Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jual Murah Rp26 Ribu Per Kilo, Pedagang Ayam Langsung Diprotes sampai Talenan Dibanting Penjual Lain

Pedagang-pedagang lainnya merasa tidak terima kehadiran kios penjual ayam yang jual murah tersebut.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/memomedsos
Penjual ayam diprotes pedagang pasar lain karena jual murah Rp26 ribu per kilo 

TRIBUNJATIM.COM - Dianggap telah menggangu harga pasar, seorang penjual ayam diprotes sesama pedagang.

Penjual ayam tersebut diprotes usai memasang harga lebih murah di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Video yang menayangkan penjual ayam diprotes sesama pedagang tersebut kini beredar viral di media sosial.

Baca juga: Kisah Penjual Balon Rela Dibayar Seikhlasnya, Malu Usahanya Bangkrut, Tak Ada Keluarga yang Tahu

Video tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @memomedsos.

Terlihat sekumpulan pedagang mendatangi salah satu kios penjual ayam berpayung merah di pinggir jalan raya.

Tertera dalam papan yang dipasang penjual, harga ayam di lapaknya yakni hanya Rp26.000 per kilogram.

Seorang pria bertopi hitam tampak tidak terima.

Ia kemudian membalikkan tatakan yang di atasnya tersimpan ayam-ayam potong.

"Juraganmu ngendi Mas? (Atasanmu di mana Mas?)" ucap seorang ibu-ibu.

Sementara penjual ayam di kios itu pun hanya bisa pasrah ketika dihampiri pedagang lain.

Pedagang lain pun meminta penjual ayam tersebut agar menghubungi atasannya untuk datang.

Akhirnya penjual ayam itupun mengambil ponselnya untuk menghubungi atasannya.

Pedagang-pedagang lainnya merasa tidak terima kehadiran kios penjual ayam tersebut karena mengganggu harga pasar.

Bahkan talenan penjual ayam tersebut sampai dibalik oleh pedagang yang emosi.

Dikutip dari Kompas.com, peristiwa tersebut terjadi beberapa pekan lalu di Jalan Raya Tajem, Denokan, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Pemilik rumah yang menyewakan halamannya untuk berjualan, Ratmi mengatakan bahwa penjual ayam yang viral tersebut sekarang sudah pindah.

"Sudah tidak jualan di sini, sudah pindah," ujar Ratmi, Jumat (4/10/2024), dilansir dari Kompas.com.

Ratmi menjelaskan bahwa peristiwa yang viral tersebut sebenarnya terjadi sekitar dua minggu lalu.

"Yang viral itu sebenarnya video udah dua mingguan yang lalu kok."

"Tapi viralnya baru kapan, saya juga tidak tahu," tuturnya.

Baca juga: Meski Usianya 80, Abah Yudin Masih Kuat Jualan Keripik Gendar Sehari Dapat Rp75 Ribu, Pengin Pensiun

Penjual ayam potong tersebut memang menyewa halaman depan rumah Ratmi dan beroperasi mulai pukul 06.00 WIB.

Menurut Ratmi, yang berjualan di lapak tersebut bukanlah pemiliknya, melainkan karyawan.

"Jualan di sini kalau enggak salah baru dapat seminggu lah. Lalu didemo beberapa pedagang," ungkap Ratmi.

Aksi protes tersebut, lanjut Ratmi, telah terjadi dua kali.

"Katanya kalau jualan murah, merusak harga pasar, alasannya seperti itu," ucapnya.

Karena terus menerus mendapatkan protes soal harga, penjual ayam potong tersebut akhirnya berpindah lokasi.

Sebelum pindah, mereka berpamitan dengan baik-baik.

"Pindahnya enggak selang lama, kayaknya setelah demo kedua."

"Terus selang seminggu mejanya diambil," ungkap Ratmi.

"Iya, pamit baik-baik, dari pihak yang sewa, lalu mengambil mejanya," tandasnya.

Sebuah video menayangkan penjual ayam diprotes sesama pedagang karena memasang harga lebih murah di Sleman, DIY, beredar viral di media sosial
Sebuah video menayangkan penjual ayam diprotes sesama pedagang karena memasang harga lebih murah di Sleman, DIY, beredar viral di media sosial (Instagram/memomedsos)

Sementara itu para petani terpaksa merugi karena harga anjlok.

Bahkan karena harga yang anjlok parah, sebagian petani memilih menyedekahkan hasil panennya di tepi jalan.

Mereka memilih melakukan hal itu ketimbang menjual hasil panennya dengan harga murah dan rugi besar-besaran.

Kondisi pertanian di Indonesia saat ini memang sedang tidak baik-baik saja.

Bagaimana tidak, harga jual kubis di sejumlah wilayah saat ini anjlok parah.

Salah satunya adalah di wilayah Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Petani bernama Slamet Sudarsono (69) dan Warti (64) pun membagikan kubis mereka secara gratis di pinggir jalan.

Mereka melakukan aktivitas tersebut di Jalan Pakis-Ngablak yang menjadi jalur alternatif Magelang menuju Salatiga.

Pasangan suami istri tersebut sengaja menaruh satu keranjang kubis di dekat Pasar Kaponan, Pakis, Sabtu (28/9/2024).

Warti bertugas membersihkan dan mengupas kubis, sedangkan Slamet memasukkannya ke keranjang.

"Sudah sejak Rabu (25/9/2024) kami taruh kubis di tepi jalan. Orang-orang bebas ambil," kata Warti.

Slamet mengatakan, harga kubis di tingkat petani cuma Rp700 per kilogram dalam empat hari terakhir.

Sebelumnya, harga sempat menyentuh Rp1.000 per kilogram dan ini masih tergolong rendah.

"Mungkin sekarang harga paling murah sejak 2021. Orang tani sedang susah," cetusnya.

Pasangan suami istri Slamet Sudarsono dan Warti menyedekahkan kubis hasil panenan mereka karena harga jualnya anjlok di Kaponan, Pakis, Magelang, Sabtu (28/9/2024).
Pasangan suami istri Slamet Sudarsono dan Warti menyedekahkan kubis hasil panenan mereka karena harga jualnya anjlok di Kaponan, Pakis, Magelang, Sabtu (28/9/2024). (KOMPAS.com/Egadia Birru)

Dari perkiraannya, ada hampir 1 ton kubis yang dia sedekahkan ke masyarakat.

Slamet mengaku, hasil panen tak sebanding dengan biaya produksi.

Untuk lahan lebih kurang satu hektar, biaya yang dia habiskan mencapai Rp4 juta.

Lain halnya dengan Agung Septian (34), petani sayuran di Dusun Kenanggan, Desa Kaponan, Pakis.

Saat ditemui Kompas.com, dia baru saja menjual 1,2 ton kubis dengan harga Rp300 per kilogram.

"Saya jual daripada buang rezeki," ungkapnya, mengutip Kompas.com.

Dia menyebut, harga jual tersebut bertahan dua bulan belakangan.

Menurutnya, turunnya harga sayuran terjadi setelah Idul Fitri atau pada April 2024.

Sebelum itu, harganya bisa mencapai Rp3.000 per kilogram.

"Kemungkinan harga rendah karena bersamaan panen raya. Musim kemarau banyak petani menanam kubis," imbuhnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved