Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

DPRD Surabaya

Proyek Pemkot Surabaya Disorot Dewan Karena Usik Warga, Bahtiyar Rifai: Harus Dicarikan Solusi

Proyek Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk pembangunan tunnel atau terowongan pejalan kaki penghubung Terminal Intermoda Joyoboyo

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA
Reses - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Bahtiyar Rifai saat menggelar reses, menyerap aspirasi masyarakat di Kelurahan Sawunggaling, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, Jumat (1/11/2024). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Proyek Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk
pembangunan tunnel atau terowongan pejalan kaki penghubung Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS), di Kecamatan Wonokromo, jadi sorotan Wakil Ketua DPRD Surabaya Bahtiyar Rifai.

Pimpinan DPRD ini kaget saat warga di sekitar lokasi proyek mengaitkan krisis air warga kampung dengan proyek senilai Rp 31 miliar tersebut.

Sejumlah warga yang tidak jauh dari proyek terowongan bawah tanah itu mengeluh sumurnya mengering saat proyek itu hendak selesai.

Proyek tunnel TIJ-KBS dikerjakan mulai Juni 2024 dan tuntas pertengahan November 2024.

Proyek bawah tanah dibangun dengan APBD dengan panjang 160 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 3,25 meter.

"Proyek tunnel itu mengusik ketenangan warga karena tak lagi bisa mudah mendapatkan air dari sumur karena mengering. Puluhan tahun baru kali ini sumur mereka mengering. Warga mengaitkan dengan proyek terowongan TIJ-KBS," kata Bahtiyar, Minggu (3/11/2024).

Baca juga: Kolaborasi Bakal Warnai 7 Fraksi di DPRD Surabaya, Fraksi PDIP kini Diperkuat PAN

Politisi Gerindra ini menjelaskan keluhan warga Sawunggaling itu disampaikan saat dirinya menggelar reses untuk menyerap aspirasi di wilayah Wonokromo. Seluruh anggota DPRD Surabaya minggu kemarin menggelar reses di daerah pemilihan (dapil)-nya masing-masing.

Politisi kelahiran Lamongan ini juga menggelar reses yang sama di Dapil 4, yang mewakili warga Surabaya yang tinggal di Kecamatan Wonokromo, Gayungan, Jambangan, Sawahan, dan Sukomanunggal.

Mengeringnya sumur warga itu menjadi aspirasi yang dititipkan warga kepada Bahtiyar. Apalagi air adalah kebutuhan mendasar untuk keperluan sehari-hari.

"Kini kami antre untuk mendapatkan air di musala setempat," kata Tri Yulianda, warga yang wadul ke Bahtiyar.

Gelar Hearing

Ternyata tidak hanya sumur milik warga tersebut yang mengering. Beberapa sumur warga yang lain juga dalam kondisi serupa. Puluhan tahun belum pernah mengering. Baru saat ada proyek tunnel ini, sumur mereka mengering.

Kondisi ini menguatkan asumsi warga bahwa bisa jadi penyebabnya adalah proyek tersebut. Dikatakan bahwa warga sudah melaporkan ke kelurahan dan mendatangi pihak pembangunan proyek. Namun belum ada penyelesaian.

"Ini merupakan catatan penting buat pengelola proyek agar memikirkan dampak terhadap masyarakat sekitar. Harus dicari solusi terbaik agar kebutuhan air warga bisa terpenuhi kembali," kata Bahtiyar.

Baca juga: Paripurna Perdana DPRD Surabaya Usulkan 7 Fraksi, Adi Sutarwijono: Konektivitas Harus Terus Terjalin

Pimpinan Dewan ini bisa memahami situasi yang dihadapi warga. Apalagi rata-rata warga di dekat proyek TIJ-KBS adalah masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Perkampungan mereka adalah perkampungan dengan rumah kecil-kecil.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved