Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Guru Viral Terjang Sungai karena Jembatan Putus Demi Ngajar di Sekolah, Ngaku Tak Ada Pilihan

Kisah guru terjang sungai demi ngajar di sekolah viral di media sosial. Ia terpaksa karena jembatan yang biasa dilewati putus.

Tribun Bogor via Tribun Bengkulu
Guru terjang sungai demi ngajar di sekolah. 

Para korban hanya mengalami luka ringan.

Jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Panyandungan dengan Sukaresmi, Desa Girimukti, Kecamatan Campaka ini mengalami kerusakan akibat kawat sling putus, Kamis (9/1/2024) petang.

Baca juga: Akhir Nasib Guru Supriyani Dulu Dijanjikan Menteri Lolos PPPK, Kini Tak Seperti yang Diharapkan

Lainnya, tengah viral di media sosial video para murid dan guru SD angkati barang di sekolah pada Sabtu (4/1/2025).

Peristiwa ini rupanya terjadi di SD Negeri 2 Wajo, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Rupanya sekolah itu kini bermasalah dengan ahli waris pemilik tanah.

Di mana sebagian lahan sekolah kini digugat ahli waris tanah.

Para murid dan guru pun harus mengosongkan sebagian ruangan di sekolah karena gugatan tersebut.

“Jadi hari ini tepatnya tanggal 3 Januari 2025, sekolah kami sedang dalam keadaan suam. Mungkin bagi orang ini lebai tapi menurutku, saya pribadi betul-betul sangat bersedih karena di tahun 2025 ini sekolah kami berkasus kembali dan tidak ada titik temu antara penggugat dan pemerintah,” kata suara wanita yang diduga ibu guru dalam video tersebut, melansir dari Kompas.com.

Dalam video berdurasi sekitar 1 menit 44 detik ini terlihat puluhan anak-anak ramai-ramai mengangkat lemari sekolah.

Selain itu, terlihat guru-guru sedang sibuk mengeluarkan buku pelajaran dari dalam lemari sekolah dan diangkat oleh para siswa.

Baca juga: Guru ASN Resah Dimintai Korwil Rp150 Ribu untuk Urus Surat Tunjangan, Sudah Nego Harga Tapi Ditolak

Kepala SDN 2 Wajo, Salfina, saat ditemui Kompas.com, Sabtu (4/1/2025), mengatakan, hari ini sudah hari ketiga ia bersama dengan siswanya mengangkat beberapa meja dari ruang guru.

Salfina mengatakan, pada minggu lalu, pihak Dinas Pendidikan menyampaikan akan menutup sebagian ruang kelas karena pemerintah kalah dalam perkara gugatan dengan ahli waris pemilik tanah.

“Supaya tidak mengganggu proses belajar-mengajar, jadi kami antisipasi dengan mengangkat-mengangkat barang,” tuturnya.

Ia menjelaskan, sebagian lahan di sekolahnya yang digugat adalah lahan ruangan kepala sekolah, ruangan guru, dan empat ruang kelas.

Tersisa enam kelas yang tidak masuk dalam gugatan ahli waris, sehingga pihaknya harus memaksimalkan enam kelas itu untuk kegiatan belajar-mengajar.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved