Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pengakuan Ibu George Sugama soal Masa Lalu Anak, Kini Munculkan Isu Kelainan: Sejak Umur 2 Tahun

Berikut pengakuan ibu George Sugama Halim soal kelakuan anaknya di masa lalu, isu soal kelainan jiwa dan temperamental pun kini muncul.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jakarta
Pengakuan ibu George Sugama Halim tentang perilaku anaknya yang tak biasa, isu soal keterbelakangan mental mulai muncul 

TRIBUNJATIM.COM - Pengakuan terbaru diungkap oleh ibu George Sugama Halim, istri pemilik toko roti Lindayes di Jakarta.

Ibu George Sugama Halim mengungkapkan bahwa anaknya punya kebiasaan aneh sejak usia dua tahun.

Hal itu terkait temperamennya.

George Sugama Halim tak hanya berlaku brutal kepada Dwi Ayu Darmawati (19), karyawan toko roti milik ayahnya.

Terungkap bila George Sugama Halim juga pernah berlaku kasar kepada ibunya Linda Pantjawati, serta adiknya sendiri.

Dwi Ayu Darmawati (19), karyawati toko roti di kawasan Cakung, bukan satu-satunya korban kebrutalan anak pemilik toko roti tersebut, George Sugama Halim

Bahkan, ibu dan adik kandungnya sendiri juga menjadi korbannya. 

Menurut ibu George, Linda Pantjawati, anaknya itu memang sosok yang temperamental. 

Ketika sedang marah, emosinya meledak-ledak sampai tak bisa terkontrol. 

Tangan Linda pernah patah akibat terkena amukan George. 

Baca juga: Anak Bos Toko Roti Ternyata Tak Lulus SD, Adik Ungkap Kakak Arogan, Pernah Polisikan 12 Tahun Lalu

"Dia pernah berantem sama adiknya. Saya juga punya tangan patah. Karena kalau dia marah bisa lepas kontrol," katanya seperti dikutip dari Intens Investigasi yang tayang di Youtube pada Rabu (18/12/2024). 

Kendati demikian, Linda memakluminya karena ia menilai sebenarnya anaknya baik. 

 Ia meyakini bahwa George memiliki kekurangan mental. 

"Dari kecil memang ada kelainan, jadi dia memang lamban untuk jalan, lamban untuk bicara, terus sekolah juga lamban. Dibawa ke psikiater sejak umur dua tahun," ujar Linda. 

Ternyata anak bos toko roti aniaya karyawan yang viral di media sosial tak lulus SD. Fakta ini diungkap oleh adik kandungnya bernama Andre.
Ternyata anak bos toko roti aniaya karyawan yang viral di media sosial tak lulus SD. Fakta ini diungkap oleh adik kandungnya bernama Andre. (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)

Akibat ulah anaknya yang memantik amarah publik, ibu George Sugama Halim, Linda Pantjawati kini menjadi sasaran teror nomor misterius. 

Linda mengaku diintimidasi setiap hari oleh orang tak dikenal.

Ia pun menunjukkan salah satu bukti chat yang bernada intimidatif terhadap dirinya kepada awak media pada Selasa (18/12/2024).

"Ini satu contoh, setiap hari, setiap detik, setiap jam saya diteror, ditelepon lalu dimaki-maki. Saya enggak kenal orang itu," ujar Linda seperti dikutip dari Intens Investigasi yang tayang di Youtube pada Rabu (18/12/2024). 

Padahal, pihak George telah menyerahkan pelaku kepada polisi dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan.

Linda berharap agar kasus ini tidak melebar kemana-mana dan tidak ada lagi upaya intimidasi terhadapnya ataupun keluarganya. 

"Kami sudah serahkan (George) ke pihak berwajib. Jadi, tolong saya minta kepada netizen jangan menghakimi sepihak, konfirmasi dulu kebenaran apapun itu bijaklah dalam berkata-kata," ujarnya. 

Linda Pantjawati ibu dari George Sugama Halim
Linda Pantjawati ibu dari George Sugama Halim (Instagram)

Sementara itu, korban penganiayaan Dwi Ayu Darmawati (19) membantah George memiliki keterbatasan dan dalam kesehariannya normal.

"Dia normal kok, orang sering meeting sama orang. Pertemuan juga sama orang," katanya seperti dikutip dari Youtube Uya Kuya yang tayang pada Selasa (17/12/2024). 

Bahkan, kata Dwi, George menjabat sebagai kepala toko di cabang Kelapa Gading.

"Di Cakung dia posisinya anak bos tapi dia megang cabang di Kelapa Gading," pungkasnya. 

Korban Dwi Ayu mengatakan aksi penganiayaan yang dilakukan George sudah berulang kali.

Hal ini yang membuat dirinya tidak tahan hingga melapor ke pihak kepolisian.

Dwi Ayu pun mengungkap bila George sempat menyatakan dirinya tidak bisa diseret ke penjara.

"Sebelum kejadian ini saya pernah dilempar meja, tapi tidak mengenai saya dan saya dikatain babu dan orang miskin, dia merendahkan saya dan keluarga saya. Dia juga sempat ngomong 'orang miskin kaya lu nggak bakal bisa masukin gua ke penjara gua kebal hukum'," kata Dwi Ayu saat dihubungi, Minggu (15/12/2024).

Lalu, aksi penganiayaan itu mencapai puncaknya pada Kamis (17/10/2024) lalu.

Kala itu, pelaku meminta korban untuk mengantarkan pesanan makanannya.

Namun permintaan itu ditolak oleh Dwi Ayu karena tengah bekerja.

Baca juga: Terjawab Siapa Bekingan Anak Bos Toko Roti di TNI AD, Ciri Kasus yang Cepat Ditangani Polisi Terkuak

Toko Roti Lindayes memunculkan isu George Sugama Halim memiliki keterbelakangan mental saat kasus penganiayaan anak bos itu viral.

Melalui akun instagram @lindayespatisserieandcoffee yang dikutip TribunJakarta.com, toko kue itu menyebut Goerge tidak hanya menganiaya pegawai Lindayes tetapi juga adik dan ibunya.

Akun tersebut menulis bahwa George Sugama Halim merupakan anak pemilik namun memiliki keterbelakangan mental kecerdasan IQ dan EQ yang sudah pernah di tes.

Seperti diketahui, George adalah anak bos toko kue Lindayes yang menganiaya dan menghina pegawainya bernama Dwi Ayu Darmawati.

George Sugama Halim saat dipolisikan oleh korban yang adalah seorang pegawai toko sang ibu.
George Sugama Halim saat dipolisikan oleh korban yang adalah seorang pegawai toko sang ibu. (Tribunnews.com)

Kemarin Dwi Ayu Darmawati bersama pengacaranya berbicara mengenai kasusnya di hadapan Komisi III DPR RI di gedung parlemen Jakarta.

Dalam rapat itu, Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman langsung bisa membaca terkait isu yang muncul bahwa George Sugama Halim mengidap gangguan mental.

Habiburokhman meminta agar hal tersebut tidak menjadi alasan pemaaf terhadap George yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Terlebih, merujuk pasal 44 KUHP, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bisa saja lepas dari hukum karena diangap tidak bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Ibu George Sugama Halim menangis diteror orang tak dikenal imbas kelakuan anaknya yang aniaya karyawan toko roti miliknya.
Ibu George Sugama Halim menangis diteror orang tak dikenal imbas kelakuan anaknya yang aniaya karyawan toko roti miliknya. (Kolase Tribun Jakarta dan Tribun Bengkulu)

"Jadi begini pak Kapolres, jangan sampai itu nanti diarahkan menjadi alasan pemaaf ketidaknormalan dia dalam konteks kemanusiaan memang begitu tega," kata Habiburokhman, Selasa (17/12/2024).

Menurutnya tindakan George melempar patung, kursi, mesin EDC, dan loyang kue hingga Dwi mengalami pendarahan di kepala dan memar di sekujur tubuh sudah terlampau tega.

Komisi III DPR RI juga meyakini bahwa secara hukum George yang dijerat Pasal 351 ayat 1, dan atau Pasal 351 ayat 2 KUHP dapat mempertanggungjawabkan secara hukum.

"Melempar perempuan dengan alat-alat sebesar itu. Memang enggak masuk nalar, tapi dalam konteks hukum saya sangat yakin orang ini bisa bertanggungjawab secara hukum," ujarnya.

Habiburokhman juga meminta Kombes Nicolas Ary Lilipaly agar selama masa penahanan terhadap George di Mapolres Metro Jakarta Timur tidak ada perlakuan khusus diberikan.

Baca juga: Sebulan Digaji Rp10 Juta, Andi Ibrahim Kepala Perpus UIN Makassar Nekat Cetak Uang Palsu di Kampus

Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Timur menyatakan belum dapat memastikan kabar bahwa George Sugama Halim benar mengalami gangguan psikologis atau tidak sebagaimana kabar beredar.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan pihaknya perlu melakukan pemeriksaan medis melibatkan ahli terkait untuk memastikan kondisi psikologis George.

"Yang beredar di masyarakat itu, kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan terkait dengan psikologis daripada tersangka ini. Yang menentukan adalah ahli," kata Nicolas.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved