Berita Viral
Danang Pilu Usaha Susu Kini Menyedihkan, Cuma Bisa Beli 2000 Liter dari Peternak, Tak Kuat Bayar
Kisah miris pengusaha susu di Boyolali belakangan ini menjadi perbincangan. Satu di antaranya dialami oleh Danang Eko Saputra.
Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kisah miris pengusaha susu di Boyolali belakangan ini menjadi perbincangan.
Satu di antaranya dialami oleh Danang Eko Saputra, loper susu asal Kecamatan Sumuk.
Ia mengatakan kondisi usaha susu saat ini menyedihkan.
Banyak susu dari peternak lokal tak terserap industri pengelohan susu.
Bahkan kini Danang hanya mampu membeli susu dari peternak 2000 liter dalam sehari.
Sebab ia tak kuat membayar karena susu tak laku sehingga tidak ada pemasukan.
Danang juga terpaksa membagikan secara gratis ke warga sebanyak 500 liter.
Ia melakukan itu daripada membuang susu yang tak laku tersebut.
Danang membagikan susu sapi gratis kepada warga yang melintas di Simpang Lima, Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), pada Jumat (8/11/2024).
Danang memilih membagikan 500 liter susu sapi hasil perahan para peternak pagi tadi ketimbang membuangnya.
Pasalnya, Danang mengatakan, ratusan liter susu tersebut tidak terserap oleh industri pengolahan susu (IPS).
"Kondisi (industri) susu saat ini mengerikan, menyedihkan. Intinya tidak ada serapan dari IPS," kata Danang, dikutip dari TribunSolo.com.
Danang yang telah menjalankan bisnis susu selama 10 tahun menjelaskan, biasanya dia mengambil susu dari para peternak kemudian menyetorkan kepada koperasi unit desa (KUD).
Akan tetapi, beberapa waktu terakhir, KUD belum bisa menerima pasokan susu dari pengusaha susu sepertinya lantaran IPS membatasi penyerapan susu dari KUD.

"Sejak tiga hari ini KUD tidak menerima dulu susu dari pengusaha, dan mengambil susu dari anggotanya (peternak sapi yang tergabung dalam KUD)," ujar Danang.
Padahal, menurutnya, pasokan susu dari peternak saat ini cukup melimpah.
Karena itu, Danang berharap pemerintah turun tangan mengatasi persoalan tersebut.
Dia mengungkapkan, dalam sehari dia mampu menyerap sekitar 2.000 liter susu dari para peternak.
Danang menyatakan, dia hanya mampu membeli susu dari peternak hingga tiga hari ke depan.
Jika kondisinya tidak berubah, terpaksa dia harus menghentikan pasokan susu dari peternak.
"Karena memang tidak kuat. Kami harus bayar ke peternak, tapi kami tidak punya pemasukan," ucap Danang.
Dia pun mempersilakan para peternak untuk memasok susunya ke peloper lain yang masih bisa menerima.
"Atau peternak bisa memeras dan membuang susunya, tau tidak memeras susu sapinya," pungkasnya.
Baca juga: Tak Laku, Danang Terpaksa Bagi-bagi 500 Liter Susu Ketimbang Dibuang, Nelangsa Tidak Ada Pemasukan
Terbaru, sebanyak 50.000 liter atau 50 ton susu dibuang oleh para peternak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024).
Aksi tersebut mereka lakukan sebagai bentuk protes terhadap pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau Industri Pengolahan Susu (IPS).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, para peternak berkumpul di depan Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali dengan membawa mobil pikap berisi susu.
Susu tersebut mereka masukkan ke dalam milk can atau wadah yang digunakan untuk menampung atau mengangkut susu dan drum berbagai ukuran.
Mereka juga memasang spanduk berbagai tulisan sebagai bentuk protes mereka terhadap pembatasan kuota susu yang masuk ke IPS.
"Susu Nasipe Piye", "Pikir Peternak Sapi Perah", "Sapiku Utangan, Pak" dan berbagai tulisan protes lainnya.
Spanduk itu mereka pasang di mobil pikap yang mereka tumpangi dalam aksi.
Dalam perjalanan, beberapa peternak melakukan aksi mandi susu di atas mobil.

Aksi mandi susu peternak di atas mobil mengundang perhatian warga.
Selain dibuang, para peternak juga membagikan sekitar 1.000 liter susu secara gratis kepada masyarakat di monumen susu tumpah di Boyolali.
Dalam hitungan menit, susu itu habis diserbu warga.
Koordinator aksi, Sriyono Bonggol mengatakan, aksinya tersebut untuk mewakili para peternak sapi yang terkena dampak dari pembatasan kuota oleh IPS.
Pembatasan kuota susu yang dilakukan IPS membuat susu para peternak di wilayah Boyolali banyak yang tidak terserap pabrik. Sehingga banyak susu yang terbuang.
"Kami mewakili peternak yang jumlahnya puluhan ribu di wilayah Boyolali yang saat ini sedang menjerit karena kondisi perindustrian susu di Indonesia yang membatasi jumlah kuota masuk produk lokal kita. Akhirnya berimbas pada banyaknya susu yang menumpuk di UD maupun koperasi yang tidak terserap oleh pabrik mengakibatkan susu banyak yang terbuang," kata Sriyono dalam aksi di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu.
Menurut Sriyono, ada sebanyak 50.000 liter susu yang dibuang peternak dalam aksi protes.
"Hari ini kita membuang 50.000 liter susu. Ini sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Memang per hari di Boyolali itu ada sisa kuota 30 ton per hari," kata dia.
Baca juga: Pramono Pasrah Usaha Susu Sapi Miliknya Tutup karena Ditagih Pajak Rp670 Juta, Capek Tak Mampu
Dia menduga, pembatasan kuota susu oleh IPS dan berimbas kepada peternak susu lokal di Boyolali karena adanya kuota impor susu dari luar negeri.
Selama ini, kata Sriyono produksi susu lokal untuk kebutuhan dalam negeri baru sekitar 20 persen.
Sedangkan sisanya 80 persen kebutuhan susu dalam negeri berasal dari impor.
"Harusnya meskipun pasar sesepi apa pun produksi lokal kita terserap semua. Seandainya pemerintah maupun industri itu memang mementingkan produksi dari susu lokal kita. Itu yang melandasi kenapa terjadi aksi ini," ungkap Sriyono.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan, produksi susu di Boyolali setiap hari mencapai 140.000 liter.
Tetapi, sejak adanya pembatasan kuota dari IPS hanya 110.000 liter yang terserap.
"Dari beberapa pengepul susu total 30.000 liter yang tidak terserap. Jadi masing-masing pengepul sekian (yang tidak terserap), pengepul ini sekian. Jadi kalau dijumlah kurang lebihnya 30.000 liter susu yang tidak terserap (IPS)," kata Lusia.
Mengenai aksi protes, kata Lusia adalah hak para peternak untuk menyuarakan aspirasinya.
Pihaknya menyarankan agar susu tersebut tidak dibuang sembarang tempat. Karena dapat menimbulkan pencemaran.
"Jadi kami menyarankan untuk ini (susu) dibuangnya tidak berdampak yang lain. Kalau dibuang di sembarang nanti terjadi pencemaran," ujarnya.
Pihaknya menambahkan, akan mempertemukan para peternak dengan BUMN yang bergerak dalam bidang pangan perwakilan di Solo sebagai upaya menyelesaikan permasalahan para peternak sapi.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Hanya Antar Pesanan, Driver Ojol Umar Malah Diseret sampai Kepala Diinjak Polisi, Ibu Nangis |
![]() |
---|
Sosok-sosok Polisi di Dalam Mobil Rantis Pelindas Ojol, Salah Satunya Pegang Jabatan Tinggi |
![]() |
---|
Daftar 3 Nama Anggota DPR Paling Dicari Massa Demo, Sahroni Diduga Kabur ke Singapura |
![]() |
---|
Pengakuan Saksi Mata Lihat Rantis Brimob Ugal-ugalan sebelum Lindas Affan Driver Ojol: Enggak Peduli |
![]() |
---|
Aksi Demo Jadi Sorotan Media Internasional, Ucapan Prabowo dan Kematian Driver Ojol Affan Dibahas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.