wisatawan.

“Kita senang bisa sering mengikuti pameran itu sangat membantu, sering juga batik kita dipakai para ASN (Aparatur Sipil Negara), diundang di hotel, ibaratnya kita bisa naik kelas,” tutupnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved