Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Anak Guru yang Hukum Siswa Belajar di Lantai Labrak Wali Murid, Tak Terima Ibunya Diviralkan

Kasus siswa SD dihukum guru belajar di lantai karena nunggak SPP Rp180 ribu viral di media sosial. Kini kasus tersebut berbuntut panjang.

via Tribun Bengkulu
Anak guru yang hukum siswa belajar di lantai melabrak wali murid. 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus siswa SD dihukum guru belajar di lantai karena nunggak SPP Rp180 ribu viral di media sosial.

Kini kasus tersebut berbuntut panjang, pasalnya anak guru tak terima ibunya menjadi viral.

Si anak guru lantas melabrak wali murid tersebut.

Video yang merekam aksi percekcokan mereka beredar luas hingga menjadi perbincangan.

Satu di antara yang mengunggah ialah akun Instagram @medsoszone pada Sabtu (11/1/2025).

"Soal siswa SD belajar di lantai gegara tunggak SPP, anak oknum guru tak terima cekcok dengan ibu siswa yang dihukum. Lokasi: Medan," tulis akun tersebut.

Baca juga: 5 Fakta Siswa SD Dihukum Duduk di Lantai Gegara Nunggak SPP, Malu Ogah Sekolah, Kepsek Buka Suara

Dalam video tersebut, terlihat seorang wanita yang diduga anak oknum guru tersebut melabrak ibu siswa yang dihukum duduk di lantai.

Sepertinya, anak oknum guru tersebut tidak terima ibunya diviralkan dan ingin meminta penjelasan langsung kepada ibu siswa.

"Silahkan bu jelaskan?" kata anak oknum guru tersebut, dikutip dari Tribun Bengkulu.

Anak oknum tersebut sempat dilarang untuk melabrak ibu siswa, namun tetap bersikeras ingin meminta penjelasan.

"Maaf bu, saya tidak bisa. Silahkan jelaskan, ibu ini cuap-cuap," katanya.

Tindakan anak tersebut mendapatkan reaksi keras dari ibu siswa yang mengatakan bahwa permasalahan tersebut sudah selesai.

"Ini kan sudah selesai, tapi kalau mau minta bukti boleh," ujarnya.

"Ini VN (voice note)-nya, dari hari Selasa saya sudah bilang untuk minta waktu ya. Bukan tidak minta waktu."

Anak guru yang hukum siswa belajar di lantai melabrak wali murid.
Anak guru yang hukum siswa belajar di lantai melabrak wali murid. (ISTIMEWA via Tribun Bengkulu)

Mendengarkan penjelasan tersebut, anak oknum guru tersebut sepertinya tidak terima.

"Bukan masalah minta waktu, kau ini lucu," katanya.

Cekcok tersebut malah berujung ibu siswa tersebut malah berbalik ngamuk dan menghardik anak oknum guru tersebut.

Kejadian tersebut akhirnya ditengahi oleh sejumlah warga dan petugas kepolisian.

Diketahui seorang siswa kelas IV SD swasta di Kota Medan, Sumatera Utara inisial MA, dihukum belajar di lantai oleh gurunya karena menunggak bayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) selama tiga bulan.

Ia disuruh duduk di lantai keramik di hadapan rekannya sejak 6-8 Januari dari pagi sampai jam belajar selesai.

Videonya pun beredar luas hingga viral di media sosial.

Menyikapi apa yang terjadi terhadap anaknya, Kamelia (38) tak kuasa membendung air matanya.

Kamelia mengatakan hukuman itu sudah dijalani anaknya selama dua hari. 

Kata dia, rentang waktu hukuman terjadi dari 6 hingga 7 Januari 2025. 

Baca juga: Sekolah Minta Siswa SMA Bayari Makan Siang Guru Rp 2,6 Juta Setahun, Orang Tua Protes: Tidak Mampu

MA duduk di lantai dari pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB. 

"Dari Senin (6/1/2025), anak saya disuruh duduk di lantai dari pagi sampai jam 13.00," ujar Kamelia saat diwawancarai di rumahnya di Jalan Brigjen Katamso, Medan, Jumat (10/1/2025).

Kamelia mengakui anaknya menunggak uang SPP selama 3 bulan dengan total biaya Rp 180 ribu. 

Kata dia, salah satu penyebab tunggakan tersebut adalah karena dana Program Indonesia Pintar (PIP) di tahun akhir 2024 belum cair. 

Sementara itu, dia tidak memiliki uang untuk membayar.

Kamelia memang tidak memiliki pekerjaan tetap.

Ia merupakan relawan di Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) aktif membantu mendampingi seorang pasien yang kesulitan dalam administrasi.

Sedangkan suaminya, bekerja sebagai kuli bangunan yang merantau.

Ia mengungkap kenapa dirinya belum membayar biaya sekolah anaknya yaitu karena dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) sebesar Rp 450 ribu belum cair.

Selama ini, uang sekolah anaknya dibayar menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Siswa SD ini dihukum duduk di lantai selama pelajaran sebab belum membayar SPP.
Siswa SD ini dihukum duduk di lantai selama pelajaran sebab belum membayar SPP. (Istimewa)

"Pokoknya, enam bulan dibiayai pakai dana bos, 6 bulan bayar dari Juli sampai Desember. Kalau cair, 450.000 itu saya habiskan untuk biaya sekolah, gak pernah saya ambil," katanya.

Dia mengatakan awalnya anaknya juga tidak boleh mengikuti ujian akhir semester saat duduk di bangku kelas III SD, namun dia telah meminta kompensasi waktu pembayaran kepada kepala sekolah dan anaknya diizinkan mengikuti ujian. 

Namun, anaknya tidak mendapatkan rapor.

Kemudian Kamelia berencana menebus uang sekolah anaknya pada Rabu (8/1/2025). 

Dia ingin menjual handphone-nya terlebih dahulu untuk tambahan membayar uang sekolah.

Sebelum dia pergi ke sekolah, dia sempat mendengar cerita anaknya yang malu datang ke sekolah karena dihukum belajar di lantai oleh gurunya. 

"Malu, loh Mak, ke sekolah. Kenapa malu? (Saya) disuruh duduk di semen, gara-gara belum ambil rapot lah, sejak Senin sampai Selasa," ujar Kamelia menirukan ucapan anaknya. 

Kala itu Kamelia tidak langsung percaya, sehingga pada Rabu (8/1/2025) dia langsung datang ke sekolah.

"Begitu sampai gerbang sekolah, kawan-kawan anak saya ngejar saya, sambil bilang, 'Ambillah rapotnya, Bu, kasihan kali (korban) duduk di semen kayak pengemis.' Di situ saya sempat nangis gitu kan, ya Allah, kok kayak gini kali," ujar Kamelia.

Lalu saat tiba di ruang kelas, Kamelia melihat anaknya duduk di lantai sementara teman-teman yang lain duduk di kursi. 

"Saya bilang ke anak saya, 'Kejam kali guru mu, nak.' Baru datang wali kelasnya dan langsung bilang, 'Peraturannya kalau belum bayar tidak dibenarkan sekolah,'" ujar Kamelia menirukan ucapan wali murid anaknya. 

Kata Kamelia, wali murid menyuruh anaknya duduk di lantai karena sang anak tidak mau disuruh pulang. 

"'Anak ibu sudah saya suruh pulang tetapi dia tidak mau pulang.' Jadi dia tidak boleh belajar? Kata saya, terus saya bilang, 'Dulu saya sekolah tapi tidak gini juga caranya, dihukum kayak gini,'" ujar Kamelia menceritakan perdebatan dengan wali murid anaknya. 

Selanjutnya, tidak berselang lama, kepala sekolah SD tersebut hadir dan menengahi.

Kamelia lalu bertanya kepada kepala sekolah tersebut apakah aturan itu diberlakukan oleh sekolah. 

"Saya tidak tahu," kata Kamelia menirukan ucapan kepala sekolah.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved