Pembacokan Saksi Paslon di Sampang
Penjelasan Polisi Soal Carok di Sampang Madura, Sosok Kiai yang Terlibat hingga Jumlah Tersangka
Penjelasan polisi Polda Jatim terkait carok di Sampang Madura, sosok ulama yang terlibat hingga jumlah tersangka yang ditangkap.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Polda Jatim memberikan penjelasan mengenai sosok Kiai Hamduddin dalam tragedi pembacokan terhadap pendukung sekaligus saksi dari pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sampang nomor urut 2, Slamet-Mahfudz, di Desa Ketapang Laok, Ketapang, Sampang, Jawa Timur.
Berdasarkan penjelasan kronologi yang dilansir penyidik Ditreskrimum Polda Jatim dalam konferensi pers pada Kamis (21/11/2024), percekcokan yang dialami oleh Kiai Hamduddin ditengarai menjadi pertikaian pascakunjungan figur Cabup Sampang, Slamet Junaidi di lokasi tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan, pengembangan atas penyelidikan kasus tersebut dapat ditanyakan kepada pihak Satreskrim Polres Sampang.
"Soal Kiai Hamduddin (kenapa tidak terlibat) tanya kapolres (Polres Sampang)," ujarnya saat ditanyai TribunJatim.com, seusai Konferensi Pers 100 Hari Asta Cita Satgas Khusus TPPO Polda Jatim di Gedung Bidhumas Mapolda Jatim, Jumat (22/11/2024).
Termasuk juga mengenai adanya potensi penambahan jumlah tersangka, Farman mengatakan, sejauh ini, pihaknya masih menetapkan tiga tersangka atas kasus tersebut.
Mengenai adanya potensi penambahan tersangka, mantan Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya itu mengaku, belum dapat memberikan penjelasan.
"(Soal DPO pelaku lain) Belum belum," kata mantan Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim itu.
Termasuk menyoal terkait jumlah tersangka cuma tiga orang, selama bergulirnya penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut sejauh ini.
Farman tak menampik terdapat lima orang yang terekam dalam video amatir kejadian pembacokan terhadap korban.
Namun, saat dilakukan penyelidikan secara mendalam, ternyata cuma tiga orang yang melakukan aksi pembacokan hingga berujung menewaskan korban.
"Iya (dalam video ada 5 orang). Iya (tapi saat penyelidikan terdapat 3 orang yang terbukti menyerang)," pungkasnya.
Sebelumnya, berdasarkan catatan hasil penyelidikan yang dilakukan penyidik Ditreskrimum Polda Jatim dan dilansir oleh Bidang Humas Polda Jatim, ada tiga tersangka, yakni:
1) FS, berperan membantu tersangka AR dengan cara membacok korban menggunakan celuritnya sebanyak dua kali.
Bacokan pertama mengenai bagian leher korban, dan bacokan kedua mengenai paha kanan depan korban.
2) Tersangka AR, berperan sebagai orang pertama yang menyerang dan berkelahi dengan korban.
Bahkan, ia berusaha berebut dan mempertahankan celuritnya saat bergulat dengan korban. Lalu, membacok pada bagian kepala sisi kanan korban.
Baca juga: Ini Wajah 2 Pelaku Carok di Sampang, Total 3 Pembacok Saksi Paslon Jimad Sakteh yang Ditangkap
Tersangka AR memiliki hubungan keluarga dengan tersangka MS dan FS.
3) Tersangka MS, berperan membantu tersangka AR yang sedang bergumul di tanah dan sedang mempertahankan celurit miliknya saat bergulat dengan korban.
Bahkan ia langsung membacokkan celurit miliknya sebanyak satu kali pada tubuh korban hingga melukai paha belakang kaki kanan.
Sehingga membuat korban melepaskan genggaman tangan dan dekapannya terhadap tersangka AR.
Tersangka MS merupakan sepupu dari tersangka AR.
Sementara itu, insiden pembacokan terhadap korban, ditengarai karena adanya kesalahpahaman dan termakan hasutan berita bohong.
Kubu massa dari ketiga tersangka termakan hasutan adanya isu pemukulan yang dilakukan oleh kubu dari korban tewas, Jimmy Sugito, terhadap kiai mereka, yakni Kiai Hamduddin (HN).
Padahal isu adanya pemukulan terhadap ulama tersebut, tidak pernah terjadi.
Sehingga, kubu tersangka sekonyong-konyong melakukan pengadangan dan pengeroyokan disertai pembacokan menggunakan celurit terhadap kubu Jimmy.
Luka parah di sekujur tubuh Jimmy membuatnya meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan medis di RSUD Ketapang Sampang.
Berdasarkan hasil visum dari RSUD Ketapang Sampang, korban mengalami luka bacok pada bagian kepala atas 12 cm, luka bacok pipi kanan sampai leher 21 cm.
Kemudian, luka bacok paha luar bagian kanan 15 cm, luka bacok paha luar bagian kiri enam cm, dan luka iris lengan kiri tiga cm.
Selanjutnya, luka bacok punggung bagian tengah 10 cm, luka bacok bokong kiri 12 cm, dan luka bacok jempol kiri hampir putus lima cm.
Ketiga tersangka bakal dikenakan Pasal 170 Ayat 2 ke-3e KUHP, tentang Kekerasan yang Menyebabkan Orang Meninggal Dunia. Ancamannya, pidana penjara maksimal 10 tahun.
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman menerangkan, kejadian berawal dari kunjungan Calon Bupati nomor urut 2, Slamet Junaidi ke salah satu tokoh masyarakat di desa tersebut.
Slamet Junaidi bersama beberapa anggota tim dan pendukungnya bermaksud bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Babussalam Sampang untuk bertemu salah satu pengasuhnya, yakni Kiai Mualif (MF).
Karena adanya kunjungan itu, Kiai MF meminta saksi Asrofi (ASR) salah satu santrinya untuk mengumpulkan para santri ponpes dan membuat barisan jemaah zikir guna menyambut kedatangan Slamet Junaidi.
Kedatangan Slamet Junaidi yang dianggap mendadak itu, akhirnya diketahui oleh tokoh masyarakat lain yang bermukim di desa tersebut, yakni Kiai HN atau Kiai Hamduddin.
Jalanan rombongan Slamet Junaidi menuju pondok pesantren Kiai MF itu, kebetulan melintasi depan rumah, Kiai HN.
Ternyata, kedatangan yang mendadak dari kubu Slamet Junaidi itu, menimbulkan ketidaksenangan bagi Kiai HN.
Selain karena sosok Kiai MF cuma sebatas menantu keponakan Kiai HN, yang tentunya secara usia lebih muda, Kiai HN juga menganggap, kunjungan Slamet Junaidi ke pondok pesantren itu, 'melangkahi' karena tanpa izin dari dirinya yang lebih tua.
Karena hal tersebut, kubu massa Kiai HN melakukan blokade akses jalan yang akan dilewati rombongan kendaraan Slamet Junaidi, menggunakan mobil Kijang LGX dengan posisi parkir melintang dan beberapa potongan kayu.
Tak pelak, upaya tersebut malah memicu percekcokan antara massa Kiai MF yang terdiri dari Jimmy Sugito (korban tewas), Muadi (MDI), Mat Yasid (MY), Abdussalam (AM) melawan Kubu massa Kiai HN.
Bahkan sempat terlontar perkataan dari saksi MDI dengan kalimat berbahasa Madura, "mon acarok gih degik yeh." Artinya, kalau mau carok nanti saja.
Kendati begitu, pihak kubu Slamet Junaidi memilih mencari akses jalan lain, meskipun secara jarak tempuh terbilang memutar.
Siasat tersebut, dilakukan oleh kubu Slamet Junaidi karena melihat adanya massa mulai bergerak dari arah kediaman Kiai HN menuju ke arah kendaraan rombongannya yang sedang berhenti.
Rombongan Slamet Junaidi kemudian meninggalkan lokasi tersebut melalui jalur lain. Dan berhasil melangsungkan acara silaturahmi.
Ternyata, setelah acara tersebut, terjadilah percekcokan lanjutan antara saksi ASR dari kubu Kiai MF, dengan Kiai HN.
Kubu Kiai HN merasa tersinggung atas perbuatan saksi ASR yang tetap mengumpulkan para santri untuk melaksanakan zikir bersama, tanpa izin figur kiai yang lebih sepuh, yakni dirinya.
Sempat terlontar percakapan di antara keduanya yang menandai adanya perseteruan.
"Kurang ajar, di sini kamu cuma pendatang kok mendatangkan orang. Kurang ajar," ujar Kiai HN.
"Kurang ajarnya seperti apa? Di sini cuma mampir. Salahnya di mana? Masak mau ditolak kan tidak enak," jawab saksi ASR.
Ternyata, jawaban dari saksi ASR itu dibantah lagi oleh Kiai HN.
"Diam kamu! Nanti tak tempeleng kamu," ujar Kiai HN.
"Coba kalau berani nempeleng," ujar saksi ASR pada Kiai HN.
"Dari keterangannya, kami dapat karena kan di awal itu sudah ada bahasa yang tadi saya sampaikan itu bahwa; kalau mau carok nanti saja dulu. Dan itu dianggap sebagai tantangan. Nah itu yang dianggap sebagai pemicu juga," terang Farman dalam konferensi pers di Gedung Bidhumas Mapolda Jatim, Kamis (21/11/2024).
Percekcokan dan adu mulut antara saksi ASR dengan Kiai HN itu, akhirnya dilerai oleh salah satu pengasuh lain dari ponpes tersebut, yakni Kiai Muhtar (MH).
Kiai MH dibantu korban Jimmy Sugito Putra berusaha menarik tubuh saksi ASR agar tidak terjadi perkelahian atau kontak fisik.
Bahkan, korban Jimmy Sugito berusaha melindung saksi ASR dari kejaran massa yang marah akibat percekcokan dan adu mulut dengan Kiai HN, sebelumnya.
Di tengah kemelut tersebut, mendadak berembus isu yang tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Isunya, telah terjadi pemukulan terhadap Kiai HN, sehingga hoaks tersebut membuat massa sekonyong-konyong marah dan mulai menyerang Jimmy Sugito.
Tak pelak, lanjut Farman, pecahlah peristiwa pembacokan secara beramai-ramai terhadap Jimmy Sugito Putra, yang dilakukan oleh ketiga tersangka.
Akibatnya, Jimmy Sugito mengalami luka parah hingga dibawa ke RSUD Ketapang. Namun, nyawanya tidak tertolong.
"Kejadian pemukulan itu sendiri tidak ada, hanya saja kelompok ini itu terpisah, sehingga tidak mengetahui secara pasti isu tersebut. Tapi pada saat mereka merapat mendekati Kiai Hamduddin ada omongan-omongan mulut itu seolah-olah ada pemukulan terhadap Kiai Hamduddin, makanya mereka spontan bereaksi melakukan pengejaran terhadap kelompok korban," pungkasnya.
Di sisi lain, kematian Jimmy Sugito Putra, korban pembunuhan oleh sekelompok orang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, menjadi luka bagi pihak keluarga.
Korban yang juga sebagai pendukung sekaligus saksi dari pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sampang nomor urut 2, Slamet-Mahfudz itu dikenal memiliki kepribadian yang baik dan selalu mengedepankan sopan santun.
Hal tersebut disampaikan paman korban, Abu Sidik.
Dia mengaku sangat mengenal keponakannya tersebut.
Abu Sidik mengatakan, dari kecil sampai korban berkeluarga hingga memiliki anak tidak pernah neko-neko dengan orang lain, termasuk tetangga dan warga lainnya.
"Keponakan (korban) saya ini sangat ramah, adat sopan santun ketimuran yang diterapkan oleh keponakan saya ini," ujarnya, Senin (18/11/2024).
Bahkan, dirinya sempat bertanya kepada warga lainnya di tempat tinggal korban.
Korban dinilai sangat baik dan rajin bekerja. Sebab, meskipun tengah malam, korban langsung pergi ke lokasi kerja misalkan ada panggilan.
"Pekerjaan keponakan saya, petugas PLN jadi saat ada panggilan dari atasan ke lapangan dia langsung menuju ke lokasi," terangnya.
Pihaknya mewakili keluarga meminta kepada penegak hukum untuk menangkap seluruh pelaku dan menghukumnya seadil-adilnya, karena persoalan ini telah menghilangkan nyawa orang.
"Insyaallah kalau dari keluarga tidak akan melakukan tuntutan seperti balas dendam, karena kita orang berpendidikan," tuturnya.
"Jadi kami hanya memohon kepada penegak hukum agar seluruh pelaku diamankan karena sejumlah pelaku telah terekam video dan jelas ciri-cirinya," imbuhnya.
Kiai Hamduddin
Pembacokan Saksi Paslon di Sampang
Desa Ketapang Laok
Sampang
Slamet Junaidi
Kombes Pol Farman
TribunJatim.com
berita Madura terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Running News
TribunBreakingNews
Tuntut Otak Pelaku Pembacokan Ditangkap, Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Geruduk Polres Sampang |
![]() |
---|
Hilangkan Nyawa Saksi Paslon Pilkada, Ini Ancaman Hukuman Bagi Pelaku Pembacokan di Sampang |
![]() |
---|
3 Pelaku Pembacokan Saksi Paslon di Sampang Diamankan Polda Jatim, Motif Terungkap |
![]() |
---|
Respons KPU Jatim Terkait Pembacokan yang Tewaskan Saksi Paslon Pilkada Sampang |
![]() |
---|
Ini Wajah 2 Pelaku Carok di Sampang, Total 3 Pembacok Saksi Paslon Jimad Sakteh yang Ditangkap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.