Debat Kedua Pilgub Jatim 2024
Reaksi Gus Hans Dipancing Lukman 'Serang' Petahana di Debat Kedua: Saya Tahu Arah Pertanyaanya
Sesi debat antar calon Wakil Gubernur Jatim pada panggung Debat Kedua Pilgub Jatim 2024, Minggu (3/11/2024) malam, juga tak kalah menarik
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Ndaru Wijayanto
Lukman mengatakan, banyaknya aplikasi pelayanan di Jawa Timur perlu disederhanakan.
"Ada 423 aplikasi di Jawa Timur, kami ingin sederhanakan menjadi 1 aplikasi yang bisa melayani masyarakat Jawa Timur. Kami ingin birokrasi digital ini berjalan dengan baik," ungkap Lukman dalam sesi tanggapan.
Perdebatan mengenai inovasi tata kelola pemerintahan ini juga turut ditanggapi oleh Emil Dardak, cawagub Jatim nomor urut 2. Bahkan, Emil yang merupakan petahana itu menyindir Lukman. "Mas Lukman telat, cek di Instagram Pemprov. Sudah dilaunching Majadigi atau Majapahit Digital. Semua layanan sudah disitu," ujar Emil.
Pernyataan Emil ini sontak membuat arena debat terdengar semakin bergemuruh. Pasangan Khofifah Indar Parawansa itu, lantas menyarankan agar pertanyaan Lukman itu disampaikan ke Kemendagri dan Kemenpan-RB.
"Insyaallah akan dijawab Jawa Timur sudah mendapatkan skor provinsi terinovatif," ucap Emil.
Risma Soroti Tak Adanya 'Cawe-cawe' Pemprov pada Wong Cilik
Calon Gubernur Jatim nomor urut tiga Tri Rismaharini menyoroti tidak adanya keberpihakan birokrasi pada persoalan rakyat kecil.
Dia mengatakan, selama blusukan banyak menemukan daerah yang mengalami kekeringan namun tak ada 'cawe-cawe' pemerintah provinsi untuk membantu.
Begitu pula pada persoalan petani terhadap ketersediaan pupuk dan harga panen yang diakali tengkulak.
"Saya banyak keliling di Jatim banyak yang kekeringan, butuh air tapi tidak ada siapapun yang datang," ungkapnya dalam gelar debat kedua Pilgub Jatim di Gran City Ballroom, Surabaya, Minggu (3/11/2024) malam.
Risma lantas mempertanyakan kehadiran birokrasi yang selama ini diklaim tanggap namun faktanya sangat berbeda.
"Petani mengeluh tidak adanya pupuk dan tidak ada siapapun yang menangani. Maka dimana kehadiran birokrasinya," sebutnya.
Melihat hal tersebut, dia mengaku miris dan telah menyiapkan beberapa solusi. Mulai dari pengintegrasian Kali Lamong sebagai air bersih dan pencegah banjir, hingga pengoptimalan Bakorwil untuk menjangkau wilayah pelosok, termasuk soal kesehatan warga.
"Penderita sakit kanker tiap bulan harus kemoterapi, harus pergi ke Surabaya tapi biayanya mahal dan tidak ada yang mendengarkan," beber mantan Wali Kota Surabaya 2 periode itu.
Ia pun berjanji, jika menjadi Gubernur akan memerhatikan hal tersebut. Seperti semboyan partainya, PDI Perjuangan, yakni menangis dan tertawa bersama rakyat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.