Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tukiyem Penjual Nasi Tiwul Girang Rumahnya Diperbaiki Gratis, Selama ini Takut Roboh, Dinding Retak

Tukiyem (66), warga Desa Pagung, kawasan Gunung Wilis, Kecamatan Semen, Kediri, Jawa Timur, girang rumahnya diperbaiki.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/M AGUS FAUZUL HAKIM
Tukiyem Penjual Nasi Tiwul Girang Rumahnya Diperbaiki Gratis, Selama ini Takut Roboh, Dinding Retak 

TRIBUNJATIM.COM - Tukiyem (66), warga Desa Pagung, kawasan Gunung Wilis, Kecamatan Semen, Kediri, Jawa Timur, girang rumahnya diperbaiki.

Pasalnya, penjual nasi tiwul ini sudah bertahun-tahun tinggal di rumah tak layak huni.

Ia hidup dalam kecemasan dan ketakutan setiap saat.

Namun kini ia bisa tersenyum lega dapat perbaiki rumah dengan gratis.

Kondisi rumah  Tukiyem awalnya rusak di sana-sini.

Hal ini bukan tak mungkin akan membahayakannya.

Retakan-retakan dinding yang kian melebar seiring bertambahnya waktu, bisa roboh sewaktu-waktu.

Kondisi atap yang bocor dan kerangka yang rapuh menambah risiko bagi perempuan ini.

Namun, dia tak memiliki opsi lain.

Tempat itu adalah satu-satunya tempatnya berteduh. 

Pendapatannya sebagai penjual nasi tiwul jauh dari cukup untuk mencukupi kebutuhan makan hariannya.

Apalagi untuk membangun rumah tersebut.

Baca juga: 1,5 Tahun Kerja di Taiwan, TKW Bangga Bangun Rumah Berdinding Batu Bata, Dulu Gubuk Lantainya Tanah

“Kalau hujan dan ada angin, saya takut sekali, kalau-kalau rumah saya ini roboh. Kalau robohnya pas saya tidur, bagaimana nasib saya?” ujar Tukiyem saat ditemui di rumahnya, pada suatu hari di bulan Oktober, melansir dari Kompas.com.

Tentu, tak ada kata lain selain bahagia ketika dia tahu rumahnya masuk dalam program renovasi rumah yang diinisiasi TNI.

Bagi Tukiyem, program renovasi tersebut tidak hanya soal tersedianya rumah yang layak, tapi juga terselamatkannya jiwa dari ancaman rumah roboh.

“Sekarang saya tidak was-was lagi,” imbuh dia.

Perempuan beranak enam ini tak lupa menyampaikan apresiasinya terhadap TNI, dan berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan agar semakin banyak warga yang merasakan dampaknya.

“Semoga pak tentara semuanya sehat selalu. Rakyat banyak merasakan manfaatnya,” ungkap dia.  

Tukiyem adalah salah satu potret kondisi sejumlah rakyat yang masih hidup dengan kemiskinan.

Mereka tinggal di wilayah yang jauh dari hiruk pikuk kemajuan warga perkotaan.

Baca juga: 6 Tahun Siswi SMK Rawat Ibu Buta Seorang Diri, Andalkan Bantuan untuk Hidup, Tinggal di Rumah Gubuk

Program bernama TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) menjadi jawaban dari banyak doa Tukiyem dan warga yang senasib dengannya.

Kedua serdadu serdadu yang berpanas-panas dengan peluh bercucuran di rumah Tukiyem adalah bagian dari personel yang diturunkan untuk programitu.

Progam TMMD ke 122 oleh Komando Distrik Militer (Kodim) 0809 Kediri ini berlangsung sepanjang bulan Oktober 2024.

Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD ke 122 Letnan Kolonel (Letkol) Aris Setiawan mengatakan, program TMMD terdiri dari berbagai kegiatan.

Antara lain, kegiatan fisik dan non fisik yang sebelumnya telah dipetakan sesuai prioritas kemanfaatannya bagi Desa Pagung.

Kegiatan tersebut baik bidang ekonomi, pertanian, sosial, kebudayaan pendekatan metodenya dilakukan dalam bentuk penyuluhan, pembinaan, maupun kegiatan bersama dengan pelibatan masyarakat langsung.

Seluruh kegiatan itu berorientasi pada akselerasi percepatan pembangunan di daerah.

Tidak hanya pemerataan pembangunan fisik tetapi juga pemberdayaan manusianya.

“Dari semua kegiatan itu bertujuan utama untuk akselerasi meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal,” ujar Aris Setiawan pada Kompas.com.

Nah, pada kegiatan fisik, bentuknya terdiri dari berbagai macam kegiatan pembangunan.

Rumah Tukiyem adalah satu dari 20 rumah tidak layak huni yang menjadi sasaran renovasi.

Selain rumah, juga termasuk tempat ibadah menjadi sasaran perbaikan.

Lalu, di bidang sanitasi, ada pembangunan tiga sumur bor  untuk memenuhi kebutuhan air bersih, baik untuk kebutuhan harian warga, maupun irigasi pertanian.

Terlebih, wilayah Pagung merupakan wilayah di pegunungan yang selama ini jauh dari akses air bersih.

Sehingga, ketersediaan air bersih tentu bakal meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.

Di bidang transportasi, TNI membangun trase jalan darat sepanjang sekitar 1,5 kilometer menembus medan pegunungan.

Jalur itu untuk penghubung antar desa sekaligus juga bagian dari pengembangan jalur Selingkar Wilis.

Baca juga: Tinggal di Gubuk Reyot, Siswi SMK Sendirian Rawat Ibunya yang Buta, Bantuan dari Pemerintah Seadanya

Selingkar Wilis merupakan proyek yang tengah digaungkan Pemerintah untuk membuka seluas-luasnya konektivitas antar wilayah kabupaten terutama di Jawa bagian selatan.

Pembangunan konektivitas yang juga didukung dengan adanya Bandara Dhoho Kediri itu diperlukan untuk membuka halangan isolasi geografis demi kemajuan wilayah.

Sejalan dengan itu, kegiatan non fisik untuk pemberdayaan manusia juga menyentuh berbagai aspek kehidupan.

Di antaranya, aspek kewirausahaan, pendidikan, religi, pertanian, tanggap bencana, hingga bela negara dengan wawasan kebangsaan.

Mayoritas kegiatan non fisik itu digelar dalam bentuk pelatihan.

Dengan mendatangkan langsung para pemateri yang ahli di bidangnya masing-masing. TMMD pun digelar dalam kegiatan-kegiatan humanis, sebagai wahana mempererat hubungan emosional.

Kegiatan itu di antaranya nonton bareng wayang, pembagian sembako, panen bareng, kerja bakti lingkungan, hingga menginapnya personel TNI di rumah-rumah warga.  

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved