Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bim Jual Ayam Geprek Masakan Ibunya Sambil Kuliah, Boyong Dagangan Tempuh Naik Angkutan Umum

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu membawa masakan ibunya berupa ayam geprek. Harganya malah bikin salah fokus

Editor: Torik Aqua
Tangkapan layar
Sosok mahasiswa ITS yang jualan ayam geprek sambil kuliah viral di media sosial 

Biasanya bocah 12 tahun itu berjualan sore hari dan saat sekolah.

Muiz akan membuat adonan di sore hari untuk dagang sore dan pagi hari.

Diketahui ayah Muiz merantau bekerja sebagai ABK di laut Bangka.

Sang ayah pulang ke rumahnya di Garut setiap 4 bulan sekali.

Selama merantau, ayahnya pun kadang membawa uang, kadang tidak.

Demi membantu kedua orangtuanya, Muiz rela turut merawat adik-adiknya tersebut.

Bahkan Muiz juga membantu ibunya mencari nafkah dengan mencari rongsok hingga berjualan keliling di desanya.

Tak hanya itu, Muiz juga mencari air bersih untuk keluarganya.

Ia rela bolak-balik membawa air dari sebuah sumur di tengah hutan dengan berjalan kaki dan mengangkat dirigen.

Bahkan Muiz mulai mengambil air tersebut sejak pukul 5 dini hari bersama ibunya.

Meski dengan katerbatasan ekonomi, Muiz masih punya cita-cita yang ingin digapai.

Ia mengaku ingin menjadi seorang penggambar atau pelukis.

Viral di Media Sosial

Sebelumnya kisah pilu Muiz, bocah 12 tahun merawat adik-adiknya hingga membantu ibu mencari nafkah itu di Garut ini viral di media sosial.

Kisah kehidupan Muiz ini viral awalnya dibagikan akun TikTok Destry hingga akhirnya diliput konten kreator Ncep Bilal.

Ncep Bilal mengunjungi langsung ke rumah gubuk tempat Muiz dan keluarganya tinggal di Garut.

Untuk sampai ke rumah Muiz, sang konten kreator itu pun tampak harus menempuh perjalanan cukup jauh hingga masuk ke desa terpencil.

Saat sampai tiba di lokasi, tampak Ncep Bilal tampak terkejut sekaligus prihatin.

Pasalnya di gubuk kecil tinggal keluarga beranggotakan 9 orang di dalamnya, seorang ibu dan 8 orang anaknya.

Diketahui ibunya Muiz masih berusia 35 tahun, namun dikaruniai 8 orang anak.

Muiz sendiri adalah anak paling besar dari 8 bersaudara.

Tak ayal, sebagai seorang kakak, Muiz merasa bertanggung jawab menjaga dan merawat adik-adiknya tersebut.

Bahkan Muiz rela membantu ibunya mencari nafkah dengan mencari rongsokan.

Sang ibu mengaku tak menampik mengkhawatirkan kondisi Muiz.

Namun, ia hanya pasrah karena hal itu dilakukan anak pertamanya karena kondisi ekonominya yang sulit.

Sang ibu mengatakan ia sudah pernah melarang anaknya mencari rongsokan, namun Muiz tetap melakukannya.

Selain mencari rongsokan, Muiz juga berjualan keliling di desanya.

Bahkan Muiz sendiri yang membuat dagangannya cakue di rumahnya.

Setelah melihat kondisi dan mendengar kisah pilu Muiz tersebut, sang konten kreator memberikan bantuan uang untuk Muiz dan keluarga.

Bahkan sang konten kreator membantu pengumpulan donasi jika memungkinkan.

Saat mendapatkan sebuah amplop berisi uang tersebut, tampak Muiz langsung terharu.

Bocah yang berusia 12 tahun dan jadi tulang punggung keluarga itu menitikan air matanya.

 

 

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved