Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sebelum Ibu Tien Soeharto Dilahirkan Ternyata Sempat Dibawa ke Kandang Kambing: Tradisi Kuno

Putri sulung Soeharto dan Ibu Tien Soeharto, Mbak Tutut menceritakan soal kisah unik yang terjadi di keluarganya.

Editor: Torik Aqua
Tribunnews.com, TribunStyle.com
Potret Bu Tien dan Soeharto saat masih menjabat sebagai petinggi negara 

TRIBUNJATIM.COM - Putri sulung Soeharto dan Ibu Tien Soeharto, Mbak Tutut menceritakan soal kisah unik yang terjadi di keluarganya.

Salah satunya seperti yang dialami oleh ibunya yakni Ibu Tien alias Siti Hartinah.

Istri dari presiden RI kedua Soeharto itu mengalami hal yang unik sebelum dilahirkan.

Kisah itu diungkap oleh Mbak Tutut melalui akun sosial media instagram miliknya ykani @tututsoeharto tampak mengunggah sejumlah foto pada 23 Agustus 2021 lalu.

Baca juga: Kisah Pertemuan Terakhir Soeharto dan BJ Habibie Sebelum Akhirnya Tak Bertemu Hingga Akhir Hayat

Dalam unggahannya tersebut, Tutut Soeharto terlihat mengunggah sejumlah foto sang  ibunda dengan keterangan bertuliskan:

 "SEBELEUM LAHIR, IBU TIEN DIBAWA KE KANDANG KAMBING
Sahabat..... Pada tanggal 23 Agustus 1923, ibu kami dilahirkan, oleh seorang ibu, yuang bernama Siti Hatmanti dan seorang Bapak yang bernama Sumoharyomo. Sahabat, layaknya bayi akan lahir ke dunia setelah 9 bulan berada di perut ibundanya. Tapi ibu kami ini berbeda, beliau terlahir setelah 12 bulan berada di perut Eyang putri," tulis unggahan tersebut.

Diungkap oleh Tutut Soeharto jika Ibu Tien dulunya berada di dalam kandungan selama 12 bulan, lebih beberapa bulan dari usia kelahiran pada umumnya yakni 9 hingga 10 bulan.

"Karena sudah 12 bulan ibumu belum lahir juga, Eyang Putri dibawa ke kandang kambing oleh orang tua Eyang, dan kemudian dimasukan ke dalam kandang sebentar, lalu dikeluarkan dari kandang. Selanjutnya Eyang dimandikan. Kemudian berdoa, agar Gusti Allah maringi Kuasane (memberikan Kuasa Nya), agar ibumu segera lahir, slamet, sehat, komplit. Eyang belom tau, bayinya laki-laki atau perempuan saat itu," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.

Diketahui jika Ibu Tien Soeharto belum juga lahir di usia 12 bulan saat berada di kandungan.

Sehingga, oleh pihak keluarga meminta Ibu Siti Hatmanti yang saat itu tengah mengandung untuk menjalani sejumlah tradisi salah satunya adalah masuk ke dalam kandang kambing dengan tujuan dan harapan agar Ibu Tien Soeharto segera lahir.

Diungkap oleh Tutut Soeharto jika tradisi masuk ke kandang kambing merupakan tradisi kuno.

"Itu tradisi kuno ngger, karena kambing 1 tahun baru melajirkan, diyakini supaya jangan lahir lebih dari 1 tahun, dibawalah ke kandang kambing supaya cepat lahi," tulis Tutut Soeharto.

Diungkap oleh Tutut jika upaya yang dilakukan oleh neneknya tersebut rupanya berhasil.

"Alhamdulillah, karena kersaning Gusti Allah Kang Moho Agung, besoknya ibumu lahir," imbuhnya.

Sementara itu, diketahui jika Ibu Tien meninggal dunia pada 28 April tahun 1996 lalu.

Sementara itu, ada kisah unik yang dialami oleh Soeharto saat hendak melamar istrinya, Ibu Tien Soeharto.

Momen itu diceritakan kembali oleh putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut

Ia berkisah soal momen kedua orangtuanya sebelum akhirnya menikah.

Ternyata Soeharto sempat tertipu penampilan fisik dari Ibu Tien.

Baca juga: 4 Musisi Pernah Dicekal di Era Soeharto, Grup Rock Jawa Timur yang Nyanyikan Pak Tua Termasuk

Cerita ini dibagikan oleh Tutut melalui blog miliknya.

Kala itu, Tutut dan Ibu Tien sedang berkumpul bersama sambil melihat foto-foto lama.

Lalu, tiba-tiba Ibu Tien tertawa geli.

Rupanya, Ibu Tien teringat kenangan saat pertama mengenal Soeharto.

"Bapakmu itu dulu waktu dikenalkan dengan ibu pertama kalinya kecele (tertipu)," ucap Tien Soeharto yang tertulis dalam catatan Mbak Tutut, www.tututsoeharto.id yang diunggah 24 Maret 2018.

Saat pertama kali bertemu Soeharto, badan Ibu Tien kurus dan kulitnya kuning langsat seperti gading cantik khas nusantara.

Menurut Tien, hal tersebut yang membuat Soeharto jatuh cinta kepadanya.

Namun, di balik badan yang kurus dan kulit kuning itu ada penyebabnya.

Ternyata, Ibu Tien Soeharto baru saja sembuh dari sakit kuning atau sakit jaundice.

Salah satu gejala sakit tersebut adalah kulit berubah menjadi kuning.

Setelah berkenalan, Soeharto melamar Tien.

Namun, saat melamar, kondisi Tien berubah.

Ia sudah tak kurus lagi dan kulitnya menggelap karena aktif di Palang Merah.

"Ibu baru saja sembuh dari sakit kuning, kulitnya kuning, kurus, ketok menik menik, dadi bapakmu rodo kesengsem, ternyata kok sekarang ibu agak hitam. Bapakmu kecele he he he," kata Tien Soeharto sambil tertawa geli.

Meski begitu, cinta Soeharto kepada Tien tak luntur.

Pernikahan mereka tetap dilangsungkan hingga memiliki enam orang anak.

Ketika ditanya cerita itu, Soeharto tersenyum, "Iyo, tapi ibumu tetap ayu. (iya, tapi ibumu tetap ayu)."

Mendengar balasan Soeharto, Tien Soeharto tersipu malu.

Kepiluan Soeharto Ketika Tien Meninggal

Satu peristiwa yang membuat Soeharto meneteskan air mata adalah saat istrinya, Tien Soeharto meninggal dunia.

Satyanegara, dokter ahli bedah saraf yang juga anggota Tim Dokter Kepresidenan menceritakan kepiluan Soeharto ditinggal istrinya.

"Ketika itu 28 April 1996, saya mendapat kabar bahwa Ibu Tien meninggal dunia," kata Satya dalam buku Pak Harto, The Untold Stories yang dikutip dari Kompas.com.

Satyanegara pergi ke rumah duka di Jalan Cendana sekitar pukul 07.00 WIB.

Saat itu, jenazah Tien Soeharto dibaringkan di ruang tamu.

Satya menemui Presiden Rebuplik Indonesia yang ke-2 untuk mengucapkan belasungkawa.

"Pak Harto memeluk saya, kemudian berkata sangat perlahan, 'Piye to, kok ora iso ditolong...? (Bagaimana, kok tidak bisa ditolong?)'," ujar Satya yang menirukan ucapan Soeharto.

Dokter itu tidak bisa berkata-kata saat mendengar ucapan Soeharto.

Ia hanya terdiam melihat The Smilling General menangis.

Seoharto beberapa kali mengusap tetesan air matanya dengan sapu tangan.

"Saya hanya tertegun, turut merasakan dalamnya kepiluan di hati Pak Harto," ucapnya.

Setelah kepergian istrinya, Soeharto sering menghabiskan waktu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Soeharto meminta anak-anaknya untuk mengantarnya ke TMII.

Di sana, Soeharto hanya duduk terdiam sambil memegang tongkat jalannya.

Soeharto melepas rindu dan mengenang saat bersama sang istri.

"Walau bicaranya sudah tidak jelas tapi saya bisa mengerti isi perkataan beliau. Pak Harto bilang, 'Saya rindu pada Ibu dan setiap saya merindukan Ibu, Taman Mini ini yang membuat kerinduan saya terobati," kata Bambang Sutanto, mantan pimpinan TMII.

TMII memang dibangun atas gagasan Tien Soeharto.

Saat itu, Soeharto membela proyek TMII yang diprotes karena dianggap tak bermanfaat dan mubazir.

Semasa hidupnya, Tien Soeharto sering mengunjungi TMII bersama suaminya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved