Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

24 Tahun Tinggal di Kolong Jalan Tol, Yohana Berharap Dipindah ke Rusun Bisa Perbaiki Kehidupannya

Yohana yang memiliki anak usia 1,5 tahun akan ditempatkan di rusun yang masih kosong.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah
Yohana, warga kampung kolong Tol Angke, Jakarta Barat, yang akan direlokasi di rusun 

TRIBUNJATIM.COM - Sejak lahir hingga usianya saat ini 24 tahun, Yohana (24) tinggal di kolong Tol Angke, Jakarta Barat.

Perempuan berambut panjang ini telah menghuni kampung kolong tol tak sendirian.

Yohana tinggal bersama sebanyak 227 kepala keluarga lainnya.

Baca juga: Aksi Demo Pelecehan Seksual Dosen Picu Pembakaran Fasum oleh OTK, Mahasiswa Unhas Diamankan Polisi

Namun sepanjang waktu tersebut, ia mengalami beberapa kali penggusuran.

Akan tetapi warga tetap berhasil mendirikan hunian lagi.

"Yang saya tahu, kolong pendek itu pernah dibongkar waktu saya umur masih berapa bulan," tutur Yohana saat ditemui di Kantor Kelurahan Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (28/11/2024).

"Kami pindah, selama lima tahun itu pindah di kolong gusuran (di depan kolong tol Angke)," imbuhnya.

Menurut dia, kepindahan ini juga berkaitan dengan penggusuran di kolong Tol Kalijodo. 

Alhasil kolong Tol Angke yang menjadi tempat tinggalnya dahulu, ikut tergusur oleh pemerintah.

"Makanya sekarang dibangun jadi RPTRA. Ketika dibangun jadi RPTRA, kami pindah di situ selama ikut tergusur," beber Yohana.

Namun hal itu tak berselang lama.

Pasalnya Yohana kala itu belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), sehingga tidak bisa tinggal di tempat tersebut.

Alhasil, ia kembali menempati kolong Tol Angke pendek yang dahulu pernah digusur.

Ia hidup selama lebih dari 10 tahun ke belakang di kolong Tol Angke yang terdapat Sekolah Pondok Domba. 

Kehidupan warga kolong tol Cawang-Pluit sempat viral karena diliput YouTuber
Kehidupan warga kolong tol Cawang-Pluit sempat viral karena diliput YouTuber (Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah)

"Sampai saya punya anak ketiga, saya di situ. Sekarang udah gusuran lagi," ujar Yohana, mengutip Warta Kota.

Yohana menyampaikan, sebelum ada relokasi ke rumah susun (rusun) yang diarahkan pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Barat, warga sempat menolak penawaran relokasi.

Pasalnya menurut ia dan warga sekitar, relokasi membuat warga hidup semakin pas-pasan lantaran biaya sewa yang tinggi.

"Pernah ditaruh di rusun waktu itu, tapi kami menolak. Kami sudah lihat, nolak karena ya ekonomi," jelas Yohana.

Baca juga: Pengendara Mobil Mengeluh Mesinnya Rusak Gegara Pakai Pertamax, Pertamina Klarifikasi Penyebab

Kali ini, warga ramai-ramai menerima, sebab penawaran biaya sewa rusun gratis selama enam bulan.

Selain itu, lanjut Yohana, para anak-anak yang sebelumnya bersekolah di Pondok Domba juga akan mendapat sekolah baru di Rusunawa Rawa Buaya.

"(Menerima) karena di situ posisinya dirapatin juga, buat tempat tinggal yang mau diusahakan rusun atau program-program lainnya gitu," jelas Yohana.

"Lalu yang punya anak sekolah di sekolah Pondok Domba, diprioritaskan di rusunawa Rawabuaya," imbuhnya.

Sementara Yohana yang memiliki anak usia 1,5 tahun, akan ditempatkan di rusun yang masih kosong, seperti Rusunawa Daan Mogot atau Tegalwaru.

Yohana berharap, apa yang disampaikan pemerintah dalam rapat bisa diwujudkan dengan baik.

Ia pun berharap, biaya sewa rusun setelah enam bulan digratiskan, akan terjangkau sesuai penghasilan yang rata-rata mereka dapatkan. 

Yohana warga kampung kolong Tol Angke, Jakarta Barat, yang akan direlokasi di rusun
Yohana warga kampung kolong Tol Angke, Jakarta Barat, yang akan direlokasi di rusun (Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah)

Sebelumnya diberitakan, kawasan kampung kolong Tol Angke, Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, bakal dikosongkan per tanggal 1 Desember 2024 mendatang.

Sebanyak 227 keluarga yang tinggal di kawasan tersebut, bakal direlokasi ke sejumlah rumah susun sewa sederhana (rusunawa) di Jakarta Barat.

Sementara area bekas tempat tinggal mereka, rencananya akan dilakukan penataan oleh pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Barat untuk dilombakan di kemudian hari.

"Info dari Pak Walikota menginginkan bahwa itu akan dilombakkan untuk semacam penataan kawasan," kata Agus saat dihubungi Warta Kota, Senin (25/11/2024).

"Jadi akan dilombakkan lomba mural dari pemerintah provinsi kalau tidak salah. Tapi yang jelas penataan," imbuhnya.

Selain itu, Agus akan mengusulkan pembuatan jogging track dan area khusus untuk masyarakat di lokasi tersebut.

Lebih lanjut, Agus menyampaikan bahwa rata-rata warga yang tinggal di kampung tersebut merupakan kelas menengah ke bawah.

Mereka bahkan tidak memiliki pekerjaan yang tetap untuk menghidupi dirinya dan keluarga.

"Ya (profesinya rata-rata) pemulung, kemudian pekerja malam, terus ya banyak lah, buruh ya mungkin ya, kerjanya juga tidak jelas juga," pungkasnya.

Baca juga: Kalah Pilkada Jakarta 2024, Dharma Pongrekun Pilih Jualan Kaus, Berpesan Soal Ucapan Prabowo

Nur Komariah (33), satu dari 550 orang warga kampung kolong Tol Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, yang akan direlokasi pemerintah setempat ke rumah susun sewa sederhana (rusunawa).

Nur yang sehari-hari bekerja sebagai penjual kopi keliling, mengaku bersyukur dengan upaya pemerintah memberikan kehidupan yang layak untuknya dan warga kampung kolong lain. 

Akan tetapi di sisi lain, Nur sedikit cemas tak bisa memenuhi biaya sewa usai enam bulan digratiskan.

Pasalnya biaya sewa rusun yang nantinya dibebankan kepada warga berkisar Rp500.000 per bulan, di luar biaya air, listrik, dan kebersihan keamanan.

"Ya kami bersyukur (direlokasi), karena kan kami penghasilannya enggak menentu, apalagi kami punya anak kecil."

"Saya juga punya anak orok harus nyusu, kami harus bisa membagi, cuma kalau masalah harga kami agak berat juga ya," kata Nur saat ditemui di Kantor Kelurahan Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (25/11/2024).

"Kamar itu Rp500.000, belum lampu, air, kebersihan, keamanan, kami enggak tahu penghasilan kami berapa," imbuhnya.

Nur Komariah (33), warga kampung kolong Angke saat mengurus administrasi relokasi di Kantor Kelurahan Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Senin (25/11/2024).
Nur Komariah (33), warga kampung kolong Angke saat mengurus administrasi relokasi di Kantor Kelurahan Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Senin (25/11/2024). (Warta Kota)

Pasalnya Nur bercerita jika dalam sehari ia hanya bisa mengumpulkan uang sekitar Rp15.000 sampai Rp50.000 saja, dari hasil berjualan kopi.

Sementara suaminya yang seorang pemulung, memiliki penghasilan yang juga tidak menentu.

"Kami tinggal berempat. Jadi kalau harga kamarnya Rp500.000, semoga ada keringanan lah."

"Soalnya kalau Rp500.000 belum lampu, belum air, nanti bisa bayar kamar, kami enggak bisa mandi, enggak bisa buang air," jelasnya.

Nur berharap ada keringanan biaya untuk warga kampung kolong yang benar-benar tidak mampu.

"Kalau bisa mah kamarnya (harga) jangan segitu lah, soalnya kan kami harus membagi keamanan, uang jajan anak. Bisa beli beras satu liter saja udah bersyukur," ungkap Nur.

"Seenggaknya Rp300.000-350.000 (harga sewa kamar) bisa lah."

"Kan saya harus kasih uang jajan anak sekolah, apalagi sekarang kakanya sudah pakai handphone belajarnya," pungkasnya.

Terkini, Nur sedang mengurus administrasi terkait relokasi ia dan keluarga ke rusunawa yang sudah ditetapkan pemerintah.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved