Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Suruh Anak Jualan Telur Puyuh Rp2500, Ayah Cuma Mantau sambil Rokokan, Ibu-ibu Kasihan sampai Nangis

Ayah sang bocah disebut hanya memantau anaknya jualan telur puyuh dari kejauhan sambil merokok.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/najib_spbu
Bocah kelas 1 SD disuruh jualan telur puyuh, ayah memantau sambil rokokan 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah bocah kelas 1 SD bernama Farhan di Surabaya yang dipaksa orang tua jualan telur puyuh di jalanan, belakangan jadi sorotan.

Ya, ayah Farhan disebut hanya memantau anaknya jualan telur puyuh dari kejauhan sambil merokok.

Kisah Farhan pertama kali diunggah kreator konten Najib di akun Instagram pribadinya @najib_spbu. 

Perjuangan Farhan ini membuat kreator konten Najib merasa iba.

Baca juga: Emosi Inang-inang Meledak Gegara Ban Bus Pecah Tak Ada Serepnya, Sopir Ikut Ketinggalan saat Sarapan

Ia murka hingga melaporkan kejadian ini ke Dinas Sosial Pemerintah Kota Surabaya.

"Anak tidak bisa memilih dari rahim mana dia akan akan lahir, jika Allah titipkan amanah itu maka jagalah dengan baik," tulis Najib di Instagram.

Dalam video unggahan Najib, mulanya terlihat seorang anak laki-laki turun dari sepeda motor yang dikendarai sosok pria.

Tepatnya di Jalan Jetis Kulon, Surabaya Selatan (belakang Royal Plaza).

Anak kecil tersebut membawa keranjang besar berisi telur puyuh siap makan untuk dijual.

Setelah diikuti Najib, ternyata anak tersebut bernama Farhan.

Anak laki-laki tersebut ternyata sudah dikenalnya.

Dalam video tersebut, Najib mengaku pernah bertemu, bahkan membantu Farhan.

Saat itu Farhan menjadi pemulung di daerah Ngagel, Surabaya.

Farhan mengaku pada Najib baru bisa pulang ke rumah jika dagangannya habis.

Farhan bocah SD dipaksa jualan telur puyuh.
Farhan bocah SD dipaksa jualan telur puyuh. (via Tribun Cirebon)

"SAYA MELIHAT ADEK INI DITURUNKAN DARI SEPEDA MOTOR KEMUDIAN DIBERI KERANJANG DISELENDANGKAN KE LEHERNYA.

DITINGGAL GITU AJA, ADEKNYA DISURUH JUALAN SEDANGKAN DIA MANTAU DARI JAUH

TERKADANG SAYAN MIKIR "KENAPA ORANG SEPERTI INI GAMPANG BANGET DIBERI KETURUNAN, SEDANGKAN DILUAR SANA BANYAK YG BENAR-BENAR MENGINGINKAN KETURUNAN NAMUN BELUM ALLAH KASIH"

SETELAH MENDEKAT SAYA KOK GAK ASING DENGAN WAJAH ADEK INI YA.

INI DEK FARHAN DI TH 2023 SILAM KETEMU DI DAERAH NGAGEL.

TERLIHAT DARI RAUT WAJAHNYA BAHWA KONDISINYA SEDANG DALAM TEKANAN

UDAH NAHAN BANGET BUAT GAK NGASIH UANG LEBIH TAPI GIMANA YA..

PALING GAK BISA LIHAT BEGINI KALI INI JANGAN DICONTOH YA

SEDANGKAN BAPAKNYA DENGAN SANTAINYA MANTAU DARI JAUH SAMBIL NGUDUD.

SABAR YA DEK FARHAN, KARENA SESUNGGUHNYA PERTOLONGAN DAN HIDAYAH ALLAH ITU NYATA," tulis Najib di videonya tersebut, melansir Tribun Cirebon.

Baca juga: Ibu-ibu Penjual Balon Nangis Ditampar Pesaing, Dianggap Jualnya Terlalu Murah: Saya Sakit Hati

"SETELAH MENDEKAT SAYA KOK GAK ASING DENGAN WAJAH ADEK INI YA.

INI DEK FARHAN DI TH 2023 SILAM KETEMU DI DAERAH NGAGEL.

TERLIHAT DARI RAUT WAJAHNYA BAHWA KONDISINYA SEDANG DALAM TEKANAN

UDAH NAHAN BANGET BUAT GAK NGASIH UANG LEBIH TAPI GIMANA YA..

PALING GAK BISA LIHAT BEGINI KALI INI JANGAN DICONTOH YA

SEDANGKAN BAPAKNYA DENGAN SANTAINYA MANTAU DARI JAUH SAMBIL NGUDUD.

SABAR YA DEK FARHAN, KARENA SESUNGGUHNYA PERTOLONGAN DAN HIDAYAH ALLAH ITU NYATA," tulis Najib di videonya tersebut.

Seorang bocah SD dipaksa orangtua jualan telur puyuh di jalanan. Mirisnya, sang ayah hanya memantau dari kejauhan sambil merokok.
Seorang bocah kelas 1 SD dipaksa orang tua jualan telur puyuh di jalanan, mirisnya, sang ayah hanya memantau dari kejauhan sambil merokok (Instagram/najib_spbu)

Najib sempat bertanya pada Farhan tentang keberadaan ibu, ayah, kakak dan adiknya.

Farhan mengaku, bahwa ibunya juga berjualan telur puyuh seperti dirinya.

Sementara sang ayah menunggunya berjualan.

Farhan menjual satu bungkus telur puyuh dengan harga Rp2.500.

Saat Farhan menawarkan jualannya, sejumlah ibu-ibu pun merasa iba.

"Kasihan, anak Ngagel ini, kecil sudah belajar gini (berjualan)," kata salah seorang ibu-ibu sambil menunjuk dagangam Farhan.

Sementara ibu-ibu lainnya mencari tahu keberadaan orang tua Farhan.

"Kelas 1 SD, besar ya. Ke sininya naik apa kamu, jalan? Diantar?" tanya ibu-ibu penjual nasi pecel.

Karena iba, ibu penjual nasi pecel tersebut memberikan Farhan sejumlah uang tunai.

"Jualan di sana aja, masuk ke gang terus muter-muter gitu aja, kasihan. Sampai nangis," kata seorang ibu-ibu sambil menyeka air mata.

Baca juga: Karyawan Curi Uang Toko Kue Rp11 Juta, Malah Ancam Laporkan Seleb TikTok ke Polisi: Saya Pusing Bu

Najib yang melihat hal itu, mengaku sebenarnya tindakan memberikan uang cuma-cuma pada Farhan bukan hal yang bisa dibenarkan.

"Note: tindakan ibu ini kurang bener ya karena dg demikian berarti misi bapaknya berhasil & akan menjadi habbit kedepannya.

Tapi kita juga tidak bisa men judge ibu tsb karena itu respon spontan naluri seorang ibu ketika menemui kondisi serupa," tulis Najib.

Video unggahan Najib memancing respons publik.

Banyak yang merasa kecewa dengan orang tua Farhan.

Bahkan ada yang ingin melaporkan orang tua Farhan, karena dianggap melakukan eksploitasi pada anak.

"Bisa gak sih lapor ke dinas sosial? Eksploitasi anak ini namanya," tulis akun @j****.

Najib mengaku, ia sudah melaporkan hal itu, namun belum ada tindak lanjut.

"Sudah saya dm ga ada tindak lanjut," balas Najib.

"miris y. Ayahnya ada motor knp ga gojek. Anaknya sekolah. Otaknya dah kelainan y bgini... ko tega," tulis akun @a****.

Kasus lainnya, ibu kandung dari empat anak yatim hidup terlantar di Serang, Banten, akhirnya buka suara setelah viral.

Empat anak yatim tersebut tinggal di Desa Kadu Beureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten.

Mereka bernama Dewi (11), Imas (9) Asep (7) dan Aulia (4).

Keempat anak yatim tersebut mengaku ditinggalkan setelah ibunya menikah lagi.

Kini, setelah kisah mereka viral, sang ibu dari keempat anak yatim ini buka suara.

Dia mengatakan bahwa pemberitaan yang ada tak semuanya benar.

Santi Sumyati (49) ibu dari empat anak yatim di Kampung Cadas Ngerong, Desa Kadu Beureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten
Santi Sumyati (49) ibu dari empat anak yatim di Kampung Cadas Ngerong, Desa Kadu Beureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten (TribunBanten.com/Engkos Kosasih)

"Yang viral itu enggak semuanya benar, yang benar itu kadang saya tidur di sana, kadang di sini," kata ibu empat anak yatim, Santi Sumyati (49).

"Anak anak katanya kalau malam kelaparan, enggak pernah itu. Karena saya selalu mengutamakan untuk makan anak-anak," katanya, mengutip Tribun Banten.

Santi menjelaskan, alasan mereka tak ikut tidur bersama dirinya di rumah suaminya di Kampung Ranji, Desa Pancanegara, Kecamatan Pabuaran, karena mereka tidak mau.

"Kalau saya pulang ke sini mau tidur, kata anak saya yang bernama Dewi, 'Mama enggak usah tidur di sini, biarin aja'."

"Katanya, 'Yang penting mah aku dikirim uang sama makanannya di sini pun enggak apa-apa', katanya gitu," beber Santi.

Santi mengaku tak merasa meninggalkan anak-anaknya karena selama ini dia sering pulang pergi ke rumahnya dan rumah suaminya.

"Enggak selamanya ditinggalin, saya kan ke sana, ke sini juga."

"Suami juga suka tidur di sini, tapi saya enggak tega melihat suami saya tergeletak di situ, sempit," katanya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved