Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

3 Hari Keliling Jual Kayu Tak Laku, Sadimin Nangis Dapat Uang usai Tubuhnya Gemetaran, Hidup Sendiri

Sosok Kakek Sadimin penjual kayu bakar keliling menarik simpati warganet. Kakek Sadimin berusia 72 tahun.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram @sayaphati
3 Hari Keliling Jual Kayu Tak Laku, Sadimin Nangis Dapat Uang usai Tubuhnya Gemetaran, Hidup Sendiri 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok Kakek Sadimin penjual kayu bakar keliling menarik simpati warganet.

Perjuangan Kakek Sadimin viral di media sosial seteleh diunggah akun Instagram @sayaphati.

Kakek Sadimin berusia 72 tahun.

Ia berjualan tanpa alas kaki.

Tubuhnya bergetar saat mengangkat dan menawarkan kayu bakar.

Tim Sayaphati bertemu Kakek Sadimin saat perjalanan pulan kondangan.

"Tak sengaja melihat kakek-kakek yang sedang duduk dipinggir jalan sambil nafasnya terengah-engah," tulis akun @sayaphati, melansir dari TribunJakarta.

Tak berselang, Kakek Sadimin mengangkat kayu bakar. Tim sayaphati lalu menemui kakek tersebut.

"Ya Allah pas beliau angkat kayunya. Tanpa alas berkeliling, kakek berjualan kayu seperti ini padahal kondisi kesehatan kakaek juga sudah tidak prima," tulis narasi video tersebut.

Akhinrya, tim sayaphati memberikan sejumlah uang kepada Kakek Sadimin.

Tangis Kakek Sadimin pun pecah. 

"Kakek nangis dan mencium uang yang beliau terima, ini momen paling epic yang bikin mimin nangis," tulis akun tersebut.

Baca juga: Keliling Jualan Kerupuk Meski Punya Tumor, Donatus Haru Mendadak Dapat Rp 2 Juta: Nggak Mau Ngemis

Akhirnya, tim sayaphati membantu Kakek Sadimin pulang ke rumah. 

Tubuh Kakek Sadimin bergetar akibat kedingingan.

"Kaian tahu ga? kakek minum pake mulut langsung karena tangan kakek enggak berhenti bergetar mungkin karena efek kedinginan," narasi video itu.

"Tapi lihat kakek selalu tawa menutupi kesedihan yang beliau rasakan," sambungnya.

Kakek Sadimin mengaku berjalan kaki berkilo meter jauhnya untuk menawarkan dagangan kayu bakar.

Harga kayu bakar yang ditawarkan yakni Rp 10 ribu per ikat.

"Sewaktu bertemu dengan kakek, kakek bercerita kalau sudah 3 hari dagangan miliknya belum ada yang laku," tulis caption instagram itu.

Kakek Sadimin tinggal seorang diri.

"Betapa sedihnya melihat keadaan kakek. Namun kakek selalu tersenyum dan selalu bersyukur dengan keadaannya," tulis caption itu.

Baca juga: Tiap Hari Rais Bocah SD Keliling Jualan Jajan Meski Tak Punya Tangan, Hanya Hidup Bersama Neneknya

Dikutip dari Tribunnews.com, sosok dibalik akun instagram @sayaphati bernama Windi.

Pria asal Palembang ini memberi nama tagline kegiatan berbaginya dengan sebutan "Project Bahagia".

Windi menceritakan bagaimana dia mendirikan komunitas berbagi ini, Kamis (19/11/2020).

"Aku udah jalanin project ini udah 4 tahun lalu di komunitas sayap hati ini. Untuk nama projectnya, aku namain baru aja dengan sebutan Project Bahagia," cerita Windi.

Pria ini menceritakan kisah dibalik ia mendirikan Sayap Hati dengan project bahagia.

"Jadi aku punya cerita, awal mulanya sepatuku sobek terus ada ibu-ibu ngasih uang aku Rp 200 ribu untuk beli sepatu baru."

"Cerita ini menyentuh banget di hidupku. Aku ingin semua orang lewat project bahagia ini bisa bikin orang ngerasa masih banyak yang peduli dan berbagi kebahagiaan buat kalian," ucapnya

Ia menceritakan Project Bahagia yang sudah berjalan selama 4 tahun ini telah mencapai sekitar 300 target.

"Sayap Hati ini kayak akun sosial aja, tapi relawan ada si di beberapa kota," ucapnya.

Windi menceritakan lebih detal tentang Sayap Hati.

"Jadi Sayap Hati ini sebuah akun sosial Instagram yang berbagi hal positif, inspirasi untuk menggerakan hati orang untuk melakukan hal baik," ucapnya.

Ia menceritakan Sayap Hati hanya dipegang oleh dirinya sendiri.

"Sayap Hati saya sendiri, tapi untuk relawan yang membantu Sayap Hati dalam menyerahkan bantuan ada. Ada di Makassar, Pontianak, Jakarta Timur," ujarnya.

Windi menceritakan Sayap Hati berawal dari Instagram, sedangkan di TikTok baru saja.

"Awalnya Instagram, kedua, TikTok justru baru, share hal yang berdampak baik, ketiga YouTube," ceritanya.

Windi juga menyampaikan perekrutan relawan Sayap Hati dilakukan secara sukarela. Namun, tetap memperhatikan keseriusan relawan dalam membantu Sayap Hati ini.

Ia menceritakan dirinya memang sejak SMP sudah suka melakukan donasi dan membantu sesama karena panggilan hatinya sendiri.

Baca juga: Tiap Hari Karmun Rela Tempuh Jalur Maut Demi Mengajari 16 Siswa di SD Pelosok, Bisa 2 Jam saat Hujan

Menurutnya, kegiatan berbagi ini kalau tidak dari panggilan hati, akan sulit bertahan.

"Karena kalau ngelakuinnya enggak dari hati karena terpaksa gitu, terus numpang tenar dari akun sosial enggak akan bertahan lama," ucap Windi tegas.

Windi menitipkan pesan bagi kaum muda lainnya untuk tetap melakukan hal yang positif.

"Jangan takut berbagi, jangan takut untuk melakukan hal baik, karena percayalah apa yang kamu lakuin setulus hati itu akan menyentuh hati seseorang," ucapnya.

Sementara itu, sebelumnya juga viral sosok kakek Usman yang berjalan kaki menawarkan jasa gali di kawasan Cimahi, Jawa Barat.

Terkuak, kakek berusia 70 tahun itu sudah seminggu tidak ada kerjaan.

Ia pun tinggal seorang diri di bangunan yang tidak terpakai bekas proyek di belakang Taman Mutiara.

Akhirnya, Kakek Usman bertemu Bripka Rizki Hikmat Setiawan, Anggota Patwal Satlantas Polres Cimahi yang sedang berpatroli.

Baca juga: 6 Tahun Reni Rawat Ayah Lumpuh Seorang Diri, Tiap Hari Keliling Jual Singkong Sambil Pikul Keranjang

Pertemuan itu menjadi viral di media sosial setelah diunggah akun instagram @bangrizky_goww dikutip TribunJakarta.com.

Video itu memperlihatkan Kakek Usman sedang berjalan kaki membawa serokan dan cangkul.

Kemudian, mobil patroli yang dikendarai Bripka Rizki melintasi jalan yang dilewati Kakek Usman.

Cuaca saat itu tengah hujan. Kakek Usman mengenakan kemeja hitam lusuh dan kaos hitam.

"Pak Usman seorang penjual jasa gali, yang sudah berusia 70 tahunan, ditengah hujan masih tetap semangat manjajakan jasa nya untuk menggali," tulis video tersebut.

"Pak hujan sok masuk sini pak kita makan dulu pak ayo, udah makan dulu," kata Bripka Rizki.

Awalnya, Kakek Usman menolak ajakan Bripka Rizki. Ia merasa tak enak menumpang mobil patroli.

Namun, Bripka Rizki tetap membujuknya.

"Ayo makan dulu," kata Bripka Rizki.

Akhirnya, Kakek Usman menerima tawaran Bripka Rizki dan makan di sebuah warung makan Padang.

"Ayo makan, ayam atau rendang," kata Bripka Rizki.

Kakek Usman lalu memilih lauk rendang. "Makasih ya," kata Kakek Usman.

Kakek Usman menyantap makanan itu dengan lahap. 

"Pak, nambah lagi ya mau pak?" tanya Bripka Rizki.

Kakek Usman mengaku sudah kenyang. Kakek Usman lalu bercerita mengenai kehidupannya.

Ia berasal dari Majalengka. Ia tinggal di Cimahi dari tahun 1991.

Sementara, istri dan anaknya tinggal di Majalengka.

Kakek Usman tinggal sendirian di Cimahi setelah rekannya bernama Ali Hasan meninggal.

Baca juga: Tiap Hari Usman Keliling Jadi Tukang Gali, Sudah Seminggu Tak Ada Kerjaan, Haru Diberi Makan Polisi

Kakek Usman sehari-hari menawarkan jasa gali antara lain menggali pondasi dan septictank.

Ia menuturkan belum ada orang yang meminta jasanya selama seminggu.

Bripka Rizki lalu bertanya bagaimana Kakek Usman sehari-hari makan.

"Dari teman-teman pinjam dulu," katanya.

"Sedih mau makan tidak bisa. Ini makan malam dan sembako," kata Bripka Rizki.

Selain itu, Bripka Rizki memberikan sejumlah uang kepada Kakek Usman. "Semoga sehat," kata Kakek Usman.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved