Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Kain Batik Lurik Bhumi Ngrowo Palsu Beredar, Perajin di Tulungagung Merugi, Siapkan Gugatan

Asosiasi Batik dan Wastra Tulungagung menanggung kerugian karena peredaran kain Batik Lurik Bhumi Ngrowo palsu.

Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/David Yohanes
Kain Batik Lurik Bhumi Ngrowo yang asli (kiri) lebih terang, sedangkan kain yang palsu (kanan) lebih gelap. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM,COM, TULUNGAGUNG - Asosiasi Batik dan Wastra Tulungagung menanggung kerugian karena peredaran kain Batik Lurik Bhumi Ngrowo palsu.

Kain batik khas Tulungagung ini seharusnya hanya bisa dibuat oleh anggota asosiasi dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) sebagai distributor tunggal. Namun ternyata ada kain batik yang dijual bebas di luar Dekranasda.

Asosiasi baru menjual 3.586 potong, sementara mayoritas ASN Pemkab Tulungagung yang berjumlah lebih dari 10.000 sudah mengenakan seragam kain batik ini.

Nanang Setiawan, anggota asosiasi sekaligus pencipta Batik Lurik Bhumi Ngrowo, mengaku pihaknya mengalami gagal produksi.

“Kami sudah terlanjur stok banyak malam dan kain mori. Ternyata stok yang ada di Dekranasda masih banyak,” ungkapnya.

Setiap anggota asosiasi diberi kuota menjual 650 potong baju batik ini lewat Dekranasda.

Dekranasda sekaligus menjadi penengah agar semua anggota asosiasi mendapat kuota yang adil, tanpa ada yang diistimewakan.

Dari hasil penelusuran Nanang dan kawan-kawan, ada kain dengan motif Lurik Bhumi Ngrowo palsu yang beredar.

Baca juga: Pemkab Tulungagung Kenalkan Batik Lurik Bhumi Ngrowo, Akan Jadi Salah Satu Seragam ASN

Kain Batik Lurik Bhumi Ngrowo yang asli (kiri) lebih terang, sedangkan kain yang palsu (kanan) lebih gelap.
Kain Batik Lurik Bhumi Ngrowo yang asli (kiri) lebih terang, sedangkan kain yang palsu (kanan) lebih gelap. (TRIBUNJATIM.COM/David Yohanes)

Baca juga: Tren Menggunakan Batik Di Kalangan Gen Z, Tidak Melulu Formal Bisa Juga Tampil Modis Kekinian

Jika disandingkan dengan produk asli asosiasi, batik palsu ini warnanya coklat gelap, sedangkan batik yang asli coklat keemasan.

Batik yang asli kainnya juga lebih bagus dibanding batik palsu ini.

Nanang mengidentifikasi, batik palsu diproduksi oleh pabrik kain besar dengan mesin printing rotary.

“Yang punya mesin itu hanya pabrik besar. Tulungagung sepertinya belum ada,” ungkap Nanang.

Peluncuran batik khas Tulungagung motif Lurik Bhumi Ngrowo ini bertujuan mengangkat UMKM bidang batik dan wastra.

Apalagi produksinya, baik dengan teknik print maupun cap sama-sama dikerjakan manual sehingga menyerap tenaga kerja.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved