Pilkada Jombang 2024
Akademisi Soroti Debat Pilkada Jombang, Pemaparan 2 Paslon Dinilai Kurang Menyentuh Isu Strategis
Akademi Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang sebut sebut pemaparan visi dan misi kedua pasang calon (Paslon) Pilkada Jombang normatif dan belum menu
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Akademi Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang sebut sebut pemaparan visi dan misi kedua pasang calon (Paslon) Pilkada Jombang normatif dan belum menunjukkan ruh dari Jombang yang sebenarnya.
Menurut Sosiolog sekaligus akademisi Undar Jombang Mukari, ia menilai kedua Paslon belum menampilkan wajah Jombang yang sebenarnya dalam pemaparan visi dan misi maupun program.
Dalam debat perdana Pilkada Jombang 2024 pada Sabtu (19/10/2024) yang digelar di Hotel Yusro Jombang itu, ia mengawali dengan menilai penampilan kedua Paslon saat debat publik tersebut.
Menurutnya, Paslon nomor urut 1 Mundjidah Wahab dan Sumrambah dari sisi penampilan dan penguasaan panggung bisa dikatakan unggul karena keduanya merupakan petahana.
"Menurut saya dari sisi penampilan dan subtansi, pasangan 01 lebih menguasai materi atau bisa dikatakan unggul dalam perdebatan itu. Hal itu dikarenakan Paslon 01 ini merupakan petahana. Karena itu mereka menguasai data, dan itu bagus bisa dimanfaatkan dengan baik," ucapnya saat dikonfirmasi pada Selasa (22/10/2024).
"Dari pengalaman pun, penguasaan panggungnya lebih menguasai dibandingkan Pasangan calon nomor urut 02 Warsubi dan KH Salmanudin Yazid," ujarnya melanjutkan.
Baca juga: Debat Pilkada Jombang: Beda Sudut Pandang Dua Paslon Soal Banyaknya SD Merger di Jombang
Dua Paslon Belum Menunjukkan Wajah Jombang
Meskipun begitu, ia menilai pemaparan kedua Paslon soal visi dan misi masih normatif belum menunjukkan wajah Kabupaten Jombang yang sebenarnya dan berbeda dengan kabupaten lain.
"Saya hanya mengkritisi seperti ini, jika ingin menggambarkan Jombang secara keseluruhan, kedua Paslon belum bisa menampilkan ruhnya Jombang, wajahnya Jombang, dari sisi keduanya belum menunjukkan itu," katanya.
Jika bicara soal industrialisasi, kemudian pemanfaatan sumber daya alam, menurutnya hampir semua daerah mempersoalkan hal terserah. Sehingga dari tahun ke tahun, pasti dimunculkan janji-janji politik untuk memberi bantuan sumbangan kepada petani, itu pasti ada namun menurutnya realisasinya sangat sulit.
"Dan itu selalu diulang-ulang oleh setiap Paslon yang tampil, namun sangat sulit direalisasikan di Jombang. Mengingat Jombang ini secara sumber daya alam maupun menarik investor itu memang agak berat, termasuk mengentas kemiskinan dan pengangguran belum signifikan," jelasnya.
Ia juga memberikan catatan, bahwa ruh atau wajah Kabupaten Jombang ini adalah kota dengan tempat lahirnya Nahdlatul Ulama (NU), yang merupakan representasi dari Islam moderat di dunia.
Baca juga: Kasus Kekerasan Jadi Bahasan, Mundjidah Tawarkan 2 Penanganan, Gus Salman Dorong Kesejahteraan Guru
Jombang merupakan tempat lahirnya KH Hasyim Asy'ari atau Mbah Hasyim ada KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, tokoh yang sangat moderat dan dikenal di seluruh dunia.
"Kenapa tidak di cover, bahwa Jombang merupakan episentrum peradaban Islam moderat dunia? Itu akan memberikan warna tersendiri bagi Jombang dibandingkan dengan daerah lain," tandasnya.
Ia menjelaskan, jika ingin menjual sumber daya alam, menjual industrialisasi, ia mengatakan tidak ada bedanya dengan daerah lain dan tidak menunjukkan pembeda. Kedua Paslon bahkan tidak menampilkan hal tersebut.
"Kenapa hal itu harus ditampilkan? Karena nanti bentuk programnya akan mengarah ke wisata religi. Contoh seperti Arab Saudi yang dikenal di berbagai negara bukan hanya sebagai penghasil minyak dunia, namun juga karena wisata religinya. Bicara ibadah haji, itu mampu menjadi devisa yang cukup besar," ungkapnya.
Kenapa Jombang tidak dikemas dalam bentuk peradaban Islam moderat di dunia? Menurutnya, kedua Paslon harus memiliki keberanian untuk menunjukkan wajah Jombang yang sebenarnya.
Seharusnya isu tersebut bisa dimunculkan oleh kedua Paslon. Indikator yang paling mudah dicerna adalah Jombang yang sangat minim terjadi gesekan mengatasnamakan agama, sekalipun banyak agama, maupun ormas yang moderat atau sedikit radikal. Semua ada di Jombang.
"Tapi kemudian tidak menjadi indikator terjadinya sebuah konflik yang sampai ke permukaan. Ini yang menjadi nilai lebih dari Jombang dan tidak pernah tersentuh oleh masing-masing Paslon," imbuhnya.
Kritisi Problem Pendidikan di Jombang
Mukari juga mengkritisi persoalan pendidikan di Kabupaten Jombang yang dari tahun ke tahun belum tuntas. Misalnya banyak Sekolah Dasar (SD) yang kekurangan murid dan banyaknya SD yang di merger.
"Persoalan pendidikan di Jombang ini problem dari tahun ke tahun yang belum pernah tuntas. Taruh misalnya tentang SD yang muridnya berkurang, kemudian terjadi merger, ini kan banyak hal yang menyebabkan, salah satunya bahwa selain berkurangnya penduduk. Berdirinya sekolah yang di bawah naungan swasta maupun pondok pesantren itu sangat menjamur. Itu persoalan," tukasnya melanjutkan.
Ia menyebut, dengan banyak berdirinya sekolah di bawah naungan swasta maupun pondok, masyarakat akhirnya punya banyak pilihan dan tawaran yang diberikan kepada peserta didik baru pasti beragam.
Baginya, kasus terserah merupakan persoalan. Karena akan membuat berkurangnya minat masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah negeri.
"Pemaparan kedua paslon soal pendidikan saat debat beberapa waktu lalu belum menjawab akar permasalahan dari pendidikan di Kabupaten Jombang," imbuhnya.
Singgung Tidak Ada Perguruan Tinggi di Jombang yang Bisa Jadi Ikon
Itu baru bicara soal pendidikan di tingkat dasar, belum membahas bagaimana peran Perguruan Tinggi yang bisa menjadi ikon Kabupaten Jombang.
"Wewenang pendidikan dasar dan menengah memang kabupaten, kalau untuk menengah ke atas memang provinsi. Belum lagi berbicara soal Perguruan Tinggi, meskipun ini bukan wewenangnya kabupaten. Jombang ini menjamur juga Perguruan Tinggi dan belum tersentuh sama sekali," katanya.
Ia mencontohkan, bagaimana Perguruan Tinggi di Jombang bisa menjadi ikon bagi masyarakat luar untuk berkunjung ke Kota Santri. Ia mempertanyakan, apakah ada Perguruan Tinggi di Jombang saat ini yang bisa menjadi ikon dari Jombang?
"Pendidikan Tinggi yang ada di Jombang ini akan menjadi ikon. Sekarang mana Perguruan Tinggi yang menjadi ikon Jombang? Kemudian bisa membawa Jombang semakin banyak orang yang datang?," tanyanya.
"Kita ambil contoh, misalnya di Jember. Jember dulu daerah tertinggal, tapi ketika ada Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta, pergerakan ekonominya langsung tinggi karena Perguruan Tingginya hidup," ujarnya melanjutkan pemaparannya.
Jika ingin dibandingkan, Perguruan Tinggi di Jombang menurutnya 'Hidup Segan Mati Tak Mau', dan belum mampu ada Perguruan Tinggi yang menjadi ikon Kabupaten Jombang seperti layaknya Undar di tahun 90-an.
"Undar tahun 90 itu bisa dikatakan sebagai Trisakti nya Jawa Timur. Siapa yang tidak kenal Undar saat itu. Mengembalikan Perguruan Tinggi sebagai ikon Kabupaten Jombang sebagai pendukung keberadaan Jombang belum tersentuh, bagaimana campur tangan atau sumbangsih pemerintah daerah untuk mendorong perguruan tinggi yang semakin bermutu dan berkualitas belum sampai tersentuh. Meskipun itu bukan wilayahnya, namun ada peran pemerintah daerah di sana," tandasnya.
Mukari berharap, dalam debat selanjutnya kedua Paslon bisa lebih menonjolkan wajah Jombang yang sebenarnya, agar debat bisa lebih berkualitas dan bermutu.
"Dan itu menjadi catatan dalam debat kemarin. Semoga di debat berikutnya akan lebih berkualitas. Masing-masing calon tampil dengan data-data yang akurat dan itu akan menjadi catatan dalam debat kemarin. Itu adalah jejak digital bagi masyarakat sipil, nantinya masyarakat akan menagih ketika dia menjalankan pemerintahan," pungkasnya.
Pilkada Jombang 2024
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
Universitas Darul Ulum
Debat Perdana Pilkada Jombang
| Batal 6 Februari, Pelantikan Bupati dan Wabup Jombang Terpilih Diundur ke Tanggal 20 |
|
|---|
| Pelantikan Warsubi-Gus Salman Jadi Bupati dan Wabup Jombang Simpang Siur, Ketua DPRD: Tunggu Hasil |
|
|---|
| Sah, Warsubi-Gus Salman Ditetapkan Jadi Bupati dan Wakil Bupati Jombang Terpilih Periode 2025-2030 |
|
|---|
| Warsubi Ucapkan Terimakasih Kepada Mundjidah-Sumrambah setelah Resmi Ditetapkan Jadi Bupati Jombang |
|
|---|
| Tak Ada Gugatan, Warsubi-Gus Salman Segera Ditetapkan Jadi Bupati dan Wakil Bupati Jombang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Debat-Perdana-Pilkada-Jombang-2024-di-Ballroom-Hotel-Yusro-Jombang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.