Berita Viral
Syamsul Ditawari Kerja Admin Malah Dipaksa Nipu Orang, Tak Pernah Dapat Gaji, Makan 1 Kali Sehari
Syamsul ditawari kerja admin malah dipaksa kerja nipu orang secara online selama dua bulan. Ia tak dapat gaji justru disekap di ruangan sempit.
Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kisah Syamsul dipaksa kerja penipuan online ini menjadi sorotan.
Ia menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar.
Dikatakan Syamsul, ia mendapat perlakuan tidak layak selama kerja paksa di Myanmar.
Syamsul merupakan warga Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sekira bulan Juni 2024, Syamsul mendapatkan tawaran pekerjaan menjadi admin crypto di Thailand.
Namun mereka dipekerjakan di Myanmar sebagai admin scammer.
Baca juga: Sosok Nuryati Mantan TKI Arab Lulus S3, Dulu Diimingi Investasi Biar Tetap Kerja: Kuliah Segalanya
“Info dari teman dijanjikan ke Thailand untuk kerja jadi admin crypto, terus kita juga enggak tahu di Myanmar, tahunya di Thailand aja,” ungkap Syamsul saat ditemui di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Kamis (5/12/2024)., dikutip dari Kompas.com.
Selama 2 bulan dipekerjakan paksa, Syamsul tidak menerima upah sepeser pun.
Ia juga mengalami perlakuan yang tidak layak.
“Enggak pernah dapat upah selama di sana, di sana itu (kurang lebih) dua bulan,” kata Syamsul.
Pada bulan September, video Syamsul bersama teman-temannya menjadi viral di media sosial.
Video tersebut berisi permohonan tolong dari mereka.

Selama dua bulan berada di Myanmar, Syamsul mengalami perlakuan yang tidak manusiawi.
Ia mengaku disekap dalam ruangan kecil dan gelap, serta mengalami kekerasan fisik.
“Ya di sana sempat disekap, kaya dipukul gitu lah, jadi kita itu kaya dikumpulin di dalam satu ruangan enggak dikasih lampu. Dikasih makan juga cuman sekali sehari,” tambahnya.
Syamsul tidak dapat memberikan banyak detail mengenai kejadian yang menimpanya, karena ia harus segera pulang.
Namun, sebelum meninggalkan Pendopo Kabupaten Sukabumi, ia menyampaikan rasa traumanya dan berharap pengalaman buruknya tidak terulang bagi orang lain.
“Trauma, pokoknya cukup lah jangan ada lagi yang kesana (jadi korban) cukup kita aja. Masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Sukabumi, setop lah jangan ke sana lagi (jadi korban TPPO),” tegas Syamsul.
Baca juga: Tak Terima Istri Nikah Lagi, TKI Ponorogo Hancurkan Rumah yang Dibangunnya, Camat: Hasil Keringatnya
Syamsul berharap pengalaman buruknya sebagai korban TPPO tidak akan menimpa orang lain.
Ia merasa lega bisa kembali ke Indonesia dan mengaku sempat tidak percaya bahwa ia dapat dipulangkan dengan selamat.
“Pertama bersyukur banget sama pemerintah telah berusaha untuk memulangkan kita semua. Seneng banget berasa mimpi,” ujar Syamsul.
Syamsul dan lima orang rekannya, yang juga merupakan warga Kabupaten Sukabumi, berhasil dipulangkan setelah menjadi korban TPPO.
Mereka tiba di tanah air pada Jumat (29/11/2024) dan mendapatkan pemulihan serta pendampingan dari pemerintah Indonesia sebelum akhirnya bertolak ke Sukabumi dan bertemu keluarga pada Kamis (5/12/2024).
Kini, Syamsul berharap dapat menemukan pekerjaan yang lebih baik di tanah air.
Baca juga: Habis Rp 105 Juta dari Hasil Jual Rumah, TKI Trenggalek Malah Tinggal di Tenda Bareng Kandang Hewan
Sebelumnya nasib serupa pernah dialami oleh Suhendri Ardiansyah (27).
Hendri pernah disekap di Myanmar setelah dibujuk akan menjadi TKI di Thailand.
Warga Pesanggrahan, Jakarta Selatan itu semula dibujuk akan menjadi pejerka di Thailand dengan bayaran besar.
Namun, impian pria yang disapa Hendri itu pupus malah disiksa dan disekap.
Peristiwa itu diungkap oleh sepupu Hendri bernama Daniel (39), saat ditemui pada Jumat (9/8/2024).
Apabila Hendri ingin dibebaskan, orang tuanya mesti menebus uang senilai ratusan juta.
"Pelaku minta tebusan USD 30.000, kalau dihitung rupiah kurang lebih Rp500 juta," ujar Daniel.
Kejadian ini berawal saat Hendri diajak bekerja oleh rekannya bernama Risky sebagai staf di sebuah perusahaan di Thailand.
Baca juga: Sosok Nurlela TKI yang Disekap dan Disiksa, 4 Tahun Kerja di Arab Saudi, Para Pelaku Sudah Ditangkap
Hendri bahkan diiming-imingi gaji besar, yaitu USD 10.000 atau senilai Rp159 juta per bulan.
Ia lantas berangkat ke Bangkok, Thailand dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada 11 Juli 2024 sekira pukul 12.35 WIB.
Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 16.05 waktu setempat, korban akhirnya tiba di Bangkok.
"Tapi keluarga tidak tahu perusahaan itu di bidang apa. Diiming-imingi gaji lumayan besar lah," katanya.
"Sampai akhirnya berangkat ke sana. Nominalnya USD 10.000 plus fasilitas ditanggung, makan, minum, semua ditanggung," sambung Daniel.
Usai tiba di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, korban lalu dijemput dengan mobil.
Ada enam orang di dalam mobil itu, yakni Risky, Hendri serta empat warga negara asing (WNA) asal India.
Hendri kemudian dipisahkan dengan Risky ketika di tengah perjalanan.
"Dia (Hendri) mikirnya mau dibawa ke Maesot, ternyata 8 jam perjalanan enggak sampai-sampai," tutur dia.
"Tiba-tiba sudah ada di Myanmar yang berbentuk seperti rumah susun gitu," lanjutnya.
Kondisi rumah susun itu, disebut Daniel, kotor dan tak layak huni.
Korban di sana lalu dilakukan penyekapan dan penyiksaan.
Tebusan diminta pelaku ke keluarga Hendri supaya korban dapat dibebaskan.
Pelaku diduga Daniel merupakan warga negara asing (WNA) asal Malaysia.
Hal itu diketahui dari gaya bicara pelaku dengan bahasa Melayu.
"Hendri makanya enggak bisa ngomong panjang lebar, enggak bisa ngomong macam-macam," kata Daniel.
"Karena bahasanya kan hampir sama. Jadi cuman minta tolong, minta maaf, dia tujuannya mau minta duit USD 30.000," sambung dia.
Penyiksaan dialami Hendri saat disekap, mulai dari dipukul dengan stik golf dan baseball.
Tak hanya itu, Hendri kerap tak diberi makan dan bahkan disuruh minum air hujan.
"Ya dia disiksa, sampai namanya dipukul pakai stik golf, stik baseball," ucapnya.
"Enggak dikasih makan, enggak dikasih minum, kalau hujan minumnya air hujan," lanjut Daniel.
Ia berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), BP2MI, hingga pihak kepolisian dapat membantu kepulangan Hendri.
"Harapan kami dari keluarga, Hendri kembali ke Indonesia," kata dia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Syamsul
penipuan online
Tindak Pidana Perdagangan Orang
Myanmar
admin
crypto
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
Harta Ahmad Sahroni yang Dijarah Warga Imbas Ucapan 'Tolol', ada Jam Richard Mille Rp 11,7 Miliar |
![]() |
---|
Ahmad Sahroni Diduga Kabur ke Singapura saat Demo, Ferry Irwandi: Pengecut Bermental Culun |
![]() |
---|
Puan Maharani Minta Maaf, Janji DPR Berbenah usai Tragedi Affan Driver Ojol Dilindas Rantis |
![]() |
---|
Polisi Sebut Aksi Demo sudah Anarkis, Presiden Prabowo Perintahkan Kapolri untuk Bertindak Tegas |
![]() |
---|
Rantis yang Lindas Driver Ojol Affan Punya Titik Buta dan Langgar Prosedur, Berbahaya di Kerumunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.