Berita Viral
35 Tahun Mbah Ahmad Jual Mainan di Sekolah, Sehari Bisa Dapat Rp50 Ribu, Bersyukur Tak Jadi Pengemis
Inilah kisah Mbah Ahmad, penjual mainan yang sudah berdagang selama 35 tahun.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah Mbah Ahmad, penjual mainan yang sudah berdagang selama 35 tahun.
Kakek 70 tahun ini berjualan di trotoar sebuah sekolah dasar negeri di Banyuwangi, Jawa Timur.
Ia biasa di sebelah sepeda tuanya yang telah dipenuhi karat namun masih cukup kuat untuk menopang gerobak berisi mainan yang dijajakannya kepada anak-anak maupun orang tua murid yang tengah menjemput buah hati mereka.
“Dibeli, dibeli,” ucapnya lirih, masih kalah dengan suara kendaraan yang lewat silih berganti.
Ayah 5 anak itu menawarkan mainan-mainan yang cukup terjangkau untuk saku anak-anak sekolah dasar, yaitu berkisar Rp 2.000 hingga Rp 10.000.
Ada berbagai jenis mainan yang ditawarkan, mulai dari slime, boneka mini, penggaris gelang, mobil-mobilan, pistol mainan, hingga mainan edukasi puzzle rubik.
Menariknya, terdapat pula sebuah mainan tradisional tembak bambu yang dijual Rp 2.000 di antara mainan-mainan yang dijajakan pria yang telah berjualan selama 35 tahun itu.
“Dulu saya jualannya mainan-mainan (tradisional) begini tapi lama-lama kurang laku karena banyak yang milih mainan zaman sekarang,” urainya, melansir dari Kompas.com.
Namun karena kesukaannya pada mainan masa kecilnya, dia berupaya untuk tetap menyelipkan mainan tradisional untuk dikenalkan kepada anak-anak sehingga permainan turun temurun tak hilang ditelan waktu.
“Sekarang cuma bawa sedikit-sedikit, biar anak-anak tahu,” ujarnya.
Baca juga: Kakek Harun Penjual Mainan Menangis Diberi Bidan Uang Banyak, Tak Mau Menerima: Saya Hindarin
Tak hanya tembak bambu, Ahmad menyesuaikan dengan mainan yang ada di pasar saat dia beli grosir di pasar. Terkadang layang-layang, kelereng, ketapel, hingga bekel.
“Musiman, yang saya bawa yang ada dari pasar,” tuturnya.
Dari penghasilannya menjual mainan, Ahmad bisa membawa pulang keuntungan bersih Rp 35.000 hingga Rp 50.000 per hari.
Berangkat dari rumahnya di Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi pukul 6 pagi, hingga selesai berjualan di jam terakhir kelas pukul 2 siang.
“Rata-rata Rp 35-50 ribu. Buat makan sehari-hari, kalau lebih buat modal kulakan lagi,” katanya.
Telah berjualan puluhan tahun, Ahmad mengaku tak pernah mengalami kejadian yang merugikan, namun biasanya kala hujan, dia harus rela tak berjualan sebab tak ada tempat untuk berteduh.
“Kalau hujan terpaksa pulang dulu, jadinya bawa uangnya lebih sedikit,” tuturnya.
Baca juga: Sosok Kakek Partono Penjual Mainan Jadul Tanpa Alas Kaki, Belum Makan Lantaran Jualannya Belum Laku
Di era gempuran modernisasi, Ahmad mengaku tak khawatir jualannya tak ada yang beli, karena ia percaya konsep rezeki yang telah diajarkan agamanya.
“Yang penting sudah jualan, tidak minta-minta, nanti pasti ada saja rezekinya,” yakinnya.
Sementara itu, salah satu siswa sekolah dasar tempat Ahmad berjualan mengaku sering membeli mainan di Ahmad karena harganya yang murah sehingga ia bisa membeli mainan dari uang saku yang diberikan orangtuanya.
Farel juga membeli tembak bambu Ahmad dan mengaku tertarik dengan mainan tersebut karena mainan tradisional itu terasa asing baginya tapi tetap tampak menarik untuk dimainkan.
“Belum pernah lihat, pas dicoba seru,” ujar siswa berusia 8 tahun itu.
Sebelumnya, kisah kakek Partono penjual mainan lainnya juga viral di media sosial.
Pria berusia 80 tahun itu setiap harinya menjajakan jualannya.
Namun barang dagangannya itu kerap tidak laku karena berkurangnya peminat.
Bahkan, di tengah keramaian pun dagangan kakek Partono tidak ada yang membeli.
Kisah kakek Partono viral di media sosial setelah dibagikan akun Instagram @sayaphati beberap waktu lalu.
"Untuk kakek penjual mainan jadul, namanya kakek Partono usianya 80th berjualan mainan jadul setiap harinya. Mainan yg kakek jual sudah jarang di minati, hingga tidak laku satupun meski di keramaian," tulis unggahan akun Instagram @sayaphati, dikutip TribunJabar.id ( grup TribunJatim.com ), Sabtu (24/8/2024).
Pengunggah mengaku sempat bertemu dengan kakek Partono sore hari.
Saat ditemui, kakek Partono mengaku belum makan lantaran jualannya belum laku.
Apalagi ia keliling berjualan tanpa alas kaki.
"Saat bertemu kakek jam 3 sore tp kakek belum makan krn jualannya belum laku kakeknya juga berjualan tanpa alas kaki," sambungnya.
Baca juga: Putus Sekolah, Nurdin Tak Malu Jualan Cobek Demi Bantu Ibu, Sebulan Dapat Rp200 Ribu: Nabung
Dalam video yang diunggah terlihat kakek Partono tengah duduk di trotoar depan pasar.
Suasana pasar itu itu terlihat ramai pengunjung.
Namun, tidak ada satupun yang menghampiri jualan kakek Partono.
Terlihat mainan bambu tradisional yang dijual kakek Partono.
Kakek Partono menyebut menjual mainan tradisional itu seharga Rp 10.000.
"Gangsing Rp 10.000," kata kakek Partono.
Di video terbaru yang diunggah pada Jumat (23/8/2024) pengunggah menyebut kembali bertemu dengan kakek Partono.
Kakek Partono terlihat mangkal di tempat sebelumnya.
Mainan tradisional yang dijualnya pun terlihat berbeda jenis.
Kali ini sangat senang karena jualannya ada yang membeli.
"Bersyukur hari ini dagangan simbah sudah laku 4 biji," tulis pengunggah.
Baca juga: Suruh Anak Jualan Telur Puyuh Rp2500, Ayah Cuma Mantau sambil Rokokan, Ibu-ibu Kasihan sampai Nangis
Namun kembali terlihat kakek Partono masih berjualan tanpa alas kaki.
Hal itu lantaran ia pernah sakit telapak kaki dari kecil.
"Simbah tidak pernah pakai alas kaki karena simbah dari kecil pernah sakit telapak kaki nya," lanjutnya.
Kakek Partono terlihat ramah dan selalu senyum saat melayani pembeli.
Bahkan, ketika ditanya oleh perekam video kakek Partono pun tidak pernah melepas senyumnya.
Perekam video mengatakan bahwa Kakek Partono adalah target sayap hati untuk diberikan donasi.
"Ini target sayap hati nanti kita beri kejutan," ujar pria perekam video tersebu
Ada pun belum diketahui tempat kakek Partono berjualan tersebut.
Kakek Partono berbincang dengan perekam menggunakan bahasa Jawa.
Baca juga: Ibu-ibu Penjual Balon Nangis Ditampar Pesaing, Dianggap Jualnya Terlalu Murah: Saya Sakit Hati
Unggahan itu pun langsung menuai beragam reaksi dari warganet.
@sio***.
Kebanyakan yg jual mainan kaya gini mbah2 sepuh2 rumahnya gunung kidul an... Sehat selalu ya mbah dilancarkan rejekinya
@rra***.
Jaman dulu saya seneng bgt kalo dibeliin mainan ini, lucu dan unik, ada aroma khas nya. Sehat sehat bapak, semoga selalu diberkahi allah & dijauhkan dari orang jahat, rezekinya diluaskan dan selalu sehat
@sak***.
MashaAllah semoga laris manis ya mbah, mgkn ini jalan Tuhan buat nolong abah buah dari kesabaran selama ini
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Satpol PP Heran ada Siswa SMP Tak Bisa Baca Hingga Murid Kelas 12 Perkalian 3x4 Dijawab Gak Tahu |
![]() |
---|
Jangan Asal Pakai Nama ini di Indonesia, Negara Lain juga Terapkan Larangan Khusus |
![]() |
---|
Sosok Gus Yaqut, Menteri Agama Era Jokowi Dilarang KPK ke Luar Negeri Terkait Kasus Kuota Haji |
![]() |
---|
Niat Apel Temui Anjeli, Calon Mertua Malah Ngamuk Aniaya Reza Hingga Korban Kabur |
![]() |
---|
Sosok Bripda Farhan Hilang saat Akad Nikah, Keberadaannya Dilacak Brimob, Calon Istri: Selesai Kita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.